Market

Kelangkaan LPG Subsidi Melebar Hingga Daerah Tapal Kuda

Di tengah gonjang-ganjing pergantian Direktur Utama (Dirut) Pertamina, terjadi kelangkaan LPG subsidi, biasa disebut LPG melon di daerah. Semakin meluas hingga ujung timur Pulau Jawa, atau biasa disebut kawasan Tapal Kuda.

Sebelumnya, kelangkaan LPG melon yang bikin resah keluarga kelas bawah di Sumatra Utara. Kini, terus melebar hingga Kabupaten Situbondo dan Lumajang, Jawa Timur. Warga terpaksa antri untuk mendapatkan LPG bersubsidi.

Saling berebut demi mendapatkan LPG subsidi, tak jarang adu mulut,menjadi pemandangan yang biasa. Sempat terjadi di Situbondo. yang mayoritas warganya berdarah Madura. Rupanya warga yang tinggal di kawasan agen LPG, tak terima dengan warga yang tinggalnya di wilayah lain, ikut antri LPG subsidi.

Farida Hariyanto (48), mengaku kesulitan mendapatkan LPG bersubsidi yang berukuran 3 kilogram (kg), sejak dua bulan ini. Di agen besar pun , persediaan LPG melon jarang dijumpainya. Terpaksa dia harus menguras dompet untuk membeli LPG nonsubsidi. Padahal, suaminya hanyalah pedagang sayur mayur yang penghasilannya pas-pasan. “Sudah langka dua bulanan ini, lho. Ini dapat kabar ada, antrinya panjang sekali,” ungkapnya.

Hal yang sama dialami Ernawati, ibu rumah tangga asal Lumajang, harus antri demi mendapatkan LPG subsidi yang dibanderol Rp20 ribu per tabung. Sebelumnya, harga LPG 3 kg sempat menjulang hingga kisaran Rp25 ribu-Rp30 ribu per tabung.

Atas kelangkaan LPG melon ini, Dirut Pertamina, Nicke Widyawati menyebut pemicunya adalah naiknya permintaan sebesar 2 persen akibat libur panjang. Namun demikian, Pertamina berkomitmen menjaga persediaan LPG bersubsidi di daerah. Dalam hal ini, Pertamina terus menambah pasokan LPG bersubsidi, dan mempercepat distribusinya. “Dalam semingguan ini, kita optimis semuanya normal kembali,” kata Nicke, Selasa (25/7/2023).

Back to top button