Kanal

Pemberdayaan Ekonomi Umat, Visi Zulhas Nakhodai Kemendag

Sejak diangkat sebagai Menteri Perdagangan, Zulkifi Hasan (Zulhas) memegang visi kuat untuk mengubah Indonesia menjadi negara yang kuat dan mandiri secara ekonomi. Di tengah tantangan yang tak terhitung banyaknya, Zulhas melihat kesempatan besar untuk mewujudkan visinya ini melalui sekolah, pesantren, dan kampus Islam.

Zulhas, seorang figur yang mandiri, memahami betul tantangan-tantangan yang dihadapi pedagang kecil dan UMKM di Indonesia. Sebagai putra seorang petani pedesaan di Lampung Selatan, dia telah membangun bisnis dari bawah, menghasilkan kepekaan dan empati yang kuat terhadap masyarakat terpinggirkan.

Semua pengalamannya dalam membangun bisnis dari bawah menjadikan pemberdayaan inklusivitas dan tata kelola berpusat pada rakyat menjadi prinsip utamanya sebagai politikus. Tidak heran jika pedagang di pasar tradisional mengenalnya sebagai “politikus pro-pedagang sejati”.

Pada awal 2023, Zulhas mengumumkan program yang belum pernah ada sebelumnya; pembangunan ribuan minimarket di pesantren-pesantren, sekolah dan kampus. Ini bukanlah ide yang tercetus secara spontan, melainkan lahir dari pemikiran mendalam dan pengamatan yang cermat terhadap kondisi ekonomi Indonesia.

Saat berkunjung ke sebuah pesantren di Jawa Tengah, Zulhas merasa terpanggil. Di tengah kehidupan yang sederhana dan ketekunan dalam mencari ilmu, dia melihat potensi besar yang belum tergali. Pesantren dan sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga komunitas yang berpotensi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi.

Pada awal September 2022, di Pandeglang, Zulhas, berdiri dengan penuh keyakinan di depan kerumunan yang memadati ruangan. Dia tengah menghadiri acara penandatanganan nota kesepahaman antara Kemendag dan Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA), juga peletakan batu pertama pembangunan Mathla’ul Anwar Boarding School.

Dengan semangat yang membara, Zulhas menegaskan komitmennya terhadap pengembangan jiwa wirausaha dalam masyarakat, terutama di lingkungan pesantren, sekolah, dan kampus Islam.

“Kerja sama ini adalah sebuah sinergi pemberdayaan dan pengembangan ekonomi umat melalui program peningkatan kapasitas kewirausahaan sumber daya manusia,” ujarnya dengan penuh antusiasme.

“Kami di Kementerian Perdagangan mendukung penuh upaya ini, dan melalui kerja sama ini, kami mengajak pondok-pondok seperti Mathla’ul Anwar untuk mencetak saudagar. Jadi, selain mengembangkan ilmu agama, pondok juga didorong untuk mengembangkan teknologi dan ilmu perniagaan.”

Sebagai pemimpin, Zulhas menunjukkan pandangan yang jernih tentang pentingnya pendidikan yang holistik dalam membentuk sumber daya manusia Indonesia. Ia percaya bahwa keseimbangan intelektual, emosional, spiritual, dan kondisi tubuh yang sehat menjadi elemen penting dalam membentuk wirausaha dan pelaku usaha yang mampu bersaing di pasar global.

Sorotan Zulhas terhadap pentingnya ilmu perdagangan bagi santri tidak lepas dari pemahamannya bahwa Indonesia saat ini berada dalam persaingan ketat dengan negara-negara lain dalam perdagangan global.

“Berdagang juga harus dipelajari. Ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi kita untuk menciptakan wirausahawan baru yang berasal dari generasi muda para santri milenial yang masih sangat produktif. Sehingga, nantinya diharapkan akan ada ustaz dan ustazah yang juga merangkap sebagai saudagar,” ujar Zulhas.

Visi Zulhas tak berhenti pada retorika. Di bawah kepemimpinannya, Kemendag memiliki berbagai fasilitas program pembinaan, pelatihan, dan pendampingan untuk meningkatkan daya saing UMKM serta untuk menciptakan UMKM ekspor. Lulusan pesantren, dengan dukungan dan bimbingan tersebut, diharapkan menjadi wirausahawan dan eksportir yang andal.

