Market

Ini 8 Metode Pembayaran yang Paling Banyak Digunakan di Indonesia

QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) menjadi salah satu metode pembayaran yang paling banyak diandalkan masyarakat Indonesia, karena menawarkan sistem yang sangat praktis.

Konsumen hanya perlu meminta kode barcode dari merchant atau toko. Setelah itu, mereka dapat membuka aplikasi m-banking atau uang elektronik dan memindai barcode tersebut.

Selain menawarkan kepraktisan, metode pembayaran ini menawarkan efisiensi yang dapat mempersingkat waktu pelayanan selama pembayaran. 

Konsumen tidak perlu lagi menghabiskan waktu untuk menyesuaikan nominal uang tunai dengan jumlah pembelian. Begitu pula dengan merchant, tidak perlu repo menghitung atau menyiapkan uang kembalian kepada pembeli.

Metode pembayaran QRIS ini, baru dimulai pada 1 Januari 2020. Setelah 3 tahun beroperasi, jumlah pengguna QRIS mencapai 35,80 juta dan merchant sebanyak 26,1 juta. Volume transaksinya mencapai 744 juta pada 2023.

Tapi sayangnya, Bank Indonesia (BI) mulai menerapkan tarif MDRunt Rate (MDR) QRIS bagi merchant usaha mikro menjadi 0,3 persen. Aturan ini berlaku mulai 1 Juli 2023.

Penerapan aturan ini tidak akan memengaruhi konsumen, tapi memberatkan merchant karena mereka harus menyesuaikan lagi harga jualnya.

Macam Macam Metode Pembayaran

Pemilik bisnis tidak perlu takut dan khawatir akan aturan baru dalam sistem pembayaran QRIS. Sebab masih banyak opsi terkait metode pembayaran yang bisa digunakan di toko. Berikut beberapa beragam metode pembayaran yang tidak kalah praktis ketimbang QRIS.

1. Kartu Debit

Macam Macam Metode Pembayaran Kartu Debit - inilah.com
Photo: Getty Images

Metode pembayaran kartu debit  sudah sering digunakan jauh sebelum QRIS hadir. Namun untuk menggunakan metode ini, pihak toko hanya perlu mendaftarkan bisnisnya di bank terkait.

Misalnya, rata-rata pelanggan toko menggunakan Bank BCA. Maka Anda harus membuka rekening di bank terkait dan mengajukan permohonan kepada Bank BCA untuk mendapatkan mesin EDC.

Selain buka rekening baru, Anda wajib melengkapi dokumen dan persyaratan yang berlaku di bank tersebut. Yakni, fotokopi KTP, NPWP, NIB, dan surat keterangan tempat usaha.

Perlu diketahui, mesin EDC ini bersifat sewa. Jadi bagi toko yang ingin menggunakannya harus membayar biaya sewa. Besarnya bergantung dari pihak bank yang dituju.

Adapun biaya lain yang dikenakan kepada merchant adalah MDR sekitar 0,15 persen per transaksi untuk bank yang sama (on us). Sedangkan untuk transaksi antar bank dengan mesin EDC, dikenakan biaya sebesar 1 persen per transaksi.

2. Kartu Kredit

Kartu Kredit - inilah.com
Photo: Getty Images

Metode pembayaran selanjutnya bisa dilakukan dengan menggunakan kartu kredit. Biasanya konsumen menggunakan metode ini untuk belanja peralatan elektronik atau barang mahal lainnya dengan sistem cicil.

Sistem pembayaran kartu kredit juga sama seperti kartu debit, pihak toko harus menyediakan mesin EDC berlogo Visa dan Mastercard.

3. Transfer Bank

Transfer bank
Photo: Getty Images

Transfer Bank menjadi pilihan yang tepat bagi pemilik usaha kecil, menengah karena tidak mengeluarkan biaya apapun.

Sistem pembayaran transfer bank paling banyak digunakan dan diandalkan, karena dianggap mudah dan lebih aman.

Pihak toko hanya perlu membuat rekening di bank terkenal, atau membuka banyak rekening baru di setiap perbankan, seperti BCA, Mandiri, BRI, BNI, Jenius, dan lain-lain.

Setelah memiliki rekening, Anda perlu mencatat nomor rekening yang bisa dibagikan kepada pelanggan, saat melakukan transaksi.

Bagi pelanggan yang menggunakan rekening bank yang sama tidak akan dikenakan biaya administrasi dari pihak perbankan. Tapi bagi pelanggan yang berbeda rekening, mereka harus membayar biaya administrasi yang berlaku.

Menariknya lagi, biaya administrasi per transaksi antar bank akan dibebankan kepada pelanggan dan bukan kepada merchant.

