Hangout

COO Miss Universe Indonesia 2023 Terlibat Polemik Pelecehan: Finalis Dihina, Diperiksa Tanpa Busana

Kontroversi mengenai dugaan pelecehan seksual yang dialami finalis Miss Universe Indonesia (MUID) 2023 semakin memanas. Terungkap bahwa finalis diminta untuk melakukan body checking tanpa busana, dan beberapa di antaranya mendapat hinaan dari Chief Operating Officer (COO) MUID 2023.

Proses Body Checking yang Kontroversial

Menurut salah satu finalis berinisial L, proses body checking ini dilakukan dengan cara yang sangat tidak pantas. “Kami sempat dikumpulin berlima perempuan ini pertama kali dipanggil. COO ini kesal teman saya dikira ngadu jadi dia (COO) marah, saya sudah background check kamu, kamu enggak ada valuenya. Setelah ini kamu enggak bakal jadi apa-apa. Sampai dikasih tau sekasar itu,” ungkapnya dalam podcast Close the Door Deddy Corbuzier, dikutip Jumat (11/8/2023).

Mantan Director Visual MUID 2023, Rio Motret, juga mengungkap bahwa ada salah satu finalis yang menangis setelah menjalani body checking. Sebab saat itu, finalis tersebut memiliki luka yang bersifat traumatik di tubuhnya dan dicecar pertanyaan tentang luka tersebut sehingga memantik traumanya.

Tindakan yang Tidak Sesuai Prosedur

Rio menyebut tindakan tersebut sebagai tindakan yang bodoh dan tidak sesuai dengan prosedur. “Gobl*k dan tidak sesuai prosedur. Menurut aku ini sudah mencoreng beauty pageant karena tidak pernah ada sebuah organisasi yang menghina pageantnya sendiri,” kata dia.

Tanggapan dari Kuasa Hukum

Menurut kuasa hukum finalis Miss Universe Indonesia yang melaporkan kasus ini, Mellisa Anggraeni, kegiatan body checking ini dilakukan dua hari jelang acara puncak final. Mellisa menduga ada relasi kuasa di balik proses body checking tersebut.

Meski tak nyaman, Mellisa menyebut kliennya tak bisa menolak melakukan body checking. “Si oknum ini, si perusahaan menyampaikan bahwa ‘Loh, kamu jangan malu, kamu harus percaya diri, embrace yourself, kamu kalau di luar negeri nanti akan lebih parah, lebih ditelanjangi dan ditonton banyak orang’,” ujar Mellisa.

Polemik ini telah mencoreng nama ajang beauty pageant di Indonesia dan menimbulkan pertanyaan serius tentang etika dan prosedur yang diikuti dalam kompetisi semacam ini. Kasus ini masih dalam proses penyelidikan, dan publik menantikan tindakan tegas dari pihak berwenang serta transparansi dalam proses seleksi dan perlakuan terhadap finalis.

Back to top button