Hangout

10 Fakta Unik Gunung Bromo yang Perlu Diketahui Traveler!

Gunung Bromo adalah salah satu tempat wisata terkenal di Jawa Barat yang dikunjungi 300 ribu wisatawan setiap tahunnya.

Untuk mengunjungi kawasan wisata ini, masing-masing wisatawan harus menyiapkan uang tiket sebesar Rp29.000 (weekday) atau Rp34.000 (weekend).

Tapi sayangnya, tempat wisata ini sedang terjadi kebakaran yang terjadi di area savana kaldera Tengger atau Bukit Teletubbies.

Akhirnya, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) memutuskan untuk menutup total aktivitas wisata dari semua pintu masuk menuju kawasan Gunung Bromo hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Fakta Unik Gunung Bromo

Bagi wisatawan yang sudah terlanjur membeli tiket masuk Gunung Bromo secara online, kalian bisa mengajukan reschedule saat sudah kembali dibuka.

Sembari menunggu status kebakarannya menurun, mari simak fakta-fakta unik Gunung Bromo yang harus diketahui sebelum mendakinya. Berikut daftarnya:

1.  Asal Usul Terbentuknya Gunung Bromo

Gunung Bromo awalnya hanya lautan pasir hasil muntahan dari erupsi gunung Tengger yang berada di dekatnya.

Letusan erupsi Gunung Tengger melemparkan material vulkanik ke tenggara yang menyebabkan munculnya lembah besar yang dalam. Letusan Lembah itu memicu munculnya kaldera dengan diameter lebih dari 8 km.

Akibatnya, terjadi muncul sebuah lubang besar berupa lorong magma di tengah kaldera yang memunculkan empat gunung baru, yaitu Gunung Widodaren, Gunung Watangan, Gunung Kursi, dan Gunung Bromo.

2.  Asal Usul Nama Gunung Bromo

Tempat tujuan populer saat naik Gunung Bromo
Tempat tujuan populer saat naik Gunung Bromo (Photo: Getty Images)

Asal usul nama Gunung Bromo berasal dari Bahasa Sansekerta atau Jawa Kuno, “Brahma” yang merupakan nama dari salah satu dewa utama dalam Agama Hindu.

Bagi penduduk asli Bromo, Gunung Brahma diyakini sebagai gunung suci, sehingga mereka sering mengadakan upacara untuk menghormati gunung.

3. Suku Tengger, Suku Asli Bromo

Penduduk asli yang berada di kawasan Gunung Bromo adalah Suku Tengger. Suku ini diyakini berasal dari cerita legenda Roro Anteng dan Joko Seger.

Roro Anteng merupakan wanita cantik yang lahir dari titisan dewa. Setelah menginjak usia remaja, Roro Anteng terpikat dengan Joko Seger dan ingin menikahinya.

Namun suatu hari, ada seorang pria tangguh yang melamarnya. Roro tidak bisa menolaknya secara langsung. Akhirnya dia meminta pria itu untuk membuat lautan di tengah-tengah gunung.

Pria itu hampir bisa menyelesaikan permintaan Roro. Namun Roro yang tidak ingin menikahi pria yang tidak dicintai, akhirnya membuat jebakan supaya pria itu tidak bisa menyelesaikan permintaannya tepat waktu.

Rencananya berhasil. Akhirnya Roro Anteng dan Joko Seger menikah dan membangun permukiman di kawasan Tengger dengan sebutan Purbowasesa Mangkurat Ing Tengger yang berarti  “Penguasa Tengger Yang Budiman”. 

Nama Tengger sendiri diambil dari akhir suku kata nama Rara Anteng dan Joko Seger. 

4. Upacara Kasada

Upacara Kasada adalah salah satu upacara adat dari Suku Tengger yang mendiami wilayah kaki Gunung Bromo.

Suku Tengger terkenal memiliki keberagaman budaya dan ritual upacara. Salah satu upacara yang terkenal ada upacara Kasada atau Yadnya Kasada.

Upacara ini merupakan sebuah ritual sebagai bentuk ungkapan syukur dan doa agar dijauhkan dari malapetaka.

