Kanal

Kolaborasi Lazis Asfa dan Al Azhar: Ukir Sejarah Pendidikan Ulama Muda Indonesia


Pada upacara wisuda yang berlangsung megah di Islamic Mission City, kampus utama Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, Ahad (7/4/2024) waktu setempat, 40 peserta dari Indonesia berhasil menyelesaikan program daurah alamiiy atau pendidikan intensif kelas internasional. 

Program ini merupakan inisiatif dari Yayasan Lazis Asfa (Assalam fil Alamin), sebuah lembaga yang menitikberatkan kepada pembangunan SDM, yang dipimpin oleh Komjen Pol (Purn) Syafruddin Kambo, Msi.

Para lulusan terdiri dari dai muda, imam masjid, dan perwakilan pondok pesantren yang berasal dari tiga provinsi di Indonesia, yaitu Kalimantan Selatan (30 orang), Sulawesi Selatan (6 orang), dan Sulawesi Barat (4 orang). Dari Sulawesi Selatan, terdapat perwakilan dari Pondok Pesantren Immim, DDI Mangkoso, Al-Fakhriyah, Al-Musawwirah, STAI Al-Azhar Gowa, dan Universitas Islam Makassar.

Seremoni wisuda dipimpin oleh Prof Dr Hasan Shalah Sagir, Direktur Akademi Internasional Al-Azhar, mewakili Dr Salamah Jum’ah Ali Daud, Rektor Universitas Al Azhar. 

Hadir pula dalam acara tersebut Prof Dr Nahlah al-Shaidi, penasehat Imam Besar Grand Al-Azhar divisi mahasiswa asing, serta Dr Abdul Muta’ali, Atase Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo.

Menurut Muhammad Irsyad (34), salah satu wisudawan, program daurah internasional yang berlangsung selama 62 hari ini merupakan sebuah seremoni penutupan yang sangat berarti. 

“Program ini diawali pada 11 Februari dan berakhir pada 4 April 2024, membekali kami tidak hanya dengan ilmu agama tetapi juga dengan keterampilan dakwah yang relevan di era global,” ungkap Irsyad dalam keterangannya.

Program daurah terbagi ke dalam lima sesi utama, mencakup pengembangan keterampilan bahasa Arab, persiapan dai sesuai tuntutan zaman, pembongkaran pemikiran ekstrimisme, keterampilan dalam berfatwa, hingga hukum tilawah Al-Quran dan tajwid. 

Dengan 20 pertemuan untuk setiap sesi, program ini menghadirkan dosen dan pemateri ahli dari kalangan Ulama Al-Azhar dan para profesional di bidangnya, termasuk direktur koran terbesar Mesir, Ahram, dan mantan wakil menteri dalam negeri Mesir yang mengisi materi tentang strategi menghadapi paham ekstrimisme.

KH Syawir Dahlan (62), Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Dakwah dan Tilawah Pangkep, menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya, “Kami haturkan terima kasih kepada Pak Jenderal Syafruddin dan Alazhar, karena beliaulah kami bisa diwisuda dengan lima ijazah sekaligus. Ini adalah awal dan akan berlanjut di masa mendatang,” ujarnya.

Program ini merupakan langkah awal dalam mencetak kader ulama yang tidak hanya unggul dalam ilmu agama tetapi juga berwawasan luas dan mampu menjangkau semua golongan bangsa dan agama, sesuai dengan prinsip Islam wasatiyah atau moderat.

Back to top button