BerbagiRamadan

Zakat Picu Daya Beli Masyarakat Prasejahtera Saat Ramadan

Ekonom dari Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Izzudin Al Farras Adha menerangkan zakat di bulan Ramadan diprediksi akan memicu daya beli masyarakat prasejahtera.

Bahkan, saat daya beli masyarakat naik, Izzudin mengklaim akan munculnya tren kenaikan pertumbuhan ekonomi.

Mungkin anda suka

“Masyarakat (prasejahtera) memiliki daya beli untuk melakukan konsumsi dan pada akhirnya mendorong perekonomian masyarakat,” terang Izzudin kepada Inilah.com, Senin (28/3/2022).

Karena adanya zakat, lanjut dia, membuat uang berputar di perekonomian dari pemilik uang ke orang-orang yang membutuhkan.

“Jadi iya, zakat akan menjadi penopang pemulihan ekonomi masyarakat,” tambahnya.

Di sisi lain, Kepala Koordinator Baznas Bazis Kota Administrasi Jakarta Selatan Yasdar mengungkapkan, zakat diutamakan disalurkan melalui program pemberdayaan masyarakat bagi penerimanya.

“Kita tidak hanya menyalurkan zakat kepada fakir miskin saja, tetapi melalui pemberdayaan masyarakat melalui usaha. Dan kita juga tak hanya memberi modal, tapi membantu monitoring,” kata Yasdar saat ditemui Inilah.com di Jakarta, Senin.

Hal ini ditujukan agar penerima zakat (mustahik) dapat meningkatkan taraf hidup melalui program pemberdayaan dan nantinya diharapkan akan menjadi pemberi zakat (muzaki).

“Karena Baznas menginginkan ketika ada mustahik yang kita bantu melalui program pemberdayaan. Harapannya bisa berhasil dan menjadi muzaki. Dari mustahik menjadi muzaki, dulu menerima nantinya memberi,” kata Yasdar.

Selain itu, dalam menyambut Ramadan, pihaknya juga akan melanjutkan program makan gratis dengan menyediakan sahur dan buka puasa gratis bagi warga tidak mampu di Jakarta Selatan.

Ia menyebut warung makan gratis tersebar di 10 kecamatan di Jakarta Selatan.

Sebagai informasi, penghimpunan zakat, infaq dan sedekah (ZIS) di wilayah Jakarta Selatan memiliki laju yang meningkat.

Pada 2020 capaian zakat mencapai Rp18 miliar dan melesat ke Rp40 miliar dalam situasi pandemi COVID-19 pada 2021.

“Artinya capaian pengumpulan ZIS naik 200 persen dari tahun 2020 ke tahun 2021. Padahal situasi sedang pandemi parah-parahnya,” jelas Yasdar

“Keberhasilan capaian ini bagi kami luar biasa, banyak hal yang memang kita lakukan karena kolaborasi, semua lembaga kita tarik untuk berkolaborasi untuk penghimpunan zakat,” sambungnya.

Saat bulan Ramadan, Baznas Provinsi DKI Jakarta menargetkan Jakarta Selatan dapat menghimpun Rp14 miliar. Namun, Yasdar optimis pihaknya bisa melampaui target hingga capaian Rp20 miliar.

Back to top button