Hangout

Angela Tanoesoedibjo: Kunci Sukses Pemimpin Perempuan adalah Keberanian dan Persiapan


Dalam acara SheHacks 2024, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesudibjo menekankan pentingnya keberanian dan persiapan bagi perempuan pemimpin untuk menghadapi berbagai tantangan. Diskusi yang berlangsung di Jakarta pada Kamis (25/4) tersebut mengungkap pandangan Angela tentang kebutuhan adanya sikap berani dan kesiapan yang matang dalam menjalankan peran kepemimpinan.

Menurut Angela, yang memulai kariernya di pemerintahan di usia muda, pandemi COVID-19 telah menguji semua pemimpin dari berbagai sektor. Dalam menghadapi situasi yang tidak pasti dan kompleks, Angela menggunakan prinsip VUCA—Visi, Understanding (Pemahaman), Clarity (Kejelasan), dan Agility (Kemampuan Beradaptasi)—sebagai pedoman dalam manajemen risiko dan pengambilan keputusan.

“Kesiapan tidak hanya tentang pengetahuan dan keterampilan, tapi juga tentang keberanian untuk mengambil langkah yang diperlukan saat menghadapi tantangan,” ujar Angela saat diskusi pemberdayaan perempuan SheHacks 2024, Kamis (26/4/2024). 

“Hal ini perlu dilatih mulai dari yang kecil hingga mampu menghadapi tantangan yang lebih besar,” sambungnya.

Angela juga menekankan pentingnya memiliki visi yang jelas sebagai landasan dalam mengambil keputusan, memahami kompleksitas situasi untuk keputusan yang tepat, berkomunikasi dengan jelas dan terbuka untuk mengelola situasi yang kompleks, serta memiliki kemampuan untuk cepat beradaptasi di tengah perubahan yang terjadi.

Dalam konteks kepercayaan diri, Angela merujuk pada sebuah studi yang menunjukkan bahwa perempuan sering kali memerlukan tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi daripada laki-laki sebelum mereka mengambil langkah baru.

“Ada sebuah studi yang dikemukakan oleh publisher terkenal seperti Harvard Bussiness Review, untuk perempuan mereka harus 100 persen percaya terhadap kompetensi dan kapasitas mereka sebelum mereka mengambil langkah atau kesempatan baru. Kalo laki-laki hanya butuh 60 persen kepercayaan, kalo mereka dapet 60 persen itu mereka ambil itu kesempatan,” kata Angela.

Namun, semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, membutuhkan proses pembelajaran dan pengalaman untuk mencapai tingkat keahlian yang diinginkan.

Oleh karena itu, seluruh perempuan diajak untuk menyadari bahwa proses menuju keahlian itu adalah sebuah perjalanan yang membutuhkan waktu dan dedikasi.

Kesimpulan yang dapat diambil dari pandangan Angela Tanoesudibjo adalah bahwa kepemimpinan yang efektif, khususnya di kalangan perempuan, memerlukan lebih dari sekedar keahlian teknis; melainkan juga keberanian untuk bertindak dan kesiapan yang menyeluruh untuk menghadapi berbagai situasi yang mungkin muncul.

Back to top button