Kanal

5 Kriminal Sadis Bikin Miris Sepanjang 2023


Sejumlah kasus kriminal sepanjang tahun 2023 sempat membuat gempar pemberitaan nasional.

Aksi kriminalitas yang jadi sorotan, mulai korbannya puluhan, ada juga karena caranya terlalu sadis hingga membuat orang miris.

Bahkan ada kasus penganiayaan sadis yang dilakukan tanpa rasa penyesalan sampai kasusnya belum selesai sampai saat ini.

Aksi kriminal sadis cukup banyak terjadi sepanjang 2023, hal ini menjadi perhatian kriminolog tentang kondisi sosial masyarakat Indonesia secara umum yang sedang tidak baik-baik saja.

1.Serial Killer Wowon Cs

Awal tahun 2023 dibuka dengan kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon Cs.

Wowon Eriawan alias Aki (60), Solihin alias Duloh (63), dan MDS alias Dede (35), berkomplot melakukan serangkaian pembunuhan terhadap sembilan orang.

Awalnya, polisi mengungkap pembunuhan satu keluarga di sebuah kontrakan di Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (12/1/2023).

Saat itu, satu keluarga masing-masing AM (40), AR (23), MR (17), ditemukan tewas diracun setelah polisi menemukan kandungan zat pestisida pada sisa makanan, muntahan, kotoran, tubuh korban, hingga sisa bakaran sampah di halaman belakang lokasi kejadian.

Lima hari berselang, Wowon dan Solihin ditangkap di Kampung Babakan Mande, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dede yang selamat dari peristiwa keracunan di Bekasi, ikut ditetapkan sebagai tersangka.

Setelah melakukan penyidikan, total korban pembunuhan Wowon cs bertambah jadi sembilan orang. Enam korban tercatat pernah menjadi TKW, sebagian besar dari mereka memiliki hubungan kedekatan dengan Wowon, yakni sebagai istri, mertua, hingga anak tiri.

post-cover

Pembunuhan dengan racun, dilakukan Wowon cs sebagai jalan terakhir setelah modus penipuannya hampir terbongkar.

Modusnya, komplotan Wowon mendekati para perempuan mantan TKW dengan iming-iming dapat memberikan kesejahteraan, kesuksesan, serta kekayaan melalui kemampuan supranatural dengan berpura-pura menjadi dukun pengganda uang.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Hariyadi menjelaskan, para pelaku menipu dengan membuat korbannya menemui Wowon. Pria itu lalu menunjukkan trik menggandakan sejumlah uang tunai di dalam amplop. Untuk meyakinkan korbannya, Wowon juga menunjukkan mobil dan rumah mewah yang tentunya milik orang lain.

Tercatat ada 11 perempuan pekerja migran Indonesia yang menjadi korban penipuan komplotan Wowon. Dari 11 korban yang tercatat, dua tewas setelah menagih uang kepada Wowon.

Para korban yang menagih uangnya, akan diajak melakukan ritual yang berujung pada pembunuhan dengan dicekik, diracun, atau diminta menceburkan diri di laut.

Pada awal November 2023, pengadilan menjatuhkan vonis penjara seumur hidup kepada Wowon cs.

2. Dukun Pengganda Uang Bunuh Orang

Sekilas, tak ada tampang kriminal dari wajah Slamet Tohari (46), warga Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Namun dibaliknya, ada 12 nyawa yang tewas di tangan Mbah Slamet, sebutannya, dengan cara diracun menggunakan potasium.

Mirip dengan serial killer Wowon cs, Mbah Slamet terkenal karena klaimnya bisa menggandakan uang. Ia mempromosikan “keahliannya” itu lewat media sosial Facebook dengan bantuan Budi Santoso (33).

Aksi pembunuhan Mbah Slamet terbongkar setelah polisi menyelidiki pesan singkat seorang korban Paryanto (53) kepada anaknya yang isinya kira-kira “Kalau bapak tidak pulang, bapak di tempat Mbah Slamet”.

Polisi kemudian mendatangi Mbah Slamet di kediamannya. Setelah didesak, Slamet mengaku membunuh Paryanto, kemudian jasadnya dikubur di kebun singkong miliknya yang letaknya jauh dari permukiman warga. Sekitar 2 kilometer dari rumah warga, dan 31 kilometer dari pusat kota Banjarnegara.

