Market

Dukung TKDN, Pemerintah Tekan Impor Bahan Obat hingga 20 Persen

Dalam upaya memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) melihat pemerintah berupaya menekan laju impor Bahan Baku Obat (BBO) hingga 20 persen serta program Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

“Paling banyak digunakan di Indonesia itu saat ini sudah diklaim delapan dari sepuluh bahan baku obat ini sudah diproduksi secara domestik,” kata Kepala Center CITI Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Andry Satrio Nugroho dalam paparannya di acara Seminar Nasional bertajuk ‘Menolak Kutukan Deindustrialisasi Menuju Pengarusutamaan Industrialisasi Hijau’ di Jakarta, Selasa (8/8/2023).

Andry menjelaskan bahwa industri kimia dan industri farmasi mengalami kontraksi setelah pandemi Covid-19 berlangsung. Hal ini nyatanya berdampak pada penurunan nilai ekspor anorganik ke India dan juga ekspor kimia organik ke China dan Amerika Serikat pada semester pertama terjadi.

“Tentunya ini salah satunya yang ditopang oleh industri kimia kita saat ini, bagaimana kita bisa menghadirkan bahan baku kimia yang bisa kita ekspor,” jelas Andry.

Namun, tambah Andry, nyatanya industri kimia saat ini masih harus dihadapkan pada naiknya harga gas hingga USD10/mmbtu. Dan ternyata, di lapangan bahkan ada harga yang lebih fantastis, yaitu di atas USD10/mmbtu.

Selain itu, ia juga melihat dengan diberlakukannya Undang-Undang Kesehatan saat ini, masyarakat dapat melihat peran Kementerian Kesehatan yang sudah mulai mendorong ekosistem di industri farmasi.

Bahkan beberapa waktu lalu Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menemui Elon Musk untuk membahas kerja sama Starlink, jaringan internet milik Elon Musk, dalam menyediakan akses internet di Puskesmas daerah tertinggal, terdepan dan terluar.

“Jadi ini sudah mencoba untuk, kami melihat bahwa ada beberapa hal program pemerintah terkait dengan kebijakan change source,” ujar Andry.

Back to top button