Kanal

Produksi Bioavtur Ramah Lingkungan, Langkah Pertamina Patut Diapresiasi

Komitmen Pertamina dalam memproduksi BBM ramah lingkungan seperti Bioavtur Sustainable Aviation Fuel (SAF) patut diacungi jempol.

Direktur Center for Energy Policy M Kholid Syeirazi menilai, kilang terintegrasi Pertamina tidak hanya mempersiapkan kemandirian energi, bahkan SAF yang berstandar internasional tersebut, sudah digunakan maskapai nasional Garuda Indonesia.

“Saya kira itu patut diapresiasi karena Bio Avtur memiliki komponen green energy. Ini sesuai dengan komitmen Pertamina terus mendorong penggunaan energi hijau,” kata Kholid dalam keterangannya, Selasa (5/12/2023).

Pernyataan Kholid, disampaikan menjelang ulang tahun ke-66 Pertamina, 10 Desember 2023. Menurutnya, selama beroperasi, Pertamina banyak berkonstribusi dalam pemenuhan energi minyak bumi dan gas alam. Termasuk saat ini, ketika Pertamina juga berkomitmen mempercepat transisi energi dan upaya dekarbonisasi.

“Bisnis migas ke depan akan lebih cenderung menggunakan energi ramah lingkungan. Dan komitmen Pertamina ini selaras dengan agenda dekarbonisasi menuju Net Zero Emulsion (NZE) tahun 2060,” terangnya.

Begitu pula, dengan pembangunan kilang Petrokimia yang terintegrasi dengan kilang BBM, menurut Kholid dapat memberikan nilai tambah yang menarik bagi investor.”Penggunaan bahan Petrokimia akan semakin besar dan investasi kilang masih bisa menguntungkan. Bahkan ke depan pembangunan kilang Petrokimia bisa jadi bisnis menguntungkan,” jelas Kholid.

Dihubungan terpisah, pengamat energi Inas Nasrullah Zubir juga mengapresiasi Pertamina yang dinilai berhasil mengembangkan dan meremajakan kilang-kilangnya.

“Setahu saya, sekarang bukan hanya pembangunan kilang baru (GRR) di Tuban, Sedangkan yang dilakukan peremajaan atau Refinery Development Master Plan (RDMP) adalah kilang di Balikpapan, kemudian Cilacap, dan Dumai. Artinya, Pertamina sangat fokus memperbaiki peralatan-peralatan hilirisasinya,” bebernya.

Indonesia melalui Pertamina, jelas Inas, memang sedang bergerak menuju hilirisasi BBM. Selama ini misalnya, BBM RON 98 diimpor dan beberapa produk lain juga masih impor.”Setelah semua kilang selesai dibangun dan diremajakan, Indonesia kelak hanya mengimpor minyak mentah. Selain itu, semua akan diproduksi di dalam negeri. Ini sangat luar biasa, sangat signifikan,” pungkas Inas. 

Back to top button