Namun tak hanya menemukan jasad Paryanto, polisi dibuat kaget setelah melihat ada 12 jasad yang terkubur rapi di kebun singkong Mbah Slamet.

Polisi sampai dibantu relawan untuk melakukan penggalian dan evakuasi terhadap 12 jasad korban pembunuhan Mbah Slamet.

Motif pembunuhan yang dilakukan Mbah Slamet juga mirip dengan Wowon, terdesak dengan teriakan korban yang menagih uang hasil penggandaan.

post-cover

Para korban yang terus menagih uangnya, berakhir dibunuh dengan cara diracun lewat minuman yang dicampur potas. Korban diberi serbuk obat yang mengandung zat beracun itu dalam ritual yang dijalankan sang dukun.

Potas berupa serbuk, sedangkan clonidine berwujud pil. Keduanya digunakan Slamet ketika melancarkan aksi kejinya lewat sebuah ritual yang dilakukan di kebun dekat lokasi penguburan korban.

“Jadi, sebelum korban itu dikasih minuman (potasium) sianida, dia (korban) dites pakai clonidine. Kalau mengantuk, berarti ritualnya gagal. Kalau tidak mengantuk, baru dikasih (potasium) sianida. Itu dari hasil penyidikan,” kata Kapolda Jawa Tengah Irjen pol Ahmad Luthfi dalam jumpa pers, Kamis (6/4/2023).

Kandungan racun itu dibuktikan setelah pemeriksaan toksikologi pada sejumlah organ vital Paryanto. Hasil uji laboratorium menunjukkan organ-organ, seperti lambung, ginjal, paru-paru, otak besar dan kecil, hati, cairan darah, hingga cairan rongga mulut, dinyatakan positif mengandung potasium sianida.

Para korban dijanjikan penggandaan uang hingga Rp6 miliar setelah menyetor Rp50 juta.”Begitu ditagih, kepepet, diundang ke rumahnya, kemudian dikasih minuman dengan janji apabila Anda kuat, nanti uangnya akan digandakan. Padahal, begitu minum, dia lemas, lalu dikubur,” tuturnya.

“Sudah tidak tega sama sekali. Sudahlah, intinya saya menerima menjalani hukuman. Intinya yang sudah, sudah, enggak akan berulang lagi,” begitu kata Slamet Tohari di depan wartawan.

Slamet Tohari terancam hukuman mati setelah didakwa dengan empat pasal berlapis tentang penipuan sampai pembunuhan berencana.

3. Mutilasi Ecky di Bekasi

Kasus ini berawal dari penemuan polisi atas dua boks kontainer di sebuah rumah kontrakan di Tambun Selatan, Bekasi, akhir tahun 2022.

Di dalamnya, terdapat dua potongan tubuh manusia yang mengering, tanpa identitas. Polisi sempat kesulitan mengungkap kasusnya karena potongan tubuh tersebut sudah mengering karena sudah 3 tahun disimpan di dalam kontrakan.

Angela Hindriati Wahyuningsih (54) merupakan korban yang ditemukan di rumah kontrakan. Polisi kemudian bergerak menyelidiki dengan siapa saja korban berhubungan.

Dari rekaman CCTV dan keterangan saksi, nama M Ecky Listiantho (34) paling dicurigai. Antara Angela dan Ecky, juga diketahui punya hubungan dekat meski Ecky sudah berkeluarga.

post-cover

Akhirnya polisi menetapkan Ecky sebagai tersangka pembunuhan-mutilasi terhadap Angela, motifnya, asmara dan harta.

“Antara lain menguasai apartemen milik korban, dan menguras ATM milik korban. Selain itu, MEL juga menggadaikan sertifikat rumah lain milik korban Angela,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes pol Hengki Haryadi dalam keterangannya, Kamis (19/1/2023).

Angela membeli unit apartemen seluas 90 meter persegi di Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Juni 2019. Namun, selang sebulan kemudian, kepemilikan apartemen itu berpindah ke tangan Ecky.

Saat diperiksa, Ecky mengaku Angela pernah meminta untuk segera dinikahi. Namun, karena Ecky sudah menikah, ia kesal sehingga merencanakan pembunuhan.

