Hangout

Hati-hati Penyalahgunaan Vape, Liquid Ilegal Dicampur Ganja Bisa Bikin Rusak Paru-paru

Pemerhati kesehatan masyarakat, Dr Tri Budhi Baskara memperingatkan akan bahanya penyalahgunaan rokok elektrik atau vape yang dapat menyebabkan cidera paru-paru atau e-cigarette or vaping associated lung injury (EVALI).

Dr Tri Budhi Baskara menyatakan, EVALI disebabkan karena penyalahgunaan perangkat atau likuid. Menurutnya, EVALI bisa terjadi karena adanya kontaminasi atau pencampuran bahan yang tidak standar ke dalam likuid. Hal ini dapat dikatakan sebagai vape oplosan.

Mungkin anda suka

“EVALI sampai saat ini masih disebabkan karena kandungan Vitamin E ointment yang dicampurkan ke dalam likuid vape. Hal tersebut termasuk penyalahgunaan, karena bahan dasar likuid vape tidak ada yang pakai ointment atau pun oil,” ujar Tri Budhi, kepada wartawan, dikutip Senin (3/7/2023) .

Ia mengatakan, di Amerika sekitar tahun 2019 hingga 2020 pernah terjadi penyalahgunaan liquid vape yang dicampur dengan Ganja.

“Kasus di USA itu oil-nya dari cannabis atau ganja sintetik yang di-mix ke likuid vape, makanya jadi EVALI,” kata dia.

Sementara di Malaysia, sepanjang Juni 2023, mencatat telah terjadi sebanyak 17 kasus cedera paru-paru.

Selain itu, temuan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (Center for Disease Control and Prevention/CDC), juga menyatakan bahwa 84% penderita cedera paru-paru ini, menggunakan vape dengan kandungan Tetrahydrocannabinol (THC) yang biasanya terkandung pada tanaman cannabis atau ganja.

“Kasus-kasus ini tampaknya terjadi pada orang-orang yang memodifikasi perangkat vape mereka atau menggunakan likuid yang dimodifikasi di pasar gelap. Ini terutama berlaku untuk produk vape yang mengandung THC (Tetrahydrocannabinol),” kata Blaha.

Penyalahgunaan serta standardisasi merupakan kata kunci pada kasus EVALI. Tri Budhi menyarankan pemerintah untuk menyusun regulasi dan sanksi yang jelas, tetapi bukan untuk melarang vape. Pelarangan hanya akan berujung pada maraknya pasar gelap yang sulit diawasi serta tidak terstandar.

Back to top button