Market

Sumut Alami Surplus Cabai Merah hingga 41.950 Ton

Penjabat Gubernur Sumatera Utara, Hassanudin mengatakan komoditas cabai merah di wilayahnya saat ini mengalami surplus 41.950 ton, yang diperoleh dari total produksi 146.182 ton dengan jumlah kebutuhan masyarakat 104.230 ton.

“Lumbung-lumbung cabai Sumut mampu memproduksi 146.182 ton, yang dengan jumlah kebutuhan masyarakat 104.230 ton, kita masih surplus 41.950 ton. Namun, ini harus tetap dijaga, apalagi untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru 2024,” ujarnya usai menghadiri panen raya cabai merah di Desa Lubuk Cuik, Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batubara, Sumut, Kamis (26/10/2023).

Hassanudin mengatakan cabai menjadi salah satu komoditas yang paling dibutuhkan oleh masyarakat, sekaligus penyebab tingginya inflasi di Indonesia.

“Walau kawasan sentra produksi cabai merah di sejumlah wilayah Sumut menghasilkan produksi 146.182 ton, namun perlu tetap diwaspadai mulai dari stabilitas harga dan ketersediaannya,” katanya.

Terkait hal itu, Hassanudin mendukung pembangunan rumah produksi pasta cabai merah di Desa Tanah Itam Hilir, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batubara, agar menjadi solusi bagi semua pihak terhadap kebutuhan cabai merah di Sumut.

“Masyarakat selaku konsumen tidak menjerit saat harga melambung tinggi. Begitu juga petani tidak mengeluh saat harga anjlok,” sebutnya.

Ia berharap petani cabai di daerah itu dapat terus meningkatkan produksi tanaman cabai. Saat ini, luas lahan cabai di Desa Lubuk Cuik dan desa sekitarnya 630,52 ha dengan produktivitas 12-15 ton/ha. “Kita harapkan harga dan ketersediaan cabai untuk masyarakat Sumut cukup,” ujarnya.

Dalam kunjungan tersebut, Hassanudin juga menyerahkan sejumlah bantuan berupa 40.000 kg pupuk organik, 100 sachet benih cabai, 200 gulung mulsa, dan hand sprayer elektrik kepada tiga kelompok tani yang ada di wilayah itu.

Bupati Batubara Zahir menambahkan Lubuk Cuik merupakan desa penghasil cabai merah terbesar kedua di Sumut, setelah desa di Kabupaten Karo.

Hasil produksinya tidak saja dipasarkan ke wilayah Batubara tapi juga di luar daerah seperti Medan, Padang, Pekanbaru, Dumai, dan Batam.

Ia mengatakan perlunya membangun rumah produksi pasta cabai merah, sehingga ketika cabai masuk masa panen harganya tidak langsung anjlok, akibat dimainkan oleh para tengkulak.

“Tahun ini juga melalui Kementerian Koperasi dan UKM akan dibangun pabrik pasta cabai, alatnya sedang diproses, untuk pabriknya baru dimulai November hingga Desember selesai. Jadi, ketika panen raya petani bisa merasakan harga yang stabil, karena pabrik pasta cabai menjamin itu. Doakan ini segera diresmikan,” katanya.

Back to top button