Market

Investor China Garap Jembatan Pontianak, Awas Mangkrak dan Biaya Bengkak

Ternyata, investasi China yang masuk ke Indonesia tak hanya menyasar proyek kakap, seperti kereta cepat atau industri pengolahan nikel (smelter). Proyek jembatan pun disikat. Awas biaya proyek bengkak dan proyeknya mangkrak.

Kalau tak ada aral, China State Construction Overseas Development Shanghai, kontraktor China bakal membangun jembaran sepanjang 365 meter, lebarnya 30 meter di tengah Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Untuk membangun jembatan dengan bentangan 700 meter itu, China State Construction Overseas menyiapkan dana Rp1 triliun. Proyek jembatan yang melintasi Sungai Kapuas ini, diinisiasi perusahaan lokal yakni PT Kapuas Berkah Illahi.

Direktur Utama Kapuas Berkah Illahi, Karsono menerangkan bahwa jembatan yang dinamai ‘Jembatan Garuda’ ini, bakal mulai digarap pada Maret 2023. Targetnya rampung pada pertengahan 2024. “Kalau Maret 2023 bisa groundbreaking, mungkin pertengahan 2024, sekitar Juni, bisa selesai,” kata Karsono di Jakarta, dikutip Jumat (3/2/2023).

Karsono menjelaskan, Jembatan Garuda diharapkan bisa mengurai kemacetan dan mempersingkat waktu tempuh dari pusat kota Pontianak menuju utara. Jembatan ini, menghubungkan Jalan Bardan dan Siantan di kedua sisinya.

“Jembatan ini akan memangkas waktu tempuh menuju kawasan utara Pontianak. Selama ini, pakai ferry waktunya 1-2 jam, padahal jaraknya hanya ratusan meter saja. Kalau sudah ada jembatan lebih singkat, hanya 5-15 menit,” terangnya.

Dijuluki Jembatan Garuda, sebagai penghormatan untuk pahlawan asli Pontianak yakni, Sultan Hamid II yang merancang Garuda sebagai lambang negara Indonesia.

Nantikan, jembatan ini memiliki fitur pembangkit listrik tenaga air. Arus Sungai Kapuas di bawah jembatan dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik yang dibutuhkan untuk lampu jembatan. Inovasi ini, baru yang pertama kalinya di Indonesia.

“Kelebihannya adalah menggunakan teknologi hydropower. Menggunakan teknologi pembangkit listrik air pasang, ini nanti jadi jembatan pertama dengan power mandiri di Indonesia, tak gunakan listrik PLN tapi arus sungai. Misal buat lampu dan lain sebagainya,” papar Karsono.

Back to top button