Market

Bukan Subsidi BBM, Rizal Ramli Sebut Bayar Utang yang Bakar Duit Negara

Ekonom senior Rizal Ramli mengaku sebel kalau mendengar ada analis atau ekonom yang menyebut subsidi BBM sama dengan membakar uang.

Proses bakar uang yang sesugguhnya adalah ketika pemerintah harus membayar bunga serta cicilan pokok utang luar negeri yang jumlahnya Rp805 triliun.

Dikutip dari akun instagram rizalramli.official, Sabtu (17/9/2022), mantan Menko Kemaritiman di periode pertama Presiden Jokowi ini, mengatakan, proses bakar uang terbesar di republik ini adalah pembayaran bunga dan cicilan pokok utang pemerintah.

“Saya suka sebel kalau ada analis bilang subsidi BBM itu bakar-bakar uang. Padahal yang bakar-bakar uang itu adalah bayar cicilan pokok plus bunga utang luar negeri. Angkanya mencapai Rp805 triliun per tahun,” ungkap Bang RR, sapaan akrabnya.

Agar bisa hemat, Rizal menyarankan pemerintahan Jokowi melakukan renegosiasi atas kewajiban bunga dan cicilan pokok utang. Kalau berhasil, negara bisa berhemat hingga Rp200 triliun. “Ini saya bukan dongeng, karena saya pernah lakukan itu,” ungkap mantan Menko Ekuin era Presiden Gus Dur itu.

Pandangan senada disampaikan ekonomi dari Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR), Gede Sandra, bahwa tim ekonomi Presiden Jokowi perlu memperjuangkan renegosiasi utang. Bisa melalui metode debt swap dan debt to nature swap. “Tukar surat utang berbunga tinggi dengan utang baru yang berbunga rendah. Perhitungan kami, negara berhemat sampai Rp200-an triliun per tahun bila kebijakan inovatif ini sukses dikerjakan,” kata Gede.

Back to top button