NewsMarket

Investor Bukalapak di Lantai Bursa Banyak yang Mendadak Jatuh Miskin

Tahun ini, penggenggam saham Bukalapak dirundung apes. Harga saham bukalapak terus anjlok. Bisa dipastikan investor rugi besar, bangkrut dan jatuh miskin.

Awal melantai di bursa saham, emiten bersandi BUKA ini menjadi incaran investor. Ternyata, harga saham Bukalapak terus merosot drastis. Harganya kini sudah turun separuhnya dibandingkan saat pencatatan saham perdana alias Initial Public Offering (IPO).

Dikutip dari Kompas TV, Bukalapak yang resmi melantai ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Agustus 2021, saham BUKA sempat menguat sampai 210 poin, atau 24,71 persen ke level Rp1.060 per saham. Sebelumnya dibanderol Rp850 per saham.

Investor yang memborong saham Bukalapak tak lepas dari euforia pencatatan saham perdana perusahaan, sebagai e-commerce unicorn pertama di Indonesia. Sebanyak 96.000 investor antusias mengikuti pelaksanaan IPO Bukalapak.

Setelah mencapai harga tertingginya, saham Bukalapak terus merosot dari hari ke hari. Tak jarang, saham BUKA seringkali mentok sampai batas auto reject bawah (ARB).

Harga sahamnya terus menjauhi level saat IPO di harga Rp850 per lembar. Karena itu, BEI selaku regulator harus melakukan suspensi alias penghentian sementara perdagangan saham Bukalapak.

Suspensi dilakukan BEI karena alasan seperti pergerakan harga, volume, frekuensi transaksi dan atau pola transaksi yang tidak biasa dari saham tertentu. Selain dihajar sentimen negatif kiri kanan di pasar modal, reputasi Bukalapak juga terus memburuk seperti laporan keuangan yang merugi. Perusahaan ini mulai ditinggal para pendirinya.

Ada pula anggapan emiten ini semakin kalah bersaing dibanding kompetitor e-commerce terbesar di Indonesia saat ini, yakni Shopee dan Tokopedia. Jika ditarik secara historis, saham BUKA bahkan sudah terkoreksi sejak perdagangan 22 November 2021 secara berturut-turut alias tanpa terputus.

Sementara itu dilihat dari laman profil perusahaan tercatat BEI, pada 11 Oktober saham Bukalapak masih bisa diperdagangkan Rp820 per lembar. Terbaru pada 4 Januari 2022, harga saham Bukalapak harga terendahnya berada pada level Rp430 dan ditutup pada harga Rp500 per lembar.

Meskipun merugi, kondisi keuangan BUKA mulai membaik. Pada sembilan bulan pertama 2021, BUKA mampu mengurangi kerugian bersih menjadi Rp1,1 triliun. Padahal, pada periode yang sama 2020, BUKA menanggung rugi hingga Rp1,4 triliun. Dari segi topline, pendapatan sejak awal tahun hingga akhir September 2021, mampu tumbuh 42 persen (yoy), menjadi Rp1,3 triliun.

 

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button