4. Virtual Account

Virtual Account - inilah.com
Photo: Getty Images

Macam macam metode pembayaran selanjutnya adalah Virtual Account (VA) yang umum digunakan pada toko online dan e-commerce.

Metode pembayaran ini menawarkan kepraktisan, kemudahan, dan keamanan untuk kedua belah pihak karena sistem transaksinya berjalan 24 jam secara real-time.

Tapi, sistem VA hanya bisa dilakukan untuk bisnis yang sudah mendaftar di perbankan terkait. Jadi sangat jarang sekali metode pembayaran ini ditemukan di bisnis kecil-menengah.

Cara mendaftarnya juga hampir sama seperti mengajukan sewa mesin EDC, yaitu datang ke perbankan yang dituju, mengajukan permohonan pembuatan VA bisnis, melengkapi dokumen dan persyaratan dari pihak perbankan.

5. E-Money

Macam Macam Metode Pembayaran E Money - inilah.com
Photo: Getty Images

E-Money adalah metode pembayaran yang pertama kali dirilis di Indonesia pada 2009, bersamaan dengan terbitnya Peraturan Bank Indonesia No.11/12/PBI/2009 tanggal 13 April 2009 terkait Uang Elektronik (Electronic Money) oleh Bank Indonesia.

Dari bentuk, e-Money memiliki fisik yang sama seperti kartu debit dan kartu kredit, tapi penggunaannya berbeda.

Jika di kartu debit, nasabah bisa mengirim dan menerima uang dari rekening lain, sedangkan e-money tidak bisa. Satu-satunya sumber dana yang bisa diterima e-money adalah melalui top-up yang dilakukan di mesin ATM, smartphone dengan NFC, atau top up di merchant.

Selain itu, kartu ini juga memiliki ketentuan limit saldo, dari minimum nol rupiah sampai maksimum sebesar Rp2 juta rupiah.

Umumnya kartu ini digunakan untuk membayar tol dan commuterline. Pengguna juga bisa menggunakan kartu ini untuk pembayaran di merchant yang memiliki mesin EDC.

Dilansir dari CNN, transaksi pembayaran menggunakan uang elektronik berbasis chip atau e-money dikenakan biaya administrasi MDR sebesar 0,5 persen per transaksi yang berlaku sejak 1 Maret 2021.

6. E-Wallet

Metode Pembayaran E Wallet - inilah.com
Photo: Getty Images

Macam macam metode pembayaran selanjutnya ada e-Wallet, atau biasa disebut dompet digital. Metode pembayaran ini cukup populer di kalangan anak-anak dan mereka yang tidak memiliki rekening tabungan.

Sebab rekening dompet digital dapat dibuka oleh siapapun melalui aplikasi secara online. Mereka tidak membutuhkan kartu fisik dan mengandalkan sistem pembayaran online melalui barcode saja.

Untuk pengisian saldo, pengguna bisa melakukan top up di mesin ATM atau merchant yang menawarkan jasa pengisian saldo dompet digital. 

Sama seperti metode pembayaran lainnya, e-wallet juga memiliki biaya administrasi yang dibebankan kepada merchant di setiap transaksinya. Adapun besaran biaya yang dibebankan adalah sebesar 0.5% sampai 2% untuk retail besar.

7. NFC

NFC Payment
Photo: Getty Images

NFC (near field communication) adalah sistem pembayaran dari smartphone yang memiliki fitur NFC dengan mesin pembayaran dengan jarak sekitar 4 cm atau kurang.

Fitur ini terbilang cukup baru di Indonesia. Tapi banyak anak muda di Indonesia yang mulai menerapkan metode pembayaran ini, terutama bagi mereka yang jarang membawa dompet atau uang tunai.

Pasalnya, metode pembayaran ini hanya membutuhkan smartphone dengan fitur NFC dan aplikasi mobile banking. Cara melakukan pembayarannya juga sangat praktis, konsumen hanya perlu menaruh smartphone mereka di atas mesin EDC untuk melakukan pembayaran.

Setelah mesin memverifikasi pembayaran, saldo di aplikasi mobile banking akan terpotong secara otomatis.

Selain untuk melakukan pembayaran, fitur NFC juga sering digunakan untuk mengisi saldo e-Money dengan cara menempelkan kartunya di bagian belakang smartphone.

8. Uang Tunai

macam macam metode pembayaran, uang tunai
Photo: Getty Images

Metode pembayaran yang terakhir adalah menggunakan uang tunai. Ini adalah metode pembayaran paling dasar, sebelum adanya mesin EDC, e-Money, dompet digital, dan NFC.

Sampai saat ini, uang tunai masih menjadi pilihan utama untuk melakukan pembayaran. Namun sebagian dari masyarakat sudah mulai tidak menggunakan metode ini, karena dianggap tidak praktis dan tidak aman karena mudah dicuri dan mendapatkan uang palsu.

Back to top button