Hangout

Mengenang Sosok Ichwan Sam, Organisator Pekerja Keras Terkemuka

Senin, 26 Des 2022 – 14:07 WIB

Ma'aruf Amin (kiri) dan mantan Sekjen MUI Ichwan Sam saat menyampaikan Tauhsiyah MUI menyambut Idul Fitri 1432H di Jakarta, Jumat (26/8) (Foto: Antara)

Ma’aruf Amin (kiri) dan mantan Sekjen MUI Ichwan Sam saat menyampaikan Tauhsiyah MUI menyambut Idul Fitri 1432H di Jakarta, Jumat (26/8) (Foto: Antara)

Mantan Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2005-2015, Ichwan Sam meninggal dunia pada Minggu (25/12/2022). Almarhum terkenal sebagai sosok seorang administrator atau organisator yang pekerja keras.

Hal itu dibenarkan oleh Ketua MUI bidang Fatwa, Asrorun Niam. Ia mendapatkan testimoni perihal sosok Almarhum dari mantan Sekjen sebelumnya, Prof Din Syamsuddin, saat ia berkabar mengenai kepulangan Almarhum Ichwan.

“Almarhum yang pernah berkhidmat semasa hidupnya sebagai Sekjen PBNU dan Sekum MUI adalah seorang administrator/organisator yg tekun dan pekerja keras’,” kata Niam mengutip situs resmi MUI Pusat.

Untuk mengenang kepergian Almarhum Ichwan Sam, pantauan Inilah.com merangkum profil dirinya melansir dari situs resmi MUI Pusat.

Profil Ichwan Sam

Memiliki nama lengkap Muhammad Ichwan Sam, atau sapaan akrabnya Pak Ichwan. Ia menjabat Sekjen MUI setelah Prof Din Syamsuddin dan sebelum Buya Anwar Abbas. Pak Ichwan merupakan sosok yang mumpuni lantaran paham seluk beluk organisasi MUI.

Lebih lanjut, Di tengah situasi MUI yang dulu tidak mendapatkan APBN dari pemerintah, Muhammad Ichwan Sam piawai merancang program melalui kolaborasi antar lembaga.

Selain itu, pria kelahiran Batang, 1 Januari 1951 itu terkenal karena kepandaiannya menyusun sebuah kegiatan dan melibatkan tim sekretariatan dari yang muda sampai sepuh untuk aktif.

Pak Ichwan begiru rajin membimbing, dengan memberikan arahan, mengajak diskusi, hingga mengoreksi tugas yang diberikannya. Koreksinya begitu detail dari redaksi hingga tanda baca yang sangat kecil. Sistem persuratan di dalam MUI yang begitu rapi juga disusun pada era Almarhum.

Maka dari itu, kepandaian Ichwan Sam mengelola kesekretariatan tidak lepas dari pengalaman panjangnya menjadi wartawan Pelita.

Sosok Pekerja Keras dengan Legacy Luar Biasa

Tidak hanya itu, Pak Ichwan adalah pekerja keras dan dedikasinya untuk NU dan MUI begitu luar biasa. Di Nahdlatul Ulama, ia adalah salah satu aktor dalam modernisasi tata cara persuratan organisasi dan terlibat dalam proses kembalinya NU ke Khittah. Kemudian, di MUI ia meninggalkan warisan pemapanan organisasi MUI sebagai pelayan umat dan mitra pemerintah.

Dalam perjalanan roda organisasi MUI, pak Ichwan juga menjadi salah satu dari tiga orang yang menjadi motor penggerak roda organisasi untuk beberapa periode. Ketiganya tersebut di antaranya adalah Kiai Ma’ruf Amin, Pak Amidhan dan Pak Ichwan.

Kiai Ma’ruf berperan pada ide dan gagasan keagamaan serta proses taqninnya. Pak Amidhan berperan membangun jejaring pemerintahan, dan Pak Ichwan mem-back up aspek administrasi dan loby dengan jejaringnya.

Lebih Suka Bekerja Dalam Sunyi

Akan tetapi, pak Ichwan lebih memilih bekerja dalam diam biarpun sebagai seorang aktivis tulen organisasi. Berkarya dalam sunyi namun meninggalkan legacy yang nyata dalam tatanan penguatan organisasi, termasuk LPPOM, dan DSN MU.

Pak Ichwan begitu tekun, istiqamah, dan pekerja keras di balik meja. Maklum, bagaimanapun juga ia adalah wartawan senior. Biasa menulis tentang orang, bukan tentang dirinya.

Merawat Kader, Menjaga Harmoni

Alhasil, selalu ada sisi positif yang bisa kita lihat dalam berbagai dinamika organisasi. Asrorun Niam, dalam situs MUI menyatakan ia mendapatkan pelajaran penting dari Almarhum. Pelajaran tersebut mengenai komitmen untuk merawat kader dan menjaga harmoni dari konfrontasi dan konflik.

“Ketika ada pengurus tidak aktif, dan ada yang protes akan hal itu, beliau menasihatkan ‘lho, kalau tidak aktif justru memberi kesempatan sampeyan untuk lebih optimal berhidmah’. Sebaliknya, kalau ada pengurus aktif, atau bahkan “terlalu aktif” sampai mengerjakan hal-hal yang bukan bidangnya, beliau bilang “ya malah bagus, punya semangat sehingga meringankan tugas yang lain“. tulisnya.

Di samping itu, dalam penyusunan pengurus MUI, pak Ichwan selalu menekankan dua hal. yang pertama tentang aspek kompetensi dan aspek keterwakilan atau representasi. Kedua hal itu demi menjaga kebersamaan dan harmoni, namun harus tetap dalam koridor profesionalitas.

Back to top button