Market

Transisi ke Energi Bersih Genjot Investasi US$2 Miliar per Tahun hingga 2030

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, peta jalan alias roadmap Net Zero Emission (NZE) pertama di Indonesia bakal segera meluncur. Menurut International Energy Agency (IEA), perpindahan Indonesia ke jalur NZE dapat menarik tambahan investasi bersih sebesar US$2 miliar per tahun hingga 2030.

Peluncuran tersebut mendapat dukungan dari IEA Clean Energy Transition Program yang Australia danai. “Adapun tambahan investasi bersih itu dapat menciptakan lebih dari 900 ribu lapangan kerja,” kata Menko Airlangga dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese di Jakarta, Senin (6/6/2022) malam.

Pertemuan tersebut termasuk dalam rangkaian acara lawatan pertama PM Anthony ke Indonesia sejak pelantikan pada 23 Mei 2022.

Lebih jauh Airlangga menjelaskan, permasalahan transisi energi menjadi salah satu topik utama dalam Presidensi G20 Indonesia tahun ini. Pemerintah sangat serius untuk mewujudkan komitmen NZE pada 2060. Komitmen itu, di antaranya melalui kerja sama bilateral mempercepat transisi energi dengan berupaya lebih kuat lagi dalam mitigasi dan pengurangan emisi.

Menko Airlangga juga menyampaikan, hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia telah berlangsung lama. Ia berharap agar hubungan kedua dapat lebih dalam daripada sekadar arsitektur, namun juga harus membawa kemajuan nyata.

“Kepemimpinan PM Anthony ke depannya akan mewakili momen kunci untuk mengeksplorasi peluang baru. Kami mengapresiasi keputusan Anda untuk menghidupkan kembali kemitraan perubahan iklim Australia dengan Indonesia seperti yang kita umumkan hari ini. Kita sekarang perlu mengambil tindakan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan bersama. Caranya dengan membuka miliaran investasi energi bersih,” papar Menko Airlangga.

“Proyek dengan dampak global dan regional harus menjadi inti dari jalur Indonesia menuju NZE. Kami menyambut baik proyek hidrogen hijau Australia di Indonesia untuk siap tahun ini. Solusi cerdas yang dipimpin oleh industri juga harus mendorong upaya bersama menuju rantai pasok yang lebih tangguh,” ujar Menko Airlangga.

Kontribusi Australia pada Transisi Energi Menurut Airlangga

Australia juga dapat mempertimbangkan untuk berkontribusi pada Mekanisme Transisi Energi Asian Development Bank (ADB) yang baru. Mekanisme tersebut antara lain mempercepat pilot project Carbon Capture dan Utilizaton and Storage (CCUS). Begitu juga dengan pemanfaatan amonia di pembangkit listrik tenaga batu bara.

Menurut Menko Airlangga, kedua negara dapat bermitra dalam mengembangkan rencana pekerjaan ramah lingkungan untuk memberdayakan masyarakat, sehingga dapat mengambil peluang dalam ekonomi energi baru. Namun demikian, tahap mengurangi penggunaan bahan bakar fosil tidak dapat dicapai tanpa mengamankan solusi alternatif dan memberdayakan masyarakat.

“Dalam hal ini, Australia dapat bermitra dalam pengembangan keterampilan, semisal dalam beasiswa, pelatihan, pertukaran, akses visa, dan pengakuan keterampilan bersama. Kami mengapresiasi berdirinya Monash University di Indonesia dan mengharapkan lebih banyak lagi Kemitraan Universitas Australia di Indonesia,” tutur Airlangga.

Selain itu, sektor manufaktur yang maju adalah salah satu kunci dalam kerja sama ekonomi kedua negara di bawah Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Ke depannya, kedua negara juga menyambut baik kerja sama dalam ekspor otomotif.

“PM Anthony, kami mengharapkan dukungan Anda untuk membantu memobilisasi dan membuka lebih banyak investasi lagi dalam energi bersih baru, yang akan mampu mendorong transformasi produktivitas, inovasi, lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi,” imbuh Menko Airlangga.

Back to top button