Kanal

Utak Atik Suara PSI demi Politik Dinasti


“Politik adalah cara merampok dunia. Politik adalah cara menggulingkan kekuasaan, untuk menikmati giliran berkuasa.” – W.S. Rendra.

Setelah isu hak anget tak lagi hangat dan pemenang pilpres semakin terlihat, isu politik nasional kini beralih ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Partai Solidaritas Indonesia pimpinan Kaesang Pangarep itu menyeruduk antrean parpol di klasemen Parliementary Threshold. Data terakhir, 5 Maret 2024 pukul 06.00 sebelum diagram Sirekap hilang, suara PSI sudah tembus 3,13 persen atau 2.404.270 suara. Ini menempatkan PSI menjadi partai dengan suara terbanyak kesembilan dari total 18 partai.

Masih ada 10 hari bagi PSI untuk terus menambah perolehan suaranya hingga menembus ambang batas parlemen. Meroketnya suara PSI secara tiba-tiba, membuat parpol lain kesal.

PPP, meski akhirnya perolehan suaranya tembus 4 persen pada penghitungan real count KPU 3 Maret, suaranya mengalami penurunan dibanding pileg 2019. Walaupun perhitungan belum selesai, PPP tetap teriak jika suara PSI, tidak normal naiknya.

Melihat statistik sejauh ini, PSI kemungkinan besar akan mewarnai wajah DPR RI lima tahun ke depan. Dengan adanya keterwakilan di DPR, tentu peran PSI dalam perpolitikan nasional akan diperhitungkan.

Meski malu-malu diakui atau samar-samar dibuktikan, Jokowi Effect di PSI sungguh terasa setelah Kaesang jadi ketuanya.”Yang pertama yang mesti dilihat adalah Ketua Umum PSI itu adalah putra mahkota dari Pak Jokowi itu sendiri, putra bungsu,” ujar Direktur Research Trust Indonesia, Ahmad Fadhli kepada Inilah.com.

Jika dikaitkan, posisi Jokowi sebagai presiden tentu mempengaruhi penilaian publik terhadap Kaesang di PSI. Kaesang dan PSI-nya juga terang-terangan dan dianggap tak melanggar saat memasang wajah Jokowi dalam tiap poster dan baliho kampanyenya.

“Kemudian PSI ini punya invesible hand, siapa? Ya Pak Jokowi itu sendiri. Meskipun beliau bukan ketua umum tapi back up bersama jajaran pemerintahnya ini yang membuat potensi PSI untuk masuk parlemen besar sekali,” ungkapnya.

Dengan sisa 0,9 sampai 0,8 persen suara, peluang PSI ke Senayan sangatlah besar. Fadhli menyinggung transaksi jual beli sisa suara.”Ya kalau PSI belanja sisa suara, sisa suara jadi tidak mengambil suara-suara jadi yang lain tapi belanja sisa suara, karena bagi saya salah satu permainan atau intrik dari partai-partai politik pada saat penghitungan suara itu adalah belanja sisa suara. Jadi adanya yang namanya transaction cost cukup besar pasca pemilihan yaitu belanja sisa suara,” kata Fadhli.

PSI dan Dinasti Jokowi

Dengan besarnya potensi PSI ke DPR, dugaan dinasti politik yang dibangun Jokowi semakin menguat. Sekarang PSI dipimpin Kaesang, sementara Gibran Rakabuming, Bobby Nasution dan Jokowi sendiri, tak lagi bersama PDI Perjuangan.

Bisa jadi setelah tak lagi presiden, Jokowi bakal mendapat tempat khusus di PSI, partai anaknya sendiri.”Saya tidak tahu karena grand design-nya memang operasinya meloloskan PSI ke Senayan. Setelah disana ya tentu agenda-agenda Jokowi. Mereka itu kan punya Jokowi, bisa diuruskan oleh Jokowi dan intinya agenda Jokowi saja, bukan yang lain. Saya melihat seperti itu,” kata pendiri Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin kepada Inilah.com.

Namun, Ujang tak merinci agenda Jokowi seperti apa yang nantinya akan dijalankan PSI jika lolos DPR RI.

PSI sendiri membuka pintu untuk bergabungnya trah Jokowi ke dalam pengurusan. Ade Armando menyebut partainya sangat senang jika orang-orang seperti Jokowi, Gibran, dan Bobby ingin bergabung.”Tapi itu kan bukan hak PSI, PSI siap menerima siapapun tokoh-tokoh besar di Indonesia ini,” kata Ade kepada Inilah.com.

“Nah pertanyaannya Pak Jokowi punya enggak agenda untuk masuk PSI, kan enggak tahu, itu semua bergantung pada Pak Jokowi. Gibran ya bayangkan dia Wakil Presiden kalau mau gabung PSI ya itu adalah kehormatan yang luar biasa buat PSI untuk menerima beliau. Begitu juga dengan Mas Bobby, kalau dia mau masuk PSI pasti disambut dengan tangan terbuka,” ungkap Ade.

“Kalau Pak Jokowi masuk ya bayangkan itu pasti di level Dewan Pembina,” tandasnya.

Agenda Politik PSI di DPR RI

Setelah pintu Senayan semakin terbuka lebar, apa yang akan diperjuangkan PSI di parlemen 2024-2029. Ade menyebut dua hal besar yang jadi perhatian serius partainya anak muda tersebut.”Pertama adalah memerangi korupsi. Kedua adalah memerangi intoleransi. Itu yang menjadi dua agenda besar,” katanya.

Tapi di luar itu, memang ada banyak sekali program-program yang selama ini sudah ditawarkan oleh PSI.”Misalnya kayak BPJS gratis dan hal-hal semacam itu. Tapi yang terbesar diantara semua ya perang melawan korupsi, itu akan kami lakukan kalau kami masuk parlemen, Yang kedua, melawan intoleransi, melawan radikalisme, melawan ekstrimisme. Itu yang besar,” ungkapnya.

Menurut Direktur Research Trust Indonesia, Ahmad Fadhli, partai-partai yang baru masuk DPR, cenderung punya agenda idealis. Fadhli mengingatkan bagaimana dulu PKS dan Nasdem saat pertama kali menginjakkan kaki di Parlemen.

“PKS mencitrakan diri sebagai partai dakwah yang bersih, peduli. Tapi toh juga setidaknya pernah ketangkap korupsi beserta jajarannya. Kemudian yang berikutnya NasDem punya tagline restorasi Indonesia dan mencitrakan sebagai partai yang bebas korupsi. Tapi toh juga beberapa kader yang notabenenya berada di kementerian itu juga ketangkap oleh KPK,” kata Fadhli.

Selain korupsi, isu yang pas untuk PSI nanti adalah persoalan gender yang jadi perhatian generasi milenial.[Ivan/Vonita]

Back to top button