Hangout

Sosok Fatmawati Dapat Menjadi Semangat Rayakan Hari Ibu 2022

Dalam lingkup kecil, Peringatan Hari Ibu (PHI) pada 22 D2022 bisa menjadi momentum tepat untuk dirayakan bersama keluarga. Ia bisa merekatkan hubungan antar anggota keluarga saat merayakannya. Namun, dalam lingkup lebih luas, Hari Ibu punya makna penting sehingga vital untuk dirayakan.

Peringatan setiap tanggal 22 Desember ini tak hanya ingin menghargai peran dan jasa perempuan sebagai seorang ibu. Melainkan juga bertujuan untuk menghargai perempuan secara keseluruhan. Mulai dari sebagai ibu, istri, atau warga negara.

Adapun tujuan dari peringatan ini, dalam lingkup luas (bangsa), yakni sebagai upaya untuk merekam, mengenang, dan menghargai perjuangan perempuan dalam merebut dan mengisi kemerdekaan.

Peringatan Hari Ibu juga bisa menjadi momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak perjuangan perempuan yang tak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan sebuah bangsa.

Sosok perempuan bernama Fatmawati pun bisa menjadi semangat dalam merayakan Hari Ibu 2022.

Fatmawati: Penjahit Sang Saka Merah Putih

Salah satu sosok yang lekat dengan semangat Hari Ibu, ialah Fatmawati, istri presiden pertama Republik Indonesia (RI), Soekarno. Penjahit Sang Saka Merah Putih yang pertama itu menjadi sosok kunci dalam Peringatan Hari Ibu (PHI) Ke-94 tahun 2022 ini bagi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).

“Fatmawati adalah inspirasi bagi seluruh perempuan di Indonesia dan menjadikannya sosok penting dalam rangkaian Peringatan Hari Ibu (PHI) Ke-94 tahun 2022 ini,” tulis akun Twitter Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), seperti Inilah.com kutip di Jakarta, Kamis (22/12/2022).

Bagaimana tidak, bila kembali pada sejarah tahun 1945 secara ringkas saat menjahit bendera sakral itu, kondisi fisik Fatmawati sedang tidak baik-baik saja. Bahkan, ia sedang mengandung anak pertamanya dan menanti kelahirannya.

Kendati begitu, situasi genting membuatnya berkompromi dengan keadaan. Ia menjahit bendera Merah Putih seukuran 2×3 meter. dengan mesin jahit tangan, bendera merah putih itu selesai olehnya dalam kurun waktu 2 hari.

Melihat semangatnya itu, tentulah Hari Ibu menjadi momentum penting untuk dirayakan. Tak hanya dalam konteks keluarga, melainkan juga pada akhirnya dirayakan oleh sebuah bangsa, yakni Indonesia.

Sebagai informasi tambahan, Fatmawati merupakan anak tunggal dari pasangan H. Hassan Din dan Siti Chadidjah. Ia lahir di Bengkulu pada tanggal 5 Februari 1923. Ia wafat pada 14 Mei 1980, karena serangan jantung saat pesawatnya transit di Kuala Lumpur.

Nama perempuan tersebut telah diabadikan dalam Bandar Udara Fatmawati Soekarno di Kota Bengkulu dan RSUP Fatmawati di Jakarta Selatan, DKI Jakarta.

Back to top button