Tak hanya di Pandeglang, Zulhas juga mengunjungi Pesantren Mahad Islam Rafiah Akhyar di Serang, Banten. Di sana, ia kembali menegaskan pentingnya pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. “Penduduk muslim di Indonesia adalah 87,2 persen dari populasi. Dengan besarnya populasi muslim ini, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan sektor keuangan dan ekonomi syariah yang dapat berkontribusi dalam perekonomian nasional,” kata Zulhas.

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan bersama Ustaz Adi Hidayat saat menghadiri Peresmian Pembangunan Pondok Pesantren Mahad Islam Rafiah Akhyar di Serang, Banten. (Foto: Kemendag)
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan bersama Ustaz Adi Hidayat saat menghadiri Peresmian Pembangunan Pondok Pesantren Mahad Islam Rafiah Akhyar di Serang, Banten. (Foto: Kemendag)

Ketua Umum Persatuan Islam (Persis), Jeje Zaenudin menyambut positif dampak dari program-program Zulhas. “Inisiatif dari Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam membangun ribuan minimarket di pesantren,  sekolah, dan kampus merupakan langkah dan program yang positif dan konkret. Ini adalah terobosan yang perlu diapresiasi, didukung, dan dikawal agar pelaksanaannya optimal dan sesuai dengan tujuannya.”

“Jika ini terus dikembangkan, kemandirian dalam memenuhi kebutuhan pokok dan keseharian dari lingkungan pesantren, sekolah, dan kampus yang di bawah ormas akan tercipta,” sambung Jeje Zaenudin.

Tak hanya dalam dunia perdagangan, Zulhas juga menaruh perhatian pada dunia pendidikan dan pesantren. Dalam suatu rangkaian kegiatan selama 12 hari kunjungan di Jawa Timur, Zulhas berkesempatan berkunjung ke tiga pondok pesantren dan menyampaikan pesan inspirasional untuk para santri. Pesan tersebut memberikan motivasi bagi para santri untuk terus berinovasi dan berkontribusi bagi bangsa dan negara.

Sebagai orang yang berhasil menempuh pendidikan ekonomi di Universitas Krisnadwipayana pada tahun 1996, dan Magister Manajemen dari PPM School of Management pada tahun 2003, Zulhas berharap agar generasi muda Indonesia juga mampu menorehkan prestasi yang sama, atau bahkan lebih baik dari itu.

Dalam setiap kunjungan, Zulhas memuji metode dan kurikulum yang dikembangkan oleh pesantren untuk memajukan santri. Dia juga memotivasi para santri untuk terus melakukan inovasi dan berkontribusi untuk bangsa dan negara. “Peran pesantren sangat besar dalam perang kemerdekaan. Karena itu para santri dan umat Islam sekarang harus aktif berjuang memajukan bangsa,” ucapnya di Pesantren Darul Lughah Wad-Dakwah.

Bukan sekadar kata-kata, visi Zulhas membuahkan hasil konkret. Ribuan minimarket dibangun di pesantren, sekolah, dan kampus selama masa jabatannya. Melalui visi dan implementasinya yang luar biasa, Zulhas telah membuka jalan baru untuk memperkuat ekonomi umat dari sekolah, pesantren, dan kampus Islam.

Mendag Zulhas saat Meresmikan Mizan Mart di Pondok Pesantren Al-Mizan Muhammadiyah, Lamongan (Foto: Kemendag)
Mendag Zulhas saat Meresmikan Mizan Mart di Pondok Pesantren Al-Mizan Muhammadiyah, Lamongan (Foto: Kemendag)

Zulhas tidak hanya menerapkan prinsip ini dalam interaksi langsung dengan masyarakat, namun juga dalam implementasi kebijakan-kebijakan Kemendag. Seperti inisiatif inovasi  yang diperkenalkan di Pondok Pesantren Al Mizan, Lamongan, Jawa Timur, pada bulan Mei 2023. Dia secara resmi meresmikan Mizan Mart, suatu kolaborasi antara grosir modern dengan warung yang dimiliki oleh pondok pesantren.

