Hangout

Ketika Chris Martin Berpantun Pinjam Dulu Seratus

Ada saja gimmick di atas panggung konser band asal Inggris Coldplay yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Rabu, (15/11/2023) malam.

Vokalis Coldplay, Chris Martin dengan lancar membaca pantun dengan bahasa Indonesia diiringin alunan piano.

Begitu syahdu, dia membacakan bait demi bait pantun yang membuat seisi GBK tertawa dan terpukau.

“Hari Selasa ujian fisika, belajar biar lulus,” kata Chris Martin dalam bahasa Indonesia.

Penonton menjawab Chris Martin dengan “cakep”, seruan khas untuk menanggapi pantun.

“Apa kabar kota Jakarta, boleh dong, pinjam seratus,” kata Chris Martin sambil bermain piano.

Penonton yang selalu mengabadikan momen gerak-gerik Chris Martin langsung tertawa dengang pantun yang lucu tersebut.

Kalimat “pinjam dulu seratus” kini memang sangat ramai diperbincangkan di sosial media.

Pria kelahiran 2 Maret 1977 itu pun melanjutkan pantun berikutnya. 

“Jalan kaki sampai Senayan, siap-siap membeli buku. Jakartaku kota impian, Coldplay is here for you,” kata Martin.

Coldplay Konser Perdana di Indonesia 

Konser di Jakarta ini menjadi penampilan perdana Coldplay di Indonesia sejak band tersebut didirikan pada tahun 1997. 

Mereka tampil selama lebih dari dua jam, menyanyikan sekitar 20 lagu terpopulernya, termasuk “Adventure of a Lifetime”, “Paradise”, “The Scientist”, “Viva La Vida”, “A Sky Full of Stars”, “Fix You”, dan “Yellow”.

Martin juga mengungkapkan kecintaannya terhadap Indonesia, menyatakan bahwa ia “sangat jatuh cinta dengan masyarakatmu, dengan negaramu”. 

Dia juga mengapresiasi suasana harmonis yang tercipta selama konser.

“Kami melihat orang-orang bernyanyi bersama dan tidak saling bertarung, berlaku baik pada sesama, dan melihat sisi terbaik manusia,” kata Chris. 

Tidak lama sebelum konser di Jakarta, Coldplay menghadapi kontroversi dari kelompok masyarakat anti-LGBT. 

Beberapa jam sebelum konser, demonstrasi penolakan terhadap grup band tersebut sempat terjadi di depan area GBK. 

“Kami sebagai band tidak mendukung terorisme, penindasan, atau semacamnya. Kami percaya setiap orang bebas untuk menjadi dirinya sendiri dan dapat bekerja sama, meski terkadang tidak selalu saling setuju,” ujarnya. 

Konser ini tidak hanya menjadi sebuah peristiwa musikal yang penting, tetapi juga menunjukkan bagaimana seni dan musik dapat menjadi jembatan penghubung antar budaya dan nilai-nilai universal.

Back to top button