News

Putin Lagi Pusing Gara-gara Babi

Rabu, 21 Des 2022 – 18:41 WIB

Putin Lag Pusing Gara-gara Babi

Presiden Rusia Vladimir Putin sedang pusing akibat negaranya tak bisa mengekspor daging babi – (Foto: Reuters)

Presiden Rusia Vladimir Putin saat ini tengah menghadapi masalah baru. Selain masalah perang, Putin sekarang dibuat pusing dengan produksi daging babi yang melimpah. Sebab akibat perang dengan Ukraina, sejumlah ekspor Rusia terhenti.

China yang selama ini menjadi importir daging babi terbesar Rusia baru-baru ini menghentikan sementara impor tersebut. Berhentinya impor daging babi ke China membuat Putin langsung mengontak Beijing agar segera membuka keran impor meraka.

“Ekspor daging babi Rusia akan meningkat 0,5 juta ton per tahun jika pasar China dibuka,” kata Direktur Umum grup perusahaan Rusia Agropromcomplektatsya, Sergey Novikov, kepada Putin, Rabu (21/12/2022).

Menurutnya, ekspor daging babi akan menambah pemasukan Rusia sebesar US$1 miliar atau setara Rp15,5 triliun. “Kesepakatan akan mengamankan pendapatan tambahan hingga US$ 1 miliar untuk industri babi Rusia,” tambahnya.

Novikov mengakui saat ini kedua negara masih melakukan negosiasi terkait masalah ini. Namun menjelang akhir tahun ini belum ada tanda-tanda yang positif dari komunikasi tersebut.

“Kami menyadari bahwa pemerintah, Kementerian Pertanian Rusia, dan Rosselhoznadzor menangani masalah ini, tetapi sampai saat ini, kami gagal bergerak maju dalam masalah ini,” tambahnya.

Wabah demam babi Afrika

China beralasan lambannya kebijakan untuk membuka keran impor karena saat ini adanya penyebaran wabah demam babi Afrika (ASF). Penyakit tersebut mengakibatkan kematian babi secara tiba-tiba dan hal itu yang sekarang terjadi di Rusia.

Rusia mencatatkan setidaknya ada 122 wabah ASF yang terjadi sejak awal tahun, 65 kasus di antaranya terjadi di peternakan babi. Peternakan industri yang terkena virus akhirnya melakukan pemusnahan massal.

“Pada saat yang sama, setahun yang lalu, China menandatangani perjanjian dengan Prancis tentang pengakuan sistem regionalisasinya. Artinya, jika ASF sampai ke Prancis, China tidak akan menghentikan ekspor pelabuhan dari Prancis,” tambahnya.

“Oleh karena itu, hari ini kita juga harus meminta dan meyakinkan China untuk mengakui sistem regionalisasi kami. Ini sangat penting bagi kami, para peternak babi,” kata Novikov lagi.

Putin mengaku akan menghubungi Presiden China Xi Jinping agar segera membukan impor babi. Dia yakin Xi akan mengambulkan permintaannya tersebut.

Pada tahun 2021, China adalah importir daging unggas terbesar Rusia. Di mana negara itu membeli hampir 50 persen dari penjualan daging broiler Rusia untuk pelanggan asing.

“Mereka tahu posisi kita. Kami tahu posisi mereka. Kami akan bekerja dengan tenang, berirama, dan saya yakin kami akan mencapai kesepakatan,” tegas Putin.

Secara total, ekspor daging Rusia diperkirakan mencapai 550.000 ton tahun ini. Putin memperkirakan itu senilai US$1,5 miliar.

Pada tahun 2021, Rusia mengekspor 533.000 ton daging, naik 2,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ekspor mencapai US$1,2 miliar, naik sebesar 32 persen dari level tahun sebelumnya.

Back to top button