Market

Tanker Iran Ditangkap Bakamla, CERI Curiga Minyaknya untuk Kilang Cilacap

Indonesia benar-benar surganya produk ilegal. Setelah ekspor 5,3 juta ton nikel ilegal temuan KPK yang belum ditangkap pelakunya, kini muncul kapal super tanker berbendera Iran membawa 2,3 juta minyak mentah. Nilainya fantastis Rp4,6 triliun.

Direktur Eksekutif Center of Energy and Recources Indonesia (CERI) Yusri Usman mengatakan, penangkapan super tanker MT Arman 114 oleh Bakamla, bukanlah kejadian biasa. Yang perlu dicermati adalah siapa pemesan minyak mentah sebanyak 272.569 metrik ton, atau setara 2,3 juta barel itu.

Dia pun teringat kejadian 18 tahun lalu yang bikin heboh se-Indonesia. Kala itu, Pertamina mengimpor minyak mentah dari jenis Zatapi Crude. Belakangan terungkap adanya pengusaha migas kakap yang bermain. “Saya Khawatir kejadian ini sama dengan 2005. Terungkap impor minyak mentah haram, Zatapi Crude,” kata Yusri, Jakarta, Rabu (12/7/2023).

Atas kejadian ini, Yusri mengaku sudah mengonfirmasi Direktur Optimasi Feedstock dan Produk Subholding PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Sani Dinar Saifudin, Selasa malam (11/7/2023). “Pak Sani Dinar membantah kargo Iran Crude yang ditangkap Bakamla itu, untuk kebutuhan kilang Pertamina,” ungkap Yusri.

Namun, Yusri tak langsung percaya dengan pernyataan itu. Informasinya. akibat embargo Amerika Serikat, minyak mentah asal Iran itu diedarkan di pasaran Singapura, dirubah menjadi Oman Light Crude. “Nah, minyak mentah tersebut (oman light crude) cocok untuk Kilang Cilacap yang kilang 1, atau fuel oil complex (FOC) 1,” beber Yusri.

Yusri mengakui, awalnya mencurigai kargo tersebut dipasok untuk kebutuhan kilang Cilacap. Sebagai pengganti Arab Light Crude (ALC) yang kabarnya akan dikurangi pasokannya oleh pihak Pertamina.

“Maklum saja, kata pedagang minyak di pasar internasional, jika pasokan ALC dipertahankan, tentu tak ada pemain tengah alias calo yang bisa meraih cuan gede. Sebab pembelian ALC adalah kontrak antara Saudi Aramco dengan Pertamina berskema G to G,” timpal Yusri.

Pada 6 Januari 2023, Sekretaris CERI, Hengki Sepriadi melayangkan konfirmasi kepada Sani terkait rencana pengurangan impor ALC. Kala itu, Sani menjawab tidak ada pengurangan impor ALC untuk tahun ini. Yang ada adalah optimasi.

“Pak Sani juga mengatakan bahwa KPI akan melakukan plant test minyak mentah baru yang mungkin dari hasilnya bisa menjadi alternatif substitusi minyak mentah ALC ke depannya,” ungkap Yusri.

Masih kata Yusri, CERI mendapat informasi bahwa di pemain minyak global bereaksi keras atas rencana KPI yang mulai mengurangi penggunaan ALC dari Aramco.

Untuk pengadaan ALC, awalnya berskema G to G (government to government) antara Indonesia dengan Saudi Arabia bersubah menjadi business to business (B to B). Pihak Saudi Aramco siap memasok 3,6 juta barel per bulan untuk kebutuhan feedstock Kilang Cilacap milik Pertamina. Kabarnya ada doronyan dari KPI mengurangi impor ALC sebanyak 50 persen, menjadi 1,8 juta barel per bulan.

Back to top button