News

Kekurangan Oksigen, Tahanan Polsek Katikutana Meninggal

Tahanan AA yang meninggal di dalam sel Polsek Katikutana akibat dari kekurangan oksigen. Tim Forensik menemukan fakta ini berdasarkan hasil otopsi terhadap jenazah AA.

“Dari hasil otopsi yang kami lalukan penyebab kematian AA bukan di sebabkan oleh penganiyaan. Tetapi karena kekurangan oksigen,” kata dokter forensik dari Polda NTT AKBP dr. Edy Syahputra Hasibuan, Selasa (11/1/2022).

Tim Forensi melakukan otopsi dengan menghadirkan saksi dari pihak keluarga dan kuasa hukum dari korban.

Edy menjelaskan penyebab kematian dari AA sendiri karena terlalu banyak makan sehingga ada sisa makanan di lambung sekitar satu liter.

Selain itu di dalam mulut juga ada temuan setengah liter makanan yang keluar saat korban terjatuh.

“Jenazah jatuh lalu kepalanya terbentur dan kehilangan kesadaran. Sehingga menyebabkan jenazah muntah dan makanan masuk ke paru-paru (tersedak) yang kemudian menghambat masuknya oksigen ke tubuh,” jelas Edy.

Dia memastikan terkait informasi yang beredar bahwa jenazah mengalami luka tembak dan patah tulang itu tidak benar adanya.

“Saya pastikan seribu persen bahwa tidak ada luka tembak maupun patah tulang. Tidak ada bekas benda tajam yang dialami oleh jenazah AA, hanya ada bekas suntikan formalin agar jenazah lebih awet,” ucapnya.

Sementara itu pihak keluarga sekaligus pengacara AA Samianda Umbu Kabalu menyampaikan terima kasih kepada kepolisian atas penindakan tegas kepada sejumlah anggota.

“Kami percaya sepenuhnya kepada penegak hukum dalam hal ini Polres Sumba Barat dan Polda NTT. Untuk prosesi autopsi saya pikir itu merupakan hasil yang autentik, harapannya Polres Sumba Barat terus memberikan informasi dan terus transparansi kepada kami selaku keluarga jenazah,” tandas Umbu.

Sebelumnya, Polisi menangkap AA pada 8 Desember lalu. Dugaannya sebagai pelaku penganiyaan serta sebagai pelaku pencurian ternak di daerah itu.

Usai ditangkap AA dibawa ke tahan di Sel dan pada 9 Desember 2021 keluarga korban mendapatkan informasi bahwa AA sudah tak bernyawa lagi.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button