Kanal

NU Usung Fikih Peradaban sebagai Inovasi di Usia 101 Tahun


Wakil Rais Aam PBNU KH Afifuddin Muhajir menekankan pentingnya pembaharuan atau tajdid dalam Nahdlatul Ulama (NU) yang kini memasuki usia satu abad lebih satu tahun. Acara Halaqah Nasional Strategi Peradaban NU yang berlangsung di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta, menjadi ajang refleksi bagi NU untuk berinovasi dan memperbaharui pendekatan dalam menjalankan misinya.

Menurut Kiai Afif, konsep fikih peradaban yang dikembangkan oleh PBNU bisa dianggap sebagai salah satu bentuk pembaharuan yang strategis. 

“Pembaharuan ini tidak hanya relevan bagi Islam secara umum tetapi juga sangat penting bagi NU,” ujarnya.

Tiga aspek pembaharuan yang ia tekankan meliputi pengembalian NU ke tujuan awal pembentukannya, menghidupkan kembali elemen-elemen yang sudah tidak lagi berdaya, dan memperbaiki hal-hal yang dianggap kurang baik.

“Fikih peradaban ini merupakan refleksi dari peradaban Islam atau Al Hadharah al Islamiyah yang kita dorong dalam konteks modern,” tambahnya.

Halaqah ini juga dihadiri oleh pembicara lain seperti Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, H Muhammad Cholil dari Center for Shared Civilizational Values, dan Prof Robert W Hefner dari Universitas Boston. Ini menandai sebuah langkah maju bagi NU dalam merumuskan strategi dan pendekatan baru di era modern.

Back to top button