Ototekno

Mobil Otonom dan Taksi Terbang Bakal Hadir di IKN, Bagaimana Cara Kerjanya?

Ibu Kota Negara (IKN) katanya digadang-gadang bakal menghadirkan sistem transportasi modern, dengan mobil otonom dan taksi terbang. Ini adalah bagian dari pembangunan IKN sebagai kota pintar dengan ekosistem mobilitas cerdas. Bagaimana cara kerja mobil otonom dan taksi terbang ini?

“Kita sudah berbicara bagaimana tahun depan sudah ada showcase atau proof of concept bagaimana mobil otonom (autonomous vehicle) siap diujicobakan,” ujar Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Mohammed Ali Berawi di Jakarta, Selasa (1/8/2023), mengutip Antara.

Perusahaan asal Korea Selatan, Hyundai Motor Group, telah menandatangani nota kesepahaman dengan OIKN untuk pengembangan ekosistem Urban Air Mobility (UAM). Uji coba UAM yang kemungkinan berupa taksi terbang rencananya dilakukan pada 2024.

Apa itu mobil otonom?

Mobil self-driving atau mobil otonom atau mobil tanpa pengemudi adalah kendaraan yang menggunakan kombinasi sensor, kamera, radar, dan kecerdasan buatan (AI) untuk melakukan perjalanan antar tujuan tanpa operator manusia. Untuk memenuhi syarat sebagai sepenuhnya otonom, kendaraan harus dapat bernavigasi tanpa campur tangan manusia ke tujuan yang telah ditentukan.

Cara kerja mobil self-driving yakni dengan bantuan teknologi AI menggerakkan sistem kendaraan. Pengembang mobil self-driving menggunakan sejumlah besar data dari sistem pengenalan gambar, bersama dengan pembelajaran mesin dan jaringan sensor, untuk membangun sistem yang dapat mengemudi secara mandiri.

Jaringan sensor mengidentifikasi pola dalam data, yang diumpankan ke algoritme pembelajaran mesin. Data itu termasuk gambar dari kamera pada mobil self-driving dari mana jaringan sensor belajar untuk mengidentifikasi lampu lalu lintas, pohon, trotoar, pejalan kaki, rambu jalan dan bagian lain dari lingkungan tertentu.

Perangkat lunak canggih kemudian memproses semua input sensorik ini, merencanakan jalur, dan mengirimkan instruksi ke aktuator mobil, yang mengontrol akselerasi, pengereman, dan kemudi. Aturan hard-coded, algoritma penghindaran rintangan, pemodelan prediktif, dan pengenalan objek membantu perangkat lunak mengikuti peraturan lalu lintas dan mengatasi rintangan.

Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS (NHTSA) menjabarkan enam tingkat otomatisasi, dimulai dengan Level 0, di mana manusia melakukan mengemudi, melalui teknologi bantuan pengemudi hingga mobil yang sepenuhnya otonom. Ada lima level mengikuti otomatisasi Level 0:

Level 1: Sistem bantuan pengemudi canggih atau Advanced Driver Assistance System (ADAS) membantu pengemudi manusia dengan kemudi, pengereman, atau akselerasi, meskipun tidak secara bersamaan. ADAS mencakup kamera spion dan fitur seperti peringatan kursi bergetar untuk memperingatkan pengemudi saat mereka keluar dari jalur perjalanan.

Sementara level 2: ADAS yang dapat menyetir dan mengerem atau berakselerasi secara bersamaan sementara pengemudi tetap sadar sepenuhnya di belakang kemudi dan terus bertindak sebagai pengemudi. Sedangkan level 3: Sistem mengemudi otomatis (ADS) dapat melakukan semua tugas mengemudi dalam keadaan tertentu, seperti memarkir mobil. Dalam keadaan seperti ini, pengemudi harus siap untuk merebut kembali kendali dan tetap dituntut untuk menjadi pengemudi utama kendaraan.

Untuk level 4: ADS dapat melakukan semua tugas mengemudi dan memantau lingkungan mengemudi dalam keadaan tertentu. Dalam keadaan seperti itu, ADS cukup andal sehingga pengemudi manusia tidak perlu memperhatikannhya. Terakhir adalah level 5: ADS kendaraan bertindak sebagai sopir virtual dan melakukan semua mengemudi dalam segala situasi. Penumpangnya tidak akan ikut campur dalam mengemudikan kendaraan.

Foto: Autonomous vehicle international

Apa manfaat dari mobil otonom?

