Market

Salah ‘Parkir’ Investasi di Bank Mayapada, Cathay Life Tekor Rp4,4 Triliun

Mungkin banyak yang tak tahu, ada catatan hitam terkait investasi asing di Bank Mayapada. Perusahaan asuransi Taiwan, Cathay Life Insurance Co merugi NT$8,8 miliar, setara Rp4,4 triliun (kurs Rp504 per New Taiwan Dolar (NT$) karena investasi di Bank Mayapada.

Dikutip dari pemberitaan di taipeitimes.com pada 11 Agustus 2010, Cathay menginvestasikan dana kelolaannya sebesar NT$13,3 miliar (Rp6,7 triliun) di Bank Mayapada, sejak 2015. Awalnya, investasi itu memberikan keuntungan lumayan. Sebesar NT$700 juta atau Rp352 miliar dalam hampir lima tahun.

Belakangan, Executive Vice President Cathay Life, Lin Chao-tin menjelaskan, adanya tekor NT$8,8 miliar dari investasi perseroan di bank milik konglomerat Dato Sri Tahir itu. Lantaran bank ini ditengarai masuk pusaran skandal besar.

Atas salah investasi ini, kata Lin, mau tak mau, Cathay harus merevisi laporan keuangan, khususnya di pos pendapatan untuk Juni. Dari laba bersih NT$6,52 miliar (Rp3,3 triliun), berbalik menjadi rugi bersih NT$520 juta (Rp252 miliar). Ini merupakan kerugian bulanan pertama dalam 17 bulan terakhir.

Sejatinya, kata Lin, kejadian ini bukan kali pertama dialami Cathay Life. Sejak awal 2020, Cathay menhitung adanya kerugian investasi sebesar NT$5,2 miliar awal 2020. Ditambah kerugian di paruh kedua, total kerugian investasi Cathay di Bank Mayapada mencapai NT$14 miliar.

Pada akhir Agustus 2020, masih kata Lin, Cathay melakukan uji tuntas Bank Mayapada. Dalam perhitungannya, rasio pinjaman bermasalah (Non Performing Loan mencapai 6,94 persen. Lebih tinggi ketimbang rata-rata industri perbankan yang di bawah 3 persen. Angka itu cukup mengkhawatirkan, meski Bank Mayapada menghasilkan laba sebesar Rp143,6 miliar di paruh pertama 2020.

Pihak Cathay juga memberikan catatan kepada Benny Tjokrosaputro (Bentjok), salah satu debitur Bank Mayapada yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus keuangan Jiwasraya pada Januari 2020. Hal ini memicu pelarian dana dari Bank Mayapada.

Meski investasinya tekor NT$14 miliar (Rp7,056 triliun) di Bank Mayapada, kata Presiden Cathay Financial Holding Co, Lee Chang-ken, pihaknya masih mempertimbangkan apakah akan menaikkan porsi sahamnya dari 37,33 persen menjadi 51 persen.

“Kami masih berbicara dengan pemerintah Indonesia dan keluarga Thahir, pemegang saham pengendali Bank Mayapada tentang banyak hal. Termasuk bagaimana menangani pinjaman Benny Tjokrosaputro,” kata Lee.

“Berdasarkan pengalaman investasi kami di Vietnam dan Kamboja, kami percaya bahwa jika kami memiliki kendali atas entitas investasi, pengembaliannya akan solid. Jadi kami masih mengevaluasi apakah kami akan menjadi pemegang saham pengendali di Bank Mayapada,” imbuh Lee.

Untuk menentukan arah investasi di Bank Mayapada, kata dia, Cathay perlu waktu 3 bulan untuk memutuskannya.

Back to top button