Ototekno

Robot Kurir Paket Otonom Mulai Turun ke Jalan-jalan di Jepang

“Permisi, numpang lewat,” begitu sapa robot pengantar barang beroda empat itu saat menghindari pejalan kaki di jalan di Fujisawa, Kanagawa, Jepang yang merupakan bagian dari eksperimen bisnis yang diharapkan dapat mengatasi kekurangan tenaga kerja dan isolasi pedesaan.

Mulai bulan April, undang-undang lalu lintas yang direvisi memungkinkan robot pengiriman tanpa pengemudi untuk menavigasi jalan-jalan di seluruh Jepang.

Para pendukung berharap mesin tersebut pada akhirnya dapat membantu orang lanjut usia di daerah pedesaan yang sepi penduduk mendapatkan akses ke barang, sementara juga mengatasi kekurangan pekerja pengiriman di negara dengan kekurangan tenaga kerja yang kronis.

Ada tantangan yang harus diatasi, kata Hisashi Taniguchi, presiden perusahaan robotika ZMP yang berbasis di Tokyo, termasuk masalah keamanan. “Mereka masih pendatang baru di masyarakat manusia, jadi wajar jika mereka terlihat sedikit tidak nyaman.” kata Hisashi melansir Japan Today, Jumat (10/2/2023).

Robot tidak akan beroperasi sepenuhnya sendirian, dengan manusia yang memantau dari jarak jauh dan dapat melakukan intervensi.

Taniguchi mengatakan penting robot “rendah hati dan menyenangkan” untuk menginspirasi kepercayaan diri.

ZMP telah bermitra dengan raksasa seperti Japan Post Holdings dalam uji coba robot pengiriman di Tokyo. Robot “DeliRo” miliknya memiliki tampilan menawan, menampilkan mata besar dan ekspresif yang dapat berkaca-kaca dalam kesedihan jika pejalan kaki menghalangi jalannya.

“Setiap anak di sekitar sini tahu namanya,” katanya.

Solusi untuk lansia di Pedesaan

Ada tujuan serius di balik kelucuan itu. Jepang memiliki salah satu populasi tertua di dunia, dengan hampir 30 persen warganya berusia di atas 65 tahun. Banyak yang tinggal di daerah pedesaan yang tidak memiliki akses mudah ke kebutuhan sehari-hari.

Kekurangan tenaga kerja di kota-kotanya dan aturan baru yang membatasi lembur bagi pengemudi truk juga mempersulit bisnis untuk memenuhi permintaan e-commerce dan pengiriman yang dipicu pandemi.

“Kekurangan pekerja di bidang transportasi akan menjadi tantangan di masa depan,” kata insinyur Dai Fujikawa dari raksasa elektronik Panasonic, yang sedang menguji coba robot pengiriman di Tokyo dan Fujisawa di dekatnya. “Saya harap robot kami akan digunakan untuk mengambil alih saat dibutuhkan dan membantu meringankan krisis tenaga kerja.”

Robot serupa sudah digunakan di negara-negara seperti Inggris dan Cina, tetapi ada kekhawatiran di Jepang tentang segala hal mulai dari tabrakan hingga pencurian.

Peraturan menetapkan kecepatan maksimum enam kilometer per jam, yang berarti “kemungkinan cedera parah jika terjadi tabrakan relatif kecil”, kata Yutaka Uchimura, seorang profesor teknik robot di Institut Teknologi Shibaura (SIT).

Tetapi jika robot “bergerak dari trotoar dan bertabrakan dengan mobil karena ketidaksesuaian antara data lokasi pra-instal dan lingkungan sebenarnya, itu akan sangat mengkhawatirkan”, katanya.

Panasonic mengatakan robot “Hakobo” miliknya dapat menilai secara mandiri kapan harus berbelok serta mendeteksi rintangan, seperti konstruksi dan sepeda yang mendekat, dan berhenti.

Satu orang di pusat kendali Fujisawa secara bersamaan memantau empat robot melalui kamera dan secara otomatis diberi tahu setiap kali muatan robot mereka macet atau dihentikan oleh rintangan, kata Fujikawa dari Panasonic.

Kamera dan sensor internal memungkinkan robot menunggu di lampu merah dan menghindari pejalan kaki dan mobil. Uji coba yang sedang berlangsung itu bertujuan untuk mengetahui apakah robot dapat dioperasikan dengan aman menggunakan sistem pemantauan jarak jauh.

Uji coba sejauh ini berkisar dari mengantarkan obat-obatan dan makanan ke penduduk Fujisawa hingga menjajakan makanan ringan di Tokyo.

“Pegawai toko manusia mungkin merasa lebih tenang tetapi dengan robot, Anda dapat berbelanja dengan lebih santai. Bahkan ketika Anda merasa tidak ada yang layak dibeli, Anda dapat pergi tanpa merasa bersalah,” kata salah satu pembeli.

Pihak berwenang tidak percaya jalan-jalan Jepang akan segera dipenuhi robot, mengingat tekanan untuk melindungi pekerjaan manusia.

“Kami tidak mengharapkan perubahan drastis segera, karena ada pekerjaan yang dipertaruhkan,” kata Hiroki Kanda, seorang pejabat dari kementerian perdagangan yang mempromosikan teknologi tersebut, kepada AFP. “Penyebaran robot akan lebih merupakan proses bertahap, menurut saya.”

Tantangan teknologi

Para ahli seperti Uchimura dari SIT menyadari keterbatasan teknologi ini. “Bahkan tugas paling sederhana yang dilakukan oleh manusia bisa sulit ditiru oleh robot,” katanya.

Uchimura percaya meluncurkan robot di daerah pedesaan yang jarang penduduknya terlebih dahulu akan menjadi yang paling aman. Namun, perusahaan mengatakan permintaan di kota-kota cenderung membuat penyebaran perkotaan lebih layak secara komersial.

Presiden ZMP Taniguchi berharap pada akhirnya melihat mesin beroperasi di mana-mana.

“Saya pikir akan membuat orang senang jika, dengan teknologi komunikasi yang lebih baik, robot pengiriman ini dapat berpatroli di lingkungan atau memeriksa keselamatan orang lanjut usia,” katanya. “Jepang menyukai robot,” tandasnya.

Back to top button