Pengadilan Negeri Cikarang akhirnya menjatuhkan vonis seumur hidup kepada Ecky atas kejahatannya.

4. Emosi Tinggi Bunuh Anak Sendiri

Penemuan empat mayat anak-anak membuat geger warga Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Rabu (6/12/2023) sore.

Empat anak masing-masing berinisial V (6), S (4), A (3) dan A (1), ditemukan tewas berjejer di dalam kamar rumah kontrakan di Gang Roman RT 04 RW 03, Jagakarsa. Ayah korban, Panca (41), ditemukan terluka di bagian tangan, serta pisau yang tertancap ditubuhnya.

Dugaan pembunuhan menguat setelah polisi menemukan tulisan di TKP. Tulisan berwarna merah darah itu, terbaca “Puas Bunda Tx For All”.

Setelah menjalani perawatan dan dinyatakan sembuh, Panca ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.

Pria pengangguran itu tega menghabisi nyawa keempat darah dagingnya sendiri lantaran emosi karena cemburu terhadap sang istri.

Istri Panca juga sudah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang menjalani perawatan di RSUD Pasar Minggu.

“Untuk saat ini saya menyesal dengan perbuatan saya. Sangat menyesal sebenarnya, kenapa saya masih hidup. Saya ingin ikut dengan anak-anak,” kata Panca saat dihadirkan dalam rilis kepolisian sebelum ditahan.

Keempat anaknya, dibunuh dengan cara dibekap satu persatu. Panca sebenarnya ingin segera mengakhiri hidupnya pasca membunuh anak-anaknya.”Tapi ternyata saya masih dikasih kehidupan (setelah) lima kali percobaan (bunuh diri),” ungkapnya sambil tertunduk.

Panca membunuh keempat anaknya pada Minggu (3/12/2023). Namun, pembunuhan itu baru terungkap pada Rabu (6/12/2023) sore, saat warga mencium bau busuk yang menyengat.

post-cover

Kepolisian menyiapkan sejumlah pasal untuk menjerat Panca (41) yang tega membunuh empat anaknya.

Setidaknya ada tiga pasal yang disiapkan penyidik Polres Metro Jakarta Selatan untuk Panca yang gagal bunuh diri usai tega menghabisi keempat buah hatinya.

“Kami mempersangkakan dengan sejumlah undang-undang yang pertama adalah pasal 44 undang-undang KDRT,” kata Wakasat Reskrim Polres Metro Jaksel Kompol Henrikus Yossi kepada wartawan, Senin (11/12/2023).

Pasal KDRT ini diterapkan setelah Panca tega menganiaya istrinya berinisial D beberapa hari sebelum membunuh keempat anaknya.

“Kemudian Pasal 80 Undang-Undang Perlindungan Anak dan selanjutnya kami juga mempersangkakan tersangka dengan pasal 340 KUHP yakni pembunuhan berencana,” jelasnya.

Panca terancam pidana penjara seumur hidup hingga hukuman mati.

Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel mencermati kondisi mental yang mungkin dialami pelaku.

Reza juga menyoroti pentingnya respon cepat aparat dalam menindaklanjuti laporan korban tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Jika saja laporan istri Panca soal KDRT cepat ditangani dengan cara menangkap terduga pelaku KDRT, tentu tidak ada kekerasan lanjutan Panca terhadap keempat anaknya.

“Tapi memang tidak mudah dalam praktiknya. Misal di Amerika Serikat, laporan tentang KDRT masuk setiap 3 menit. Di Australia, 2 menit. Di Indonesia, saya tak punya datanya,” kata Reza kepada Inilah.com.

Menurutnya, masyarakat menganggap KDRT sebagai masalah domestik yang tabu untuk diikutcampuri.

“Saya tidak bermaksud mendramatisasi. Tapi sebagaimana yang saya sering kemukakan belakangan ini, saya waswas kita sedang berhadapan dengan tanda-tanda suicide epidemic,” ungkapnya.

Panca juga mencoba bunuh diri, tapi gagal. Ia menyebut dengan asumsi ini merupakan satu kasus yang menandai suicide epidemic, dan bertalian dengan KDRT, sehingga tidak cukup lagi penyikapan kasus per kasus. Butuh program berskala luas untuk mengatasi KDRT dan bunuh diri.

