Asian Games yang diadakan di Hangzhou, China, bukan hanya menjadi ajang olahraga internasional, tetapi juga mengekspos kemajuan luar biasa China dalam bidang robotika dan kecerdasan buatan. Dari pengusir nyamuk otonom hingga pianis android, teknologi canggih ini hadir di setiap sudut venue.
Perhelatan Asian Games di Hangzhou membawa lebih dari 12,000 atlet dan ribuan pejabat, jurnalis, dan penonton. Setelah ditunda selama satu tahun karena pandemi COVID-19, acara ini akhirnya dapat diselenggarakan. Hangzhou, yang dikenal sebagai pusat industri teknologi China, memanfaatkan kesempatan ini untuk memamerkan kecanggihannya dalam teknologi.
Robot pengusir nyamuk yang bisa meniru suhu tubuh manusia untuk menarik perhatian nyamuk, berkeliling di area perkampungan atlet. Selain itu, robot-robot anjing yang bisa berlari, melompat, dan bahkan berguling, ditugaskan untuk mengamankan fasilitas pasokan listrik. Ada juga versi miniatur yang bisa menari, dan android berwarna kuning yang memainkan piano.
Kemajuan ini menandai ambisi China untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara seperti Amerika Serikat dan Jepang yang sudah lebih dulu maju dalam bidang robotika.
“Kami percaya bahwa robot bukanlah pengganti manusia, tetapi alat yang dapat membantu manusia,” kata eksekutif DEEP Robotics, Qian Xiaoyu, mengutip Japan Today, Senin (25/9/2023).
Meskipun banyak yang terkesan dengan teknologi baru ini, ada kekhawatiran mengenai masalah privasi. Beberapa perangkat otomatis mengumpulkan data pengguna, sebuah isu yang mungkin menimbulkan pertanyaan etis di beberapa negara. Namun, sepertinya kecanggihan teknologi ini menunjukkan arah masa depan Hangzhou dan China pada umumnya.
Dalam dunia yang semakin mengandalkan teknologi, peran robotika dan kecerdasan buatan di Asian Games Hangzhou menjadi sebuah indikator penting. Ini bukan hanya menandai kemajuan teknologi, tetapi juga menjadi bukti nyata dari ambisi China untuk menjadi pemimpin di panggung teknologi global.
