Market

Kendalikan Inflasi, Selain Pasar Murah Pemprov Kepri Galakkan Tanami Pekarangan

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepulauan Riau terus berupaya mengendalikan dan mencegah inflasi dengan Gerakan Pangan Murah (GPM). Program tanam pekarangan dan budidaya ikan pun digalakkan saat ini.

Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kepri Suryono di Batam, Sabtu mengatakan upaya tersebut juga disertai dengan koordinasi melalui High Level Meeting (HLM) TPID serta sinergi dengan Kementerian/Lembaga terkait untuk memastikan kelancaran distribusi barang, kecukupan ketersediaan pasokan, dan kewajaran harga pangan.

“Inflasi yang terkendali tersebut merupakan hasil dari konsistensi, inovasi, dan sinergi dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di level provinsi maupun kabupaten dan kota se-Kepulauan Riau dalam melaksanakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP),” kata Suryono.

Ia menyampaikan ke depan TPID akan terus mengantisipasi tekanan inflasi yang meningkat dengan memperkuat GNPIP.

Dalam menjaga keterjangkauan harga, jelas Suryono, TPID berencana untuk menyelenggarakan  kegiatan pasar murah di berbagai daerah.

“Untuk mengamankan ketersediaan pasokan, TPID berupaya meningkatkan produksi pangan lokal, mendorong dan mengoptimalkan program tanam pekarangan, meningkatkan produksi ikan budidaya air tawar dan air laut, serta pemenuhan pakan ternak dengan harga lebih terjangkau,” kata dia.

Lantas, untuk menjamin kelancaran distribusi, TPID akan terus berkoordinasi untuk memperlancar distribusi pasokan agar stok pangan tersedia dalam jumlah yang cukup.

“Dari sisi teknologi, penguatan digitalisasi data informasi pangan akan terus dioptimalkan melalui koordinasi perancangan dashboard pemantauan data inflasi terintegrasi,” ujar Suryono.

Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau mengalami inflasi sebesar 0,33 persen (mtm).

Secara spasial, Kota Batam dan Kota Tanjungpinang mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,37 persen (mtm) dan 0,07 persen (mtm).

Dengan demikian, secara tahunan, gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau mencatatkan inflasi sebesar 2,46 persen (yoy) atau masih terkendali berada dalam kisaran target inflasi nasional sebesar 3,0±1 persen (yoy).

Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi gabungan 2 kota di Provinsi Kepulauan Riau terutama didorong oleh kelompok transportasi.

“Komoditas utama penyumbang inflasi tersebut yakni tarif angkutan udara yang meningkat sejalan dengan kenaikan permintaan dan bensin seiring dengan penyesuaian harga BBM non subsidi,” kata dia.

Selain itu, kenaikan harga juga terjadi pada kelompok makanan minuman dan tembakau seperti harga beras, daging ayam ras, dan cabai rawit, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yaitu harga emas perhiasan.

Sementara itu, komoditas telur ayam ras, bayam, wortel, minyak goreng dan kentang mencatatkan penurunan harga. 

Back to top button