“Perlakuan punitive berupa pemenjaraan, misalnya, tidak serta-merta mujarab. Dalam kasus KDRT dua seleb belum lama ini, yang berujung penjara bagi suami, saya mengusulkan ada perlakuan selektif berupa wajib rehabilitasi bagi pelaku. Antara lain anger management, drug intoxification,” tandasnya.

5. Guru SD Sekeluarga Tewas “Tercekik” Utang

Satu keluarga terdiri dari suami-istri dan anak di Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, ditemukan tewas di dalam rumahnya.

Korban tewas atas nama Wahab (38)-Sulikha (35), pasangan suami istri, serta, ARE (13), anak kandung kedua pasutri tersebut. Sementara satu anak korban lainnya berinisial AKE (12) masih hidup.

AKE selamat karena saat kejadian, dia sengaja dipisahkan oleh kedua orang tuanya di kamar berbeda.

Sebelum tewas menenggak cairan obat nyamuk, Wahab menuliskan pesan untuk sang putri yang selamat. Wahab sendiri tewas setelah melukai dirinya sendiri dengan pisau.

Menggunakan spidol hitam, ditulis di sebuah kaca meja rias.”Kakak Jaga Diri. Papa, Mama, Adik pergi dulu. Nurut Uti, Kung, Tante dan Om. Belajar yang Baik.Uang Papa Mama untuk pemakaman jadi satu love you kakak – Papa,” begitu tulisannya.

post-cover

Setelah melakukan serangkaian penyelidikan, polisi menyimpulkan motif Wahab sang guru SD itu mengakhiri hidup bersama istri dan satu anaknya lantaran tercekik utang.

Dari pemeriksaan saksi, Wahab pernah meminta tolong untuk meminjam sejumlah uang.

Sepekan sebelum peristiwa bunuh diri tersebut, Wahab sempat menyampaikan kepada sejumlah saksi bahwa ia tidak bisa mengembalikan uang yang dipinjamnya.

Polisi belum mengetahui pasti jumlah utang Wahab.”Yang jelas yang bersangkutan memiliki beban utang,” kata Kasatreskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat.

Berdasarkan fakta penyelidikan, utang Wahab tak terkait pinjaman online (pinjol).”Karena sampai saat ini faktanya memang keluarga terdekat dan rekan kerja beliau tidak pernah mendapat WA (Whatsapp) teror atau SMS teror yang identik dengan pinjaman online seperti itu,” katanya.

Kriminolog Universitas Indonesia Josias Simon melihat kondisi ekonomi jadi faktor yang berpengaruh paling besar munculnya tindak kriminal.

Meski masalah sosial serta pribadi pelaku, punya peran memancing munculnya aksi kriminalitas sadis.

“Biasanya motif ini kan menunjukkan bagaimana, keadaan sosial, keadaan keluarga, bahkan keadaan suatu masyarakat, terkait dengan bagaimana kerutinan yang ada, bagaimana interaksi sosialnya. Bahkan tadi ya persoalan ekonomi, bagaimana pemenuhan kebutuhan,” kata Josias kepada Inilah.com.

Ditambah dengan akses informasi yang mudah didapat untuk dijadikan referensi melakukan tindak kriminal.

“Itu yang menarik, kenapa mereka mengambil jalan keluar itu. Itu kan otomatis ada beberapa persoalan tingkat keluarga, tingkat komunitas masyarakat sekitarnya, yang mungkin juga abai dan tidak begitu peduli,” ungkapnya.

Bagi Josias, tren kriminalitas sadis tahun depan, tidak bisa ditentukan. Namun bisa jadi, caranya akan semakin berkembang mengikuti perkembangan zaman.

“Kalau kita bandingkan sebelum covid itu yang sebelumnya, tindak kejahatan berdasarkan kuantitas tidak begitu signifikan naik turunnya. Seharusnya, kalau Covid itu menurun, tapi kalau dilihat angka statistik kriminal ga signifikan juga. Artinya kemungkinan memang kejahatan yang terjadi bisa saja lebih banyak karena ekonomi ya, orang mau Covid atau enggak ya karena ekonomi,” tandasnya.[Hafiz/Ivan].

Back to top button