Kanal

Pemain Madura United Alami Lidah Tertelan, Berbahaya Jika Salah Penanganan

Pemain Madura United FC Ricki Ariansyah mengalami cedera bahkan sempat pingsan setelah mengalami benturan dengan pemain PSIS Semarang pada laga lanjutan pekan ke-29 BRI Liga 1 2022-2023 di Stadion Jatidiri, Semarang, Selasa (7/3/2023). Rian, demikian sapaan akrabnya, mengalami tongue swallowing alias lidah tertelan. Apa sebenarnya cedera ini dan berbahayakah?

Kondisi Rian saat ini sudah mulai membaik. “Sudah bisa berkomunikasi dengan teman-teman pemain Madura lainnya yang dalam perjalanan menuju Pamekasan,” kata Media Officer Madura United FC Ferdiansyah. Rian kini menjalani perawatan di Rumah Sakit St Elisabeth di Jalan Kawi, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Ferdiansyah menjelaskan, tim dokter juga telah melakukan pemeriksaan dengan sinar x teknologi komputer digital (CT SCAN) dan pengambilan gambar bagian dalam tubuh (rontgen). “Mohon sambung doa, semoga Mas Rian cepat sembuh,” ucap Ferdiansyah.

Rian pingsan pada menit akhir pertandingan Madura United FC melawan PSIS Semarang setelah mencetak gol lewat sundulan dan mengalami benturan dengan pemain PSIS Farrel Arya. Pada laga itu Madura United sukses merebut tiga poin dengan skor akhir 2-0.

Sering terjadi pada pemain sepak bola

Insiden lidah tertelan bukanlah yang pertama kali terjadi di sepak bola. Beberapa pemain ternama di dunia kulit bulat pernah mengalami kejadian maut ini. John Terry di antaranya, juga pernah mengalami kejadian serupa.

Pada final Piala Liga Inggris 2007 antara Chelsea dan Arsenal, Terry yang mencoba menyundul sepak pojok Arjen Robben menjatuhkan sundulan diving, namun wajahnya tidak sengaja ditendang oleh Abou Diaby. Terry dikabarkan sempat berhenti bernapas. Namun deberapa menit kemudian Terry terlihat bergerak dan keluar lapangan dengan tandu menggunakan masker oksigen dan penopang leher dan kepala.

Pemain Atletico Madrid Fernando Torres pernah pingsan saat pertandingan melawan Deportivo La Coruna pada musim 2016-2017 setelah dipukul di belakang kepala oleh Alex Bergantinos. Torres jatuh dengan kepala lebih dulu ke tanah. Melihat mantan pemain Liverpool dan Chelsea itu menelan lidahnya sendiri, para pemain kedua tim bergerak cepat. Seseorang mencengkeram rahang Torres, lalu membuka mulutnya untuk memberinya udara segar. Rekan Torres, Gabi mencoba mengoreksi letak lidah Torres. Nyawa Torres pun terselamatkan.

Pemain Persipura asal Brasil Hilton Moreira juga pernah mengalami tongue swallowing ini saat Liga 1 antara Persipura Jayapura dan PSM Makassar di Stadion Mandala, Jayapura pada 4 Juni 2018. Hilton nyaris tewas gara-gara cedera itu saat bertabrakan dengan kiper PSM Rivky Mokodmpit di menit-menit akhir pertandingan. Tak sadarkan diri, bek PSM Abdul Rahman Sulaeman yang berada di dekat Hilton langsung berinisiatif membuka mulut dan mengeluarkan lidah pemain Brasil itu.

Federasi sepak bola internasional (FIFA) sudah memberikan perhatian serius terhadap cedera jenis ini mengingat sangat berbahaya jika tidak segera ditangani. Cedera tongue swallowing alias lidah tertelan bukan berarti lidah masuk ke dalam tenggorokan. Hanya saja menjadi perumpamaan yang pas untuk menggambarkan kondisi bergesernya bagian belakang lidah hingga menutup saluran pernapasan yang terletak tepat di bawah lidah.

