Hangout

Perbedaan Penanganan Nyeri Organ Dada Akibat GERD dan Jantung Tersumbat

Kamis, 14 Jul 2022 – 14:40 WIB

Ilustrasi - inilah.com

Ilustrasi

Perbedaan Penanganan Nyeri Organ Dada Akibat Gerd dan Jantung Tersumbat

Nyeri pada dada kiri umumnya disebabkan oleh adanya penyempitan atau sumbatan pada pembuluh darah jantung atau adanya gejala GERD (gastroesophageal reflux disease), yaitu suatu keadaan patologis akibat naiknya asam lambung yang mengisi suatu bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan kerongkongan dengan lambung (esofagus) dan sampai saluran nafas.

Pada kasus GERD, meski timbul rasa nyeri pada dada, kondisi ini tidak berdampak bahaya pada jantung, meskipun sama-sama menimbulkan sensasi perih atau nyeri dan tekanan di dada bahkan napas terasa berat. Namun, ada beberapa hal yang membuat keduanya berbeda.

Melalui bincang sehat pada aplikasi live instagram, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Siloam Hospitals Agora, dr. Gerald Toreh Sp.PD., mengatakan, perbedaan yang paling mendasar antara GERD dengan serangan jantung adalah nyeri di dada akibat GERD biasanya disertai sensasi terbakar (heartburn) juga terasa lebih sakit ketika menarik napas. Sedangkan nyeri dada gejala serangan jantung akan terasa seperti remasan, cubitan akan ada seperti tekanan yang sangat kuat.

“Dan kedua keluhan atau penyakit ini di rasakan di dada sebelah kiri penderita,” kata Gerald, Rabu (13/7/2022).

Secara umum, GERD tidak menjadi pemicu serangan jantung apalagi menyebabkan kematian. GERD hanya menybabkan rasa kurang nyaman dan nyeri.

Dan dari banyak jenis penyakit jantung yang mempunyai gejala menyerupai GERD adalah penyakit jantung koroner (PJK) yang dapat diartikan penyempitan pembuluh darah arteri jantug. Dimana pembuluh darah tersebut befungsi sebagai penyuplai nutrisi dan oksigen. Adapun gejala nyeri dada akibat serangan jantung biasanya membuat pengidapnya merasa dadanya sedang tertindih beban yang berat, diremas, dan sangat tidak nyaman.

“Selain itu, nyeri dada juga sering kali disertai dengan gejala lain, seperti mual, sesak napas, keringat dingin, kepala terasa ringan, dan rasa lelah,” tutur Gerald.

Gerald menambahkan, beberapa hal penyebab atau pencetus penyakit GERD maupun serangan jantung adalah gaya hidup tidak sehat, merokok dan mengkonsumsi alkohol secara kontinyu serta malas berolahraga.

Penanganan

Penyakit GERD yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang lebih serius, seperti radang kerongkongan jangka panjang (esophagitis), penyempitan esofagus. Pada jangka panjang, GERD dapat menyebabkan kanker. Sementara itu, serangan jantung adalah kondisi darurat medis yang harus segera mendapatkan pertolongan.

“Jadi, jika mengalami nyeri dada atau gejala lainnya, segera cari bantuan medis, agar tidak mengancam nyawa pengidapnya,” kata Gerald.

Untuk penanganan awal gejala nyeri dada, Gerald menyarankan untuk penanganan awal GERD dapat menkonsumsi obat maag (antasida) dan menghindari stress berlebih, hingga mengurangi konsumsi kopi yang terlalu berlebihan, dan meninggikan posisi kepala saat tidur.

“Sedangkan penanganan nyeri dada akibat penyakit jantung koroner dan jenis penyakit jantung lainnya tentunya didasari dengan mengontrol penyakit dasarnya seperti diabetes, darah tinggi, kolesterol, dan lain-lain dengan modifikasi gaya hidup,olahraga,konsumsi obat-obatan secara teratur dan rutin memeriksakan diri ke dokter, Selain itu penting untuk mengurangi konsumsi garam,” ungkap Gerald.

Pada saat gejala penyakit GERD dirasakan, sambung Gerald, disarankan jangan tidur dengan posisi terlentang namun seperti setengah duduk.

“Cara terbaik adalah segera menetapkan gaya hidup sehat, berolahraga dan segera konsultasikan ke dokter jika gejala nyeri pada dada timbul secara berkelanjutan,” pungkas Gerald.

Back to top button