Market

Sempat dalam Pengawasan OJK, Jasindo Kantongi Laba Bersih Rp102 Miliar


Sempat mengalami kesulitan keuangan pada 2020-2021 karena korupsi, PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero/Jasindo) langsung berbenah. Pada 2023 berhasil kantongi laba bersih Rp102,88 miliar.

Direktur Utama Asuransi Jasindo, Andy Samuel mengatakan, secara umum kinerja perusahaan bergerak ke arah positif. Hal itu tercermin dari capaian laba bersih tahun buku 2023 yang merupakan murni core competence Asuransi Jasindo. Tahun 2023 juga menjadi tahun di mana Asuransi Jasindo bangkit dari sebelumnya.

Seperti diketahui, pada periode tahun 2020-2021 perusahaan sempat terpuruk dengan RBC di bawah ketentuan Otorisasi Jasa Keuangan (OJK). Tahun 2022 hingga 2023 perusahaan fokus untuk bangkit dengan melaksanakan Rencana Penyehatan Keuangan (RPK).

“Pada 2022, Asuransi Jasindo melaksanakan Rencana Penyehatan Keuangan (RPK) yang telah disetujui OJK seperti melakukan restrukturisasi produk asuransi kredit yang memang menjadi akar permasalahan, lalu melakukan divestasi di dua saham penyertaan, serta melakukan perubahan terhadap proses dan model bisnis. Hal ini perlu diapresiasi karena dalam satu tahun perusahaan bisa normal dan kembali bangkit,” kata Andy.

Dalam setahun (2022-2023), kata dia, perusahaan berhasil sembuh dan memenuhi solvabilitas di atas ketentuan OJK. Sehingga, lanjutnya, pertumbuhan kinerja Asuransi Jasindo pada 2023 ini harus dilihat secara komprehensif, berkesinambungan, dan menyeluruh. Bahwa ada pertumbuhan positif yang menjadi kerja keras bersama insan Jasindo dan para Pemegang Saham.

Sedangkan Direktur Keuangan dan Investasi Jasindo, Jhon Harlen Butar-Butar mengatakan, hasil underwriting perusahaan melesat 44,30 persen secara tahunan (year on year/yoy), menjadi Rp420,50 miliar. Sementara perolehan premi bruto bergerak naik 2,43 persen (yoy) menjadi Rp3,17 triliun.

Ia melanjutkan, hasil kinerja 2023 juga disumbang dari lima penjualan produk yang tumbuh positif. Sebut saja produk marine hull dengan total Rp166,43 miliar pada 2022, meningkat menjadi Rp275,38 miliar pada 2023.

Untuk produk energy offshore totalnya mencapai Rp570,79 miliar pada 2022, meningkat menjadi Rp572,62 miliar pada 2023. Begitu pula produk energy onshore, totalnya mencapai Rp39,62 miliar pada 2022, meningkat menjadi Rp 44,42 miliar pada 2023.

Asuransi satelit pun demikian, sebelumnya total Rp129,97 miliar pada 2022 naik menjadi Rp283,40 miliar pada 2023 dan produk Liability Rp Rp40,00 miliar pada 2022 naik menjadi Rp40,36 miliar pada 2023.

Back to top button