Ototekno

Arus Kas Twitter Masih Negatif, Elon Musk: Ini Benar-benar Sangat Sulit

Kondisi keuangan Twitter Inc., raksasa media sosial yang kini dipimpin oleh Elon Musk, semakin suram. Beban utang dan penurunan drastis pendapatan iklan hingga 50 persen membuat Twitter masih mencatatkan arus kas negatif.

Musk, dalam wawancara yang dikutip dari CNN, mengatakan, “Perlu mencapai arus kas positif sebelum kita memiliki kemewahan untuk hal lain.” Pernyataan ini menunjukkan situasi keuangan Twitter yang semakin genting, mengingat bulan April lalu, Musk mengungkapkan bahwa kondisi perusahaan hampir mencapai titik impas karena sebagian besar pengiklan di Twitter telah kembali.

Harapan Musk sebelumnya untuk mencapai arus kas positif pada Juni 2023 juga tampaknya belum terpenuhi. Sejak Musk mengambil alih Twitter, banyak pengiklan yang ‘melarikan diri’ dari platform tersebut. Beberapa isu utama yang mempengaruhi keputusan para pengiklan antara lain masalah moderasi konten, pemecatan massal, dan ketidakpastian tentang masa depan Twitter.

CEO Twitter baru, Linda Yaccarino, yang merupakan mantan eksekutif pemasaran NBC Universal, diharapkan dapat memanfaatkan pengalamannya dalam bidang periklanan untuk membantu mengembalikan kejayaan Twitter.

Namun, The New York Times melaporkan bahwa pendapatan iklan Twitter di AS turun hingga 59 persen dalam periode lima pekan mulai 1 April hingga pekan pertama Mei, dibandingkan tahun sebelumnya. Data dari Sensor Tower menunjukkan hanya 43 persen dari 1.000 pengiklan teratas Twitter pada September yang masih beriklan di platform tersebut pada April.

Musk mengakui keadaan ini dengan mengatakan, “Ini benar-benar sangat sulit,” dalam acara streaming langsung Twitter Spaces. “Pada dasarnya, pendapatan kami dipotong setengah karena kami tidak mengikuti batas,” tambah dia.

Pukulan lain datang dari aplikasi saingan, Meta’s Threads, yang melampaui 100 juta unduhan kurang dari sepekan setelah diluncurkan. Hal ini meningkatkan tekanan bagi Twitter untuk memperbaiki kondisinya.

Twitter belakangan ini mulai membagi pendapatan iklan dengan para kreator konten di platform mereka. Namun, program ini dipertanyakan karena diduga memprioritaskan kaum kanan atau konservatif. Beberapa influencer sayap kanan seperti Ian Miles Cheong, Benny Johnson, dan Ashley St. Claire tampaknya menjadi penerima pendapatan pertama dari program ini, dan mereka telah memuji pendapatan yang didapat dari Twitter.

Situasi Twitter saat ini memperlihatkan tantangan besar yang dihadapi oleh perusahaan dalam menjaga pengiklan dan mempertahankan arus kas yang sehat.

Back to top button