Skenario untuk kenyamanan dan peningkatan kualitas hidup tidak terbatas. Lansia dan penyandang cacat fisik akan memiliki kemandirian. Jika anak-anak Anda berada di perkemahan musim panas dan lupa membawa baju renang dan sikat gigi, mobil dapat membawa barang-barang yang hilang. Anda bahkan dapat mengirim anjing ke dokter hewan.

Mengutip Synopsys, janji sebenarnya dari mobil otonom adalah potensi untuk menurunkan emisi CO2 secara dramatis. Dalam studi baru-baru ini , para ahli mengidentifikasi tiga tren yang, jika diadopsi secara bersamaan, akan mengeluarkan potensi penuh dari mobil otonom: otomatisasi kendaraan, elektrifikasi kendaraan, dan ridesharing.

Pada tahun 2050, teknologi ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas 30% lebih sedikit kendaraan di jalan, serta memotong biaya transportasi sebesar 40% (dalam hal kendaraan, bahan bakar, dan infrastruktur). Juga meningkatkan walkability dan livability, membebaskan tempat parkir untuk penggunaan lain (sekolah, taman, pusat komunitas), serta mengurangi emisi CO2 perkotaan sebesar 80% di seluruh dunia.

Bagaimana dengan Taksi Terbang?

Mobil terbang, yang sekarang dikenal sebagai taksi udara listrik, telah ada sejak lama dalam mimpi kita. Jika menonton staples sci-fi seperti “The Jetsons” atau “Back to the Future”, Anda mungkin telah menikmati tontonan penerbangan mewah yang bisa membawa ke tempat kerja dan melambaikan selamat tinggal pada kemacetan lalu lintas.

Mengutip CNBC, saat ini merek-merek besar seperti Toyota, Uber, Hyundai, Airbus dan Boeing menjanjikan untuk membawa pengendara melintasi langit dengan taksi terbang, mimpi itu semakin dekat dengan kenyataan. Tujuannya adalah untuk menghubungkan pusat kota dengan pinggiran kota sambil melompati lalu lintas. Taksi udara dapat melaju dengan kecepatan 180 mph pada ketinggian sekitar 1.000 kaki hingga 2.000 kaki. Namun NASA telah melaporkan bahwa mereka dapat mencapai ketinggian hingga 5.000 kaki.

Foto: Volocopter

Taksi udara elektrik hadir dalam beberapa bentuk dan ukuran, dan banyak yang terlihat sangat berbeda dari pesawat sayap tetap konvensional. Motor listrik menggantikan mesin jet, dan pesawat lepas landas dan mendarat vertikal (VTOL), yang dirancang untuk menghindari kebutuhan landasan pacu yang panjang, memiliki sayap berputar dan, dalam beberapa kasus, rotor menggantikan baling-baling. Hanya sedikit perusahaan yang membuat kendaraan yang benar-benar terlihat seperti mobil bersayap.

Ketika taksi udara dikomersialkan secara luas, tentu pasti akan meringankan beban lalu lintas di jalan-jalan kota. Kendaraan ini juga akan mengantar perjalanan dalam kota yang gesit, mengangkut orang-orang dengan rute sesingkat mungkin antara dua lokasi.

Di Indonesia, Prestige Image Motorcars pernah memboyong drone taksi terbang EHang 216 ke Tanah Air. Mengutip situs resminya, mobil terbang EHang 216 merupakan Autonomous Aerial Vehicle (AAV) dengan teknologi penerbangan otonom yang mampu menampung 2 penumpang.

Mobil terbang tersebut mampu mengangkat beban hingga 220 kilogram dan dapat melaju hingga kecepatan maksimal 130 km/jam. Dilengkapi dengan 16 baling-baling yang terletak pada 8 lengan yang dapat dilipat. EHang 216 dioperasikan dari jarak jauh oleh pilot profesional menggunakan remote yang terhubung ke jaringan internet 4G atau 5G.

EHang 216 adalah kendaraan ramah lingkungan yang ditenagai oleh baterai. Hanya membutuhkan waktu 1 jam untuk mengisi daya menggunakan pengisi daya catu daya 220V atau 380V. Pengisian baterai juga dapat dipantau secara real time melalui Battery Management System (BMS). Taksi terbang EHang 216 diklaim mampu terbang 21 menit dengan jarak tempuh 35 kilometer. Taksi drone mengenakan biaya Rp850.000 per penumpang.

Back to top button