Jika saluran pernapasan terlalu lama terhalang lidah, membuat pasokan oksigen ke paru-paru dan jantung berkurang hingga dapat menyebabkan kematian. Kasus lidah tertelan umumnya disebabkan oleh benturan fisik atau trauma. Bisa akibat pemain sepak bola mengalami tabrakan dengan pemain lain, berbenturan dengan tiang gawang atau tanah sampai akhirnya tidak sadarkan diri. Para pemain dan pelatih dianjurkan memahami risiko dan mengenali kondisi tongue swallowing ini.

Pencegahan medis

Mengutip Medical News Today, menurut para ahli, secara fisik tidak mungkin seseorang menelan lidahnya sendiri. Lidah adalah otot yang menghubungkan dengan kuat ke mulut. Panjang jaringan yang disebut frenulum lingual menghubungkan pangkal lidah ke bagian bawah mulut dan rahang bawah. Sambungan ini mencegah orang menelan lidahnya sendiri.

Adalah mitos bahwa orang dapat secara tidak sengaja menelan lidahnya saat kejang atau jika tiba-tiba jatuh pingsan. Namun, orang mungkin menggunakan istilah ‘menelan lidah’ untuk merujuk pada lidah yang berbelok kembali ke tenggorokan, yang dapat menyumbat jalan napas.

“Saat seseorang jatuh pingsan, otot-otot menjadi rileks, termasuk lidah. Jika seseorang berbaring telentang, lidah yang rileks dapat menyumbat tenggorokan dan menghalangi pernapasan sebagian atau seluruhnya. Orang dengan apnea tidur obstruktif dapat mengalaminya saat tidur, dan ada juga risiko hal itu terjadi saat seseorang jatuh pingsan,” ungkap Medical News Today.

Banyak yang memberikan nasihat pertolongan pertama dengan menahan lidah korban untuk mencegah tertelan atau cedera. Dokter menyebut bahwa praktik ini berbahaya. Siapapun tidak boleh memasukkan benda atau jari mereka ke dalam mulut seseorang saat mereka mengalami kejang. Melakukannya dapat menyebabkan rahang yang patah, gigi patah, tersedak dan mungkin juga menggigit jari.

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Langkah pertama adalah segera memanggil pertolongan medis dan memberikan perawatan darurat yang tepat. Anda bisa juga memeriksa respons korban dengan mengajaknya berbicara dengan keras. Namun jika tidak ada respons, lihat ke dalam mulutnya apakah lidah menghalangi jalan napas atau tidak.

Cek juga apakah ada tanda pernapasan Adekuat, yaitu dada dan perut naik turun seirama dengan pernapasan, jika ‘ya’ silakan miringkan badan korban. Jika pemain tidak responsif, hal yang biasa menghalangi saluran pernapasan mereka, adalah lidah. Angkat dagu korban ke atas, yang kemungkinan bisa mengubah posisi lidah korban.

Dalam menangani korban tongue swallowing, jangan coba-coba untuk menarik lidah keluar atau menempatkan lidah ke jari di mulut korban, karena bisa membahayakan dan memperparah kondisinya. Sementara jika korban tidak bisa bernapas dan mengalami henti jantung, Anda harus memulai CPR atau resusitasi jantung paru-paru sebagai upaya pertolongan pertama gawat darurat secara medis.

Jika ada dan mampu menggunakan, padang AED alias defibrillator eksternal otomatis yang suatu perangkat ringan, portabel yang memberikan kejutan listrik melalui dinding dada ke jantung.

Risiko cedera tongue swallowing bagi pemain sepak bola sangat besar. Karena itu, pemahaman dan cara penanganan langkah pertama sudah seharusnya dikuasai oleh semua pemain dan perangkat pertandingan sehingga bisa meminimalkan risiko terparah, yakni kematian.

Back to top button