News

Ustaz Adi Hidayat Ungkap 3 Alasan Harus Bangga Jadi Kader Muhammadiyah

Perasaan bangga tak mampu ditutupi Ustaz Adi Hidayat (UAH) setelah hadir dan menyampaikan tausiah dalam acara Tabligh Akbar Semarak Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah yang digelar di Gedung Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sabtu (8/10/2022).

UAH akui perasaan itu tak bisa ia sisihkan sesaat setelah menjadi salah satu kader Muhammadiyah. Ia pun mendorong agar para persyarikatan juga memikiki perasaan serupa.

“Di mana pun, kapanpun dan berkiprah dalam suasana apapun jangan pernah merasa sungkan untuk mengatakan saya kader Persyarikatan Muhammadiyah,” tegas UAH mengutip laman Muktamar48.id, Sabtu (8/10/2022).

UAH pun kembali menegaskan bahwa dirinya merupakan kader tulen di Muhammadiyah. “Saya ingin menegaskan kembali supaya tidak ada statemen yang diucapkan oleh Pak Rektor dan Prof. Dadang Kahmad tadi. Adi Hidayat adalah kader tulen Muhammadiyah,” ucapnya.

Setidaknya kata UAH, ada tiga alasan yang sampai saat ini membuatnya bangga menjadi seorang kader Muhammadiyah.

Pertama, Muhammadiyah merupakan jalan hidup yang mengikuti petunjuk Nabi Muhammad, melalui cicitnya yaitu KH. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah.

“Patut diingat KH. Ahmad Dahlan yang mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah itu 18 November 1912, 8 Dzulhijjah 1330, merupakan keturunan Nabi yang tidak ada perbedaan pendapat di dalamnya tersambung kepada Rasulullah SAW,” sebutnya.

Kemudian, pengorbanan para kader untuk bangsa dan negara yang menurut UAH tak bisa dikesampingkan. Pengabdian dan amal salih yang dilakukan oleh Kader Muhammadiyah diwakafkan untuk kemanfaatan yang luas.

“Wakaf itu tidak mengharuskan kita lupa kepada induknya, penting saya garis bawahi kalimat ini, karena beberapa kali saya menemukan unsur utusan dari Muhammadiyah malu menunjukkan Muhammadiyah nya,” tuturnya.

Terakhir, jalan kader mengikuti Khittah dan Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM) akan selamat sampai menuju Allah SWT. Sebagai kader, pedoman hidup yang dipegang hanya dua, yakni kepada Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.

“Tanam-tanamkan Muhammadiyah di jiwa kita, maka Muhammadiyah akan semarak dan menyemarakan dalam kehidupan berbangsa di negara kita,” tandasnya.

Back to top button