News

Bikin Suasana Adem, Para Bacapres Diminta Terus Tampilkan Kerukunan ke Publik

Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Guspardi Gaus mengatakan para bakal calon presiden (bacapres) yang sudah muncul nama-namanya di publik, harus sering-sering menampilkan kerukunan.

Cara ini, dinilainya bisa membuat suasana adem, menurunkan tensi politik yang mulai memanas di akar rumput. Ia pun memuji kemesraan dan kerukunan yang ditunjukkan bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan dengan bacapres PDIP Ganjar Pranowo saat di Mina, Arab Saudi, beberapa waktu lalu.

“Artinya ini perlu ditangkap oleh grass root bahwa (momen kemesraan) ini adalah bagian dari pembelajaran. Jangan akibat daripada kontestasi 5 tahunan, kita terpecah-pecah, terjadi polarisasi sebagaimana masa-masa yang kita lihat belakangan ini,” terang Guspardi dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk ‘Kemesraan Elite dan Otak-atik Pilpres 2024’ di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, dikutip Jumat (7/7/2023).

Menurutnya, momen kemesraan para bacapres juga dapat menjadi sebuah pendidikan politik jelang Pemilu 2024. “Kemesraan yang kita lihat pada kondisi sekarang ini adalah sesuatu yang menurut hemat saya, bagian daripada pendidikan politik dalam menghadapi pilpres ke depan,” tuturnya.

Ia menyebut bahwa masyarakat harus dapat memahami persoalan pemilu, yakni sebagai konstestasi yang bersifat rutin lima tahun sekali sehingga jangan sampai timbul sebuah perpecahan.

“Kita tidak berharap adanya polarisasi sebagaimana pada tahun 2019, khasanah ini memang tidak kita lihat pada kondisi tahun 2019. 2019 kondisinya memang jauh berbeda,” imbuh dia.

Begitu pula dengan ucapan Prabowo Subianto beberapa waktu lalu, tambah dia, yang juga turut memberi gambaran kepada publik bahwa meski berbeda pilihan politik, namun tetap satu keluarga besar.

“Pak Prabowo juga menyatakan bahwa kalimat-kalimat yang beliau sampaikan sangat luar biasa. Artinya bahwa kita ini adalah satu keluarga besar. Hal ini harus dilakukan secara terus menerus oleh para pemimpin bangsa, oleh para politisi, oleh para elite,” terangnya.

“Supaya masyarakat kelas bawah, masyarakat yang di grass root bisa memahami bahwa kondisi apa yang sebetulnya di tingkat pusat itu, tidak seperti yang digambarkan,” tutup Guspardi.

Back to top button