Market

Bank BTN Kantongi Laba Bersih Rp2,37 Triliun Sepanjang 2021

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk meraup laba bersih Rp2,37 triliun sepanjang 2021. Angka ini naik 48,3 persen dari 2020 yang sebesar Rp1,6 triliun.

Penopang kenaikan laba bersih Bank BTN tersebut adalah penyaluran kredit yang tumbuh 5,66 persen. Ini dari Rp260,11 triliun pada 2020 menjadi Rp274,83 triliun pada 2021.

Mungkin anda suka

Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo di Jakarta, Selasa (8/2/2022), mengatakan pertumbuhan kredit Bank BTN mengkonfirmasi bahwa sektor perumahan terbukti cukup tangguh dalam melewati masa krisis ekonomi akibat pandemi. Pembiayaan pemilikan rumah tetap mengalir sekalipun daya beli konsumen relatif turun.

Hal itu terbukti dari penyaluran kredit perseroan tahun 2021 yang tumbuh lebih tinggi dari 2020 dan berada di atas rata-rata kredit industri perbankan pada kisaran 5,24 persen.

“Berbagai insentif yang pemerintah berikan berhasil menjaga daya beli konsumen sehingga permintaan kredit rumah tetap meningkat. Kami optimistis, pada saat ekonomi semakin pulih, dan pandemi berlalu sepenuhnya, permintaan KPR dapat meningkat lebih tinggi lagi,” ujar Haru.

Pada periode 2019-2020, saat perekonomian nasional terhimpit krisis dan penyaluran kredit industri perbankan mengalami kontraksi 2,5 persen, BTN merupakan satu dari sedikit bank yang berhasil membukukan pertumbuhan kredit. Kini, ketika ekonomi berangsur pulih, dan sektor properti menjadi lokomotif pertumbuhan, BTN bisa berperan lebih besar lagi.

KPR Bersubsidi

Haru menyampaikan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi masih menjadi penopang utama pertumbuhan kredit Bank BTN. Ini dengan kenaikan sebesar 8,25 persen (yoy) menjadi Rp130,68 triliun pada 2021 dari 2020 sebesar Rp120,72 triliun.

KPR Non-Subsidi juga turut menunjukkan kenaikan di level 4,14 persen (yoy) menjadi Rp83,25 triliun pada 2021. Posisi ini dari 2020 sebesar Rp79,93 triliun. Kenaikan penyaluran KPR Subsidi tersebut membuat Bank BTN masih mendominasi pangsa KPR Subsidi sekitar 90 persen. Sementara KPR secara nasional Bank BTN menguasai pangsa pasar sekitar 40 persen.

Pertumbuhan penyaluran kredit, lanjut Haru, juga berdampak pada pendapatan bunga (Net Interest Income/NII). Angkanya tumbuh sebesar 44,7 persen dari Rp9,10 triliun pada 2020 menjadi Rp13,20 triliun pada 2021. Kenaikan NII tersebut menghasilkan marjin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) ke level 3,99 persen pada 2021 dari 2020 yang baru sekitar 3,06 persen.

“NIM kami terus membaik dari waktu ke waktu. Hal ini menunjukkan biaya dana atau cost of fund semakin baik, sejalan dengan meningkatnya porsi dana murah atau CASA,” kata Haru.

Haru memaparkan, total dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil terhimpun oleh Bank BTN sepanjang 2021 mencapai Rp295,98 triliun. Angka ini naik 6,03 persen dibandingkan perolehan pada 2020 yang sebesar Rp279,14 triliun. Dari jumlah DPK tersebut, komposisi dana murah mengalami kenaikan 319 bps dari 41,11 persen menjadi 44,3 persen.

Kenaikan komposisi dana murah tersebut membuat biaya dana atau cost of fund Bank BTN hingga 2021 mengalami penurunan signifikan sebanyak 166 basis poin menjadi 3,13 persen dibandingkan 2020 yang masih 4,79 persen.

“Hal ini menunjukkan keberhasilan Bank BTN dalam meningkatkan porsi dana murah,” ujar Haru.

Back to top button