Market

Banyak Proyek Mangkrak Bikin Investor Pikir-pikir Beli Apartemen 

Kalau punya dana besar, tertarik investasi, sebaiknya hati-hati dengan tawaran apartemen. Kalau tak kena tipu, investasinya tak sesuai ekspektasi karena balik modalnya lama.

Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto mengakui, bisnis apartemen sedang lesu-lesunya. banyak investor properti jenis ini mengalami tekor besar. “Pemilik apartemen merasa bahwa ‘saya rugi beli apartemen karena kosong, susah banget cari penyewa’. Itu memang fenomena yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya,” kata Ferry, Jakarta, Kamis (20/7/2023).

Investor, kata Ferry, semakin rugi karena harga apartemen yang tidak kunjung naik. Bahkan harga diturunkan pun, belum ada peminatnya. “Harga jelas tidak bisa naik. Kalau tidak ada yang nyewa, siapa yang mau beli dengan harga mahal. Itu yang buat orang tidak tertarik lagi investasi di apartemen,” kata Ferry.

Dia bilang, tahun ini, jumlah pembeli apartemen untuk investasi atau disewakan turun signifikan, ketimbang untuk pakai sendiri atau end user. Di mana, jumlah investor saat ini sekitar 46 persen, sedangkan end user 54 persen.

Padahal, tahun sebelumnya, jumlah investor apartemen mencapai 60 persen sedangkan end user 40 persen.Saat ini, pengembang fokus untuk menghabiskan stok apartemen yang siap huni. Dan, properti jenis apartemen lebih diminati end user.

Sedangkan investor, kata Ferry lebih menyukai apartemen yang masih dalam proses pembangunan (under construction). “Tujuannya adalah untuk mendapatkan capital gain yang lebih baik. Tapi sekarang stok under construction enggak terlalu banyak,” katanya.

Bicara soal investasi bahkan end user apartemen, sebaiknya hati-hati. Sudah banyak kasus apartemen mangkrak yang berdampak kepada meruginya konsumen. Kasus lama yang muncul lagi adalah Meikarta.

Pada Februari lalu, sejumlah anggota DPR sempat menyambangi proyek Meikarta milik Lippo Group yang banyak dikeluhkan konsumennya. padahal, pengembang apartemen Meikarta bukan pengembang kelas ecek-ecek. Semua orang pun tahu Lippo Group, kerajaan bisnis yang kini dikendalikan James Riady.

Kasus lain adalah proyek apartemen Bandung Technoplex Living (BTL) di depan Kampus Telkom University, Kabupaten Bandung, kini mangkrak. padahal, konsumen terlanjur mengeluarkan duit ratusan juta untuk melunasinya.

Demikian pula apartemen Lenteng Agung (LA) City di Jakarta Selatan yang mangkrak sejak 2019. Setelah ada pengembang baru, konsumen diwajibkan menambah pembayaran alias top up. Alasannya menyesuaikan dengan harga apartemen baru. Nilainya pun luar biasa, lebih dari Rp300 juta per unit.

Tentu saja, konsumen keberatan. Ironisnya, konsumen yang tak mampu top up harus kehilangan asetnya. Padahal mereka sudah membayar lunas unit apartemennya yang nilainya lebih dari Rp200 juta per unit.

Back to top button