Hangout

Waspada, Ada Pria Pemilik Fetish ASI

Menyusui adalah hal yang paling dinantikan seorang ibu usai melahirkan. Tidak mudah untuk dapat memberikan Air Susu Ibu (ASI) untuk anak secara eksklusif selama enam bulan.

Belum lagi drama proses menyusui yang dialami seorang ibu. Mulai dari peletakan cara menyusui yang salah, ASI seret, hingga masalah hormonal yang dialami seorang ibu usai melahirkan dan membuatnya mengalami babyblues.

Kondisi ini tentu tidak pernah dirasakan oleh kaum pria. Perempuan yang mendapatkan anugerah bisa melahirkan dan menyusui anak, tentu memiliki peran yang sangat besar untuk membesarkan buah hatinya.

Namun, hal yang sangat menyedihkan baru-baru ini terjadi munculnya pria yang memiliki fetish ASI berkeliaran di sosial media.

Sontak hal tersebut membuat masyarakat dan para ibu menyusui di Indonesia saat ini heboh dengan oknum yang melecehkan secara seksual kegiatan menyusui seorang busui, dengan menjadikan ASI sebagai fetish-nya.

Peristiwa ini berawal dari pengakuan seorang ibu menyusui yang mengunggah hasil memerah ASI-nya di media sosial, kemudian seorang oknum menghubungi dirinya dengan mengatakan bahwa dia memiliki ketertarikan terhadap asi.

Seorang seksolog Haekal Yassier Anshari mengatakan bahwa fetish dapat juga dikategorikan sebagai suatu gangguan.

“Fetish yang dikatakan gangguan adalah kalau seseorang hanya bisa mendapatkan kepuasan seksual dengan benda-benda atau bagian tubuh yang non seksual. Hal tersebut dapat disebut sebagai fetish parafilia,” kata dr. Haekal Yassier Anshari. M.biomed melalui akun tiktoknya dikutip di Jakarta, Sabtu (12/08/2023).

Oknum tersebut diketahui meminta untuk melakukan direct bresstfeeding (DBF) atau menyusui secara langsung dari payudara.

Kolom komentar postingan yang dibagikan oleh akun tiktok @rntika.ag yang merupakan korban dari oknum tersebut juga dikomentari oleh seorang dokter yang turut merasa takut dengan fenomena itu.

Omg takut banget,” tulis drg.Radinta Btari Aphrodita,MM.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sawah Besar, Jakarta Pusat, Andi Khomeini Takdir, ASI lazimnya diberikan kepada bayi untuk memenuhi asupan gizi dan nutrisi mereka.

“Sesuaikan saja dengan peruntukannya. Kalau untuk fetish jelas dilarang. Tidak boleh,” kata Andi.

Peristiwa tersebut memberikan perasaan tidak nyaman bagi masyarakat, terutama para ibu yang menyusui. Masyarakat mengharapkan bahwa kasus seperti ini tidak lagi terulang.

Back to top button