Hangout

Habib Umar bin Hafidz Sebut KH Hasyim Asy’ari sebagai Sosok Pembaharu Islam

Pada acara Multaqa Ulama yang diadakan di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa (22/8/2023), Habib Umar bin Hafidz, seorang ulama Yaman terkemuka, memberikan penghormatan kepada keluarga dan para guru yang telah mempengaruhi pemahamannya tentang agama. Di antara nama-nama yang disebutkan, Habib Umar menghargai peran Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari (Mbah Hasyim) dalam tradisi keilmuan Islam.

KH Hasyim Asyari yang dikenal sebagai tokoh ulama pemikir dan pejuang, serta pahlawan nasional yang menjadi salah satu tokoh besar Indonesia abad ke-20 disebutkan Habib Umar sebagai sosok yang berhasil berdiri melalui usaha dan upaya yang gigih, yang mendasari pendirian NU dengan pondasi yang lurus dan kuat.

“Bagaimana keberuntungan kesuksesan keberhasilan berdiri melalui usaha dan upaya beliau Kyai Haji Hasyim Ashari dan juga bagaimana hingga beliau mendirikan daripada Nahdlatul Ulama dan didirikan (Pesantren Tebuireng) ini dengan pondasi-pondasi yang lurus dan kuat yang merupakan adalah natijah buah daripada pemahaman yang mendalam terhadap penyampaian dari Allah dan Rasulnya Muhammad,” kata Pengasuh Darul Musthofa, Hadramaut tersebut mengutip laman YouTube Majelis Permusyarawatan Pengasuh Pesantren Se- Indonesia (MP3I), Selasa (22/8/2023) malam.

“Bagaimana pemahaman yang mendalam ini bersumber daripada pemahaman yang mendalam dari wahyu-wahyu Allah, maka KH Hasyim Asy’ari mendapatkan pemahaman yang mendalami ini bersumber dari ayah beliau dari leluhur beliau, dari para guru-guru beliau yang ditemui di tanah air ataupun haramain,” sambung Habib Umar yang diterjemahkan oleh muridnya Habib Jindan bin Novel.

KH Hasyim Asy’ari, sebagai salah satu tokoh yang disebutkan, dikenal sebagai pendiri organisasi NU dan merupakan figur penting dalam sejarah Islam Indonesia.

“Beliau tidak hanya seorang pemimpin spiritual, namun juga seorang pembaharu, pendidik, dan sosok yang peduli terhadap kemaslahatan umum,” kata Habib Umar.

Menurut Habib Umar, pembaharuan dalam agama yang dilakukan oleh KH Hasyim Asy’ari tidak berarti perubahan yang merusak pondasi agama. Sebaliknya, pembaharuan tersebut berarti memperbaharui nilai-nilai dan pemahaman agama.

“Contoh yang baik daripada Nahdlatul Ulama yang merupakan wujud dari pembaharuan terhadap agama ini buat kewajiban dan makna pembaharuan di dalam agama tidaklah perubahan atau mencari hal-hal yang baru yang merusak daripada pondasi-pondasi dan nilai-nilai daripada agama itu sendiri,” katanya.

Habib Umar dalam sambutannya  juga menekankan pentingnya memahami agama dengan bimbingan para guru agama, serta pentingnya meneladani Nabi Muhammad. Ia menyoroti bagaimana pemahaman yang mendalam dan kuat terhadap agama hanya dapat dicapai dengan menghargai dan memanfaatkan hikmah yang diturunkan oleh para ulama, keluarga, dan komunitas.

Kata-kata Habib Umar mengingatkan pentingnya tradisi keilmuan dalam Islam, dan bagaimana para guru agama berperan sebagai perantara dalam menyampaikan pesan-pesan Allah dan rasul-Nya kepada generasi berikutnya.

Acara Multaqa Ulama adalah forum yang mengumpulkan para ulama dari berbagai latar belakang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam mengembangkan pemahaman agama yang benar. Ceramah Habib Umar menjadi salah satu momen penting dalam acara tersebut, mengingatkan peserta tentang warisan keilmuan yang harus dihargai dan dijaga.

Pada akhir pidatonya, Habib Umar menyampaikan doa dan harapan untuk umat, dan menekankan pentingnya berpegang teguh pada ajaran yang benar. Keseluruhan sambutan ini menawarkan pandangan yang mendalam dan inspiratif tentang bagaimana keluarga, para guru, dan tokoh-tokoh agama berperan dalam membentuk pemahaman dan praktik agama yang benar dan bermakna dalam konteks sekarang.

Back to top button