Melalui kemitraan ini, warung pondok pesantren mendapat banyak keuntungan. Pasokan barang terjamin dengan harga yang kompetitif, dukungan manajemen ritel yang modern, digitalisasi pembayaran menggunakan QRIS, dan kemampuan untuk menjual produk-produk digital seperti pulsa, token listrik, dan membayar tagihan.

“Diharapkan melalui kemitraan ini, ekonomi umat dapat bangkit. Dari warung bisa menjadi supermarket. Dari supermarket bisa menjadi grosir dan pabrik-pabrik. Oleh karena itu, ayo menjadi pelopor kebangkitan ekonomi,” ujar Zulhas penuh semangat.

Pendekatan ini mencerminkan filosofi Zulhas tentang pentingnya pemberdayaan UMKM. Kolaborasi menjadi kunci sukses pemberdayaan UMKM sehingga dengan gerakan pemberdayaan ekonomi UMKM, Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Sejalan dengan data tahun 2022 yang menunjukkan konsumsi rumah tangga memiliki kontribusi terbesar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, sebesar 51,87 persen, di mana sektor ritel memainkan peran penting dalam mendorong perbaikan konsumsi. Kolaborasi seperti Mizan Mart memberikan kesempatan bagi UMKM untuk berperan lebih besar dalam ekonomi nasional.

Program pembangunan warung dan minimarket di berbagai daerah itu, bekerjasama dengan PP Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Untuk permodalan, Zulhas menggandeng sejumlah perusahaan BUMN.

Langkah ini mendapat apresiasi dari Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas. “Kita harus memberdayakan UMKM, tidak hanya sebagai usaha penunjang, tetapi sebagai pilar utama ekonomi kita. Dengan peningkatan kapasitas dan akses pasar yang lebih baik, UMKM dapat berkontribusi lebih besar lagi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.”

“Dalam posisinya sebagai Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan berperan sebagai penjaga keseimbangan perdagangan dalam negeri dan luar negeri Indonesia. Beliau, dengan latar belakang keilmuannya dan pengalamannya dalam bidang politik dan ekonomi, berusaha mengatasi permasalahan monopoli dan oligopoli yang cenderung merugikan UMKM,” ungkap Anwar Abbas

Pesan ini, merupakan pencerminan dari semangat dan visi Zulhas dalam mewujudkan ekonomi Indonesia yang lebih berkeadilan. Visi Zulhas yang ingin membangun ekonomi umat melalui pendekatan ritel dan UMKM.

Dengan mendorong pembangunan warung dan minimarket ini, ia berharap dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan memberikan peluang kepada generasi muda untuk berkontribusi dalam perekonomian nasional.

Masa satu tahun kepemimpinannya tidak hanya membawa perubahan signifikan dalam kebijakan dan program Kemendag, tetapi juga membawa semangat baru dalam pemberdayaan ekonomi umat di Indonesia.

Melihat semangat dan tekad Zulhas dalam memperjuangkan kesejahteraan dan pemberdayaan umat, kita dapat merujuk pada sabda Nabi Muhammad SAW yang mengatakan:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Ahmad dan Thabrani)

Mengingat pesan ini, kita diingatkan bahwa apa yang telah dan sedang dilakukan Zulhas merupakan sebuah pengamalan dari hadits tersebut. Memang benar bahwa sebaik-baik manusia adalah mereka yang mampu memberikan manfaat bagi banyak orang, dan ini adalah hal yang telah Zulhas lakukan sepanjang masa kepemimpinannya sebagai Menteri Perdagangan.

Kita juga bisa merujuk ke Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 195: “Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”

Firman Allah ini mengingatkan kita semua bahwa setiap usaha untuk berbuat baik dan memberikan manfaat bagi banyak orang pasti akan mendapatkan balasan yang baik dari-Nya.

“Ayo menjadi pelopor kebangkitan ekonomi.” Karena bagi Zulhas, mendorong ekonomi Indonesia berarti memperkuat ritel dan UMKM, memanfaatkan teknologi digital, dan selalu menjadikan rakyat sebagai fokus utama.

Back to top button