Ototekno

OpenAI Terjerat Gugatan Hak Cipta, ChatGPT Dituding Jiplak Karya Penulis

Perusahaan riset dan penelitian kecerdasan buatan (AI) terkemuka, OpenAI, saat ini sedang menghadapi gugatan hukum dari beberapa penulis ternama. Mereka mengklaim bahwa karya mereka telah digunakan tanpa izin untuk melatih ChatGPT, sebuah alat generatif AI yang dikembangkan oleh OpenAI.

Menurut laporan dari Gizchina, Jumat (1/9/2023), beberapa penulis, termasuk Sarah Silverman, Paul Tremblay, dan Mona Awad, telah mengajukan gugatan ini. Mereka menuduh OpenAI telah menggunakan karya mereka dalam kumpulan data pelatihan untuk ChatGPT tanpa izin atau kompensasi.

Dalam gugatan yang diajukan, para penulis merasa bahwa hasil produksi ChatGPT menyerupai karya mereka, sehingga melanggar hak cipta. Namun, OpenAI membantah klaim tersebut dan meminta Pengadilan Federal San Francisco untuk membatalkan dua kasus yang telah diajukan.

OpenAI berargumen bahwa ChatGPT dilindungi oleh “penggunaan wajar” dalam hukum hak cipta Amerika Serikat. Dalam pembelaannya, perusahaan ini juga menekankan bahwa para penulis belum dapat membuktikan adanya kemiripan signifikan antara hasil ChatGPT dan karya mereka.

Tidak hanya itu, dua kelompok penulis lainnya juga mengajukan gugatan class action. Salah satu kelompok ini dipimpin oleh Sarah Silverman, yang juga telah mengajukan gugatan serupa terhadap platform AI generatif lainnya.

Kasus ini memunculkan pertanyaan seputar hukum yang mengatur hak cipta dalam pengembangan dan penggunaan AI. OpenAI, di satu sisi, yakin bahwa karyanya berada di bawah naungan hukum penggunaan wajar, sedangkan para penulis menegaskan bahwa karya mereka telah digunakan tanpa izin.

Keputusan dari Pengadilan Federal San Francisco diharapkan akan memiliki implikasi yang luas, tidak hanya untuk OpenAI dan ChatGPT, tetapi juga untuk seluruh industri AI dan penelitian di masa depan. Jika pengadilan memutuskan aksi ini sebagai pelanggaran hak cipta, hal ini bisa menjadi preseden hukum yang mengubah cara materi berhak cipta digunakan dalam penelitian AI.

Back to top button