Market

Meikarta Rampung 2027, Proyek ‘Roro Jonggrang’ James Riady

Saat baru launching pada 2017, apartemen Meikarta kebanggaan Lippo Group terjual 130 ribu unit. Kini, mereka kecewa karena apartemennya belum ada. Dijanjikan 2027 kelar, namun banyak yang tak percaya. Naga-naganya melintir lagi.

Pada September 2017, Chief Executive Officer (CEO) Lippo Group James Riady terlihat semringah. Lantaran, peminat apartemen Meikarta di luar dugaan. “Sudah 130 ribu unit terjual, sampai titik KPA (kredit pemilikan apartemen) dan cicilan 32 ribu. Bisa kita lihat pasarnya luas sekali,” kata James, kala itu.

Menurut James, tingginya antusias masyarakat untuk memiliki hunian di Meikarta, lantaran lokasinya strategis, akses memadai untuk ke ibu kota, serta dikelilingi kawasan industri yang menjadi roda perekonomian nasional.

Selain itu, jumlah penduduk di sekitar wilayah Meikarta juga tinggi yaitu mencapai 9,6 juta jiwa. “Jadi responsnya besar sekali. Banyak juga yang dari luar Jabodetabek, yang datang ke Jakarta ingin beli rumah. Itulah yang kita tampung juga. Ternyata pasar di Indonesia cukup baik,” terang James.

Lima tahun berselang, konsumen Meikarta harus menelan pil pahit. Janji serah terima kunci apartemen meleset terus. Padahal, mereka sudah lunasi pembelian apartemen yang nilainya ratusan juta.

“Saya beli tipe 21, saya lunasi pada 2019, lebih dari Rp200 juta-an. Tapi sampai kini belum ada wujudnya. Lalu dijanjikan 2027 kelar, kami tidak mau. Minta duit dikembalikan (refund),” kata Ketua Perkumpulan Komunitas Peduli Konsumen Meikarta (PKPKM), Aep Mulyana kepada Inilah.com, Jakarta, Selasa (31/1/2023).

Terkait janji 2027, Meikarta kelar, dia mengaku tak yakin. Secara matematika sederhana saja, perlu waktu puluhan tahun untuk merampungkan proyek ini.

Mega proyek Meikarta senilai Rp278 triliun itu, diperkirakan ‘melahap’ lahan 2.200 hektare (ha). Bakal berdiri 100 gedung pencakar langit, masing-masing terdiri dari 35 sampai 46 lantai.

Rencananya, 50 gedung siap dihuni pada Desember 2018. Tapi semuanya itu tak terbukti hingga detik ini. Janji Meikarta tak seindah aslinya.

Aep menilai, sulit untuk percaya akan janji pengembang Meikarta. Bahwa unit apartemen bakal rampung semuanya pada 2027. Mampukah PT Mahkota Sentosa Utama (MSU), anak usaha PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) menyelesaikan pembangunan 127.700 unit apartemen hanya dalam waktu sekitar 4 tahun? Rasanya kok sulit.

Pada Desember 2021, MSU baru selesaikan 1.500 unit apartemen Meikarta di distrik 1. Sedangkan pada Desember 2022, serah terima kunci apartemen naik menjadi 1.800 unit. Kalau ditotal 3.300 unit apartemen yang beres. Sisanya, ya itu tadi, sebanyak 126.700 unit apartemen belum rampung.

Kalau diasumsikan, PT MSU mampu membangun 1.800 unit per tahun, maka perlu waktu 70 tahun lebih. Jadi, agak sulit dipercaya bila semua unit apartemen yang sudah terjual bisa rampung pada 2027.

Perjalanan proyek Meikarta ini, mengingatkan kepada kisah Roro Jongrang. Dia adalah putri Raja Boko dari Kerajaan Prambanan yang berparas menawan dengan tubuh menggiurkan.

Suatu ketika, sang ayah dibunuh Pangeran Bandung Bondowoso, putra Raja Pengging. Singkat cerita, Bandung Bondowoso jatuh cinta dari pandangan pertama. Dia memberanikan diri untuk meminang Roro Jongrang.

Tentu saja, Roro Jongrang yang sakit hati lantaran pembunuh ayahnya, kini menginginkannya, menolak. Tapi, karena tahu Bandung Bondowoso sakti mandraguna, dia putar otak. Ketemu jalan. Roro Jongrang memasang syarat berat di luar nalar.

Apa syaratnya? Membangun sumur bernama Jalatunda, serta seribu candi hanya dalam waktu semalam. Rupanya, panah asmara sudah menancap dalam di hati Bandung Bondowoso, putra Raja Pengging. Disanggupi syarat yang sebenarnya tak masuk akal.

Kembali ke mega proyek Lippo Group bernama Meikarta, para konsumen yang merasa dirugikan, kini justru harus menghadapi gugatan perdata. Pihak PT MSU merasa dicemarkan nama baiknya, dan menuntut ganti rugi Rp56 miliar kepada 18 konsumen Meikarta.

“Ini aneh. Kami yang dirugikan malah digugat ganti rugi. Angkanya besar pula. Padahal, kami hanya menuntut hak kami. Tetapi, kami akan terus berjuang,” papar Aep.

Back to top button