Ototekno

Siapa Hacker Jimbo? Mastermind di Balik Kebocoran Data KPU

Masyarakat Indonesia saat ini dihebohkan oleh sosok misterius di dunia siber: Hacker Jimbo. Dikenal sebagai dalang di balik serangkaian kebocoran data besar-besaran, termasuk data Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan nasabah Bank Central Asia (BCA), Jimbo telah menjadi topik utama di berbagai forum keamanan siber dan media massa. Namun, siapakah sebenarnya Jimbo ini?

Profil Hacker Jimbo

Jimbo muncul di kancah dunia siber sebagai individu yang memiliki keahlian hacking. Pertama kali menjadi member dari Breachforum pada Juni 2023. Meskipun identitas aslinya masih menjadi misteri, aksinya dalam membobol sistem-sistem keamanan telah menunjukkan kecanggihan teknik dan pengetahuan mendalam di bidang siber.

Jimbo pertama kali menjadi sorotan setelah berhasil mengakses dan menjual sekitar 204 juta data pemilih dari KPU. 

Menurut pendiri PT Digital Forensik Indonesia, Ruby Zikri Alamsyah peretas Jimbo mampu mengakses database situs KPU dengan mudah.

Hacker Jimbo ditengarai menggunakan basis data yang banyak kelemahannya. Basis data yang dimaksudkan adalah SQL atau dikenal sebagai bahasa query terstruktur dalam bidang pemrograman.

SQL secara umum memang populer dan acap kali digunakan pada semua jenis aplikasi karena dianggap lebih terintegrasi dengan baik dengan berbagai bahasa pemrograman. SQL lazim digunakan untuk menyimpan data dan informasi berbentuk tabel dengan baris dan kolom yang mewakili atribut data.

Tak berhenti di situ, ia juga menargetkan nasabah BCA dengan menawarkan akses ke akun MyBCA melalui forum online. Kedua aksi ini menunjukkan kemampuannya dalam mengeksploitasi kerentanan sistem keamanan digital.

Terbaru, Jimbo juga terlibat dalam penjualan data migran Indonesia. Dengan menawarkan lebih dari 25.000 data migran Indonesia di Korea Selatan seharga $1.000, Jimbo membuktikan kemampuannya tidak hanya terbatas pada peretasan tetapi juga dalam penjualan data di dark web.

Tanggapan Pihak Berwenang

Pihak berwenang perlindungan siber seperti BSSN hingga BIN, tengah berupaya keras mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh aksi Jimbo. Namun, mereka masih berjuang untuk mengungkap identitas sebenarnya di balik nama “Jimbo”.

Kasus ini membuka mata banyak pihak tentang pentingnya keamanan siber. Tidak hanya menyoroti kerentanan sistem keamanan digital yang ada, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya upaya peningkatan keamanan informasi dan proteksi data di era digital.

Back to top button