Biasanya upacara ini dilakukan dengan melarung hasil bumi ke dalam kawah Gunung Bromo. Sampai saat ini, Upacara Kasada menjadi salah satu hari raya umat Hindu Tengger yang harus dilaksanakan setiap satu tahun sekali.

5. Gunung Berapi yang Masih Aktif

Aktivitas Gunung Berapi Bromo (Photo: Getty Images)
Aktivitas Gunung Berapi Bromo (Photo: Getty Images)

Meski tidak masuk dalam daftar gunung tertinggi di Indonesia, Gunung Bromo menjadi salah satu gunung berapi aktif yang menarik perhatian banyak orang di dunia.

Di abad 20-30, Gunung Bromo sudah meletus sebanyak 3 kali dengan karakteristik yang berbeda-beda.

Namun letusan terdahsyat yang pernah dikeluarkan oleh Bromo adalah letusan tahun 1974 yang memakan banyak korban.

Letusan terakhir baru terjadi pada tahun 2015-2016. Pada saat itu, aktivitasnya masuk kategori “gunung aktif” yang mengeluarkan asap vulkanik tebal dan menyemburkan abu panas belerang dari kawahnya.

Meski statusnya aktif, masih banyak orang yang datang ke gunung ini untuk menikmati keindahan alamnya yang luar biasa.

6. Suhu Dingin dari Ketinggian

Gunung Bromo memang hanya memiliki ketinggian 2.392 mdpl. Namun suhu udara saat berada di puncaknya bisa mencapai 8 derajat Celcius hingga 0 derajat Celsius.

Meski gunung ini tidak masuk dalam daftar gunung terdingin di Indonesia, para pendaki tetap harus membawa pakaian hangat, pelindung tubuh, dan peralatan lainnya untuk menangkis dingin saat berada di puncak Bromo.

6. Fenomena Embun Es

Ada satu fakta unik Gunung Bromo yang terjadi setiap pergantian musim dari hujan ke kemarau, yaitu fenomena embun es atau embun upas.

Fenomena ini terjadi setiap ada penurunan suhu udara ekstrim yang membuat embun berubah menjadi es.

Tentu saja, fenomena yang jarang ditemukan di kota besar ini menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang ingin datang ke Gunung Bromo.

7. Berdampingan dengan 4 Gunung Lainnya

Gunung Bromo berdiri secara berdampingan dengan 4 gunung lainnya, yaitu Gunung Batok (2.440 mdpl), Gunung Widodaren (2.614 mdpl), Gunung Watangan (2.601 mdpl), dan Gunung Kursi (2.581 mdpl). 

Fakta menariknya, ketiga gunung ini terbentuk di waktu yang bersamaan dengan Gunung Bromo.

8. Lebih 50 Kali Erupsi Sejak 1775

Berdasarkan catatan sejarahnya, Gunung Bromo telah mengalami lebih dari 50 kali erupsi sejak tahun 1775.

Letusan vulkanik pertamanya tercatat pada tahun 1804, namun erupsinya hanya berlangsung pendek.

Peristiwa terakhir terjadi pada Juli 2019, saat terjadi erupsi freatik yang merupakan erupsi yang terjadi ketika magma memanaskan air tanah atau air permukaan.

9. Terdapat 2.000 Anak Tangga Menuju Gunung Bromo

Di bagian kaki Gunung Bromo terdapat sebuah Pura Hindu bernama Pura Luhur Ponten.

Pura ini dibangun pada tahun 2000 sebagai tempat sembahyang umat Hindu Tengger. 

Untuk ke tempat itu, dibangunlah lebih dari 2000 anak tangga untuk mempermudah para wisatawan atau Suku Tengger yang ingin mencapai kawasan kawah Bromo dan beberapa kawasan wisata menarik di sekitarnya.

10. Dekat dengan Gunung Tertinggi

Gunung Bromo berada di dalam kawasan Taman Nasional, sehingga lokasinya tidak jauh dengan Gunung Semeru.

Gunung Semeru merupakan gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa yang sama terkenalnya dengan Gunung Bromo. 

 

 

 

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Back to top button