Hangout

Mengapa Gempa Turki-Suriah Begitu Mematikan?

Sudah empat hari berlalu, korban gempa Turki dan Suriah masih terus bertambah. Kabar terbaru, sebanyak kurang lebih 21.051 orang dinyatakan meninggal dunia dan 78.124 orang mengalami luka-luka.

Banyaknya korban yang berjatuhan membuat sebagian dari kita mungkin saja bertanya-tanya, mengapa bencana gempa ini begitu mematikan? 

Gempa yang meluluhlantakan Turki dan Suriah pada Senin, 6 Februari 2023, berepisentrum di perbatasan kedua negara. Terjadi sekitar pukul 04.00 waktu setempat, pusat gempa berada di Kahramanmaras, Provinsi Gaziantep, Turki yang jaraknya sekitar 33 km dari ibu kota yang juga bernama Gaziantep. 

Banyak orang Turki dan Suriah harus kehilangan rumah mereka setelah gempa dahsyat yang juga diikut sejumlah gempa susulan. 

Berikut adalah penjelasan mengapa gempa Turki-Suriah begitu dahsyat:

Terletak di lempeng tektonik besar

Turki dan Suriah, tepatnya Turki tenggara dan Suriah barat laut, terletak di persimpangan tiga lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Afrika, Anatolia dan Arab. Hal tersebut menjadikan Turki dan Suriah rawan dengan gempa, sama seperti Indonesia, Iran, dan Jepang.

Sementara, gempa yang terjadi Senin lalu, kemungkinan besar dipicu karena adanya pergerakan di patahan Anatolia Timur.

Beberapa ilmuwan berspekulasi, sebelumnya kedua lempeng ini secara perlahan selama berabad-abad saling tarik-menarik. Hanya saja, yang terjadi Senin lalu momentum tarik-menarik tersebut disertai lepasan energi dalam bentuk gelombang seismik sehingga tekanannya menjadi lebih besar. 

Dalam sebuah cuitan seorang asisten profesor Ilmu Bumi dan Atmosfer dari Cornell University, Judith Hubbard, “GPS menunjukkan bahwa melintasnya patahan Anatolia Timur, blok bergerak sekita 15 milimeter per tahun relatif satu sama lain. Gerakan itu membentangkan kerak melintasi patahan”. 

“Gempa berkekuatan 7,8 mungkin (karena) tergelincir rata-rata 5 meter. Jadi, gempa hari (Senin) ini disebabkan sekitar 300 tahun peregangan lambat,” tambahnya.

Gempa Kerak Dangkal

Chris Elders, profesor dari Universitas Curtin di Perth, Australia, menjelaskan bahwa gempa susulan yang terjadi membentang sekitar 200 km di sepanjang garis patahan besar, yakni Sesar Antolia Timur. Garis patahan ini berada di sepanjang bagian tenggara Turki.

Elders juga menjelaskan, alasan mengapa gempa ini amat dahsyat adalah karena kedalamannya hanya 18 km dari permukaan bumi (sangat dangkal). Sehingga dampaknya tidak hanya menciptakan suara mengerikan, tapi juga melepaskan energi yang jauh lebih besar ketimbang gempa yang terjadi di dalam kerak bumi.

Namun, selain secara ilmiah, alasan mengapa gempa Turki-Suriah memakan banyak korban adalah karena infrastruktur yang tidak merata dan kurangnya kesiapan pemerintahan Turki dalam menghadapi bencana.

Dilansir dari DW, kurangnya kesiapan ini bahkan sudah diakui presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. “Tentu ada kekurangannya. Kondisinya jelas terlihat. Tidak mungkin siap menghadapi bencana seperti ini,” ujar Erdogan.

Back to top button