Hangout

Mengagumi Keindahan Wisata Alam dan Budaya di Desa Sembungan Wonosobo

Senin, 04 Jul 2022 – 07:12 WIB

Desa Sembungan Wonosobo

Dokumentasi Kemenparekraf

Desa Wisata Sembungan di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, menjadi salah satu destinasi wisata yang patut Anda kagumi. Seperti apa keindahannya?

Desa yang dinobatkan sebagai desa wisata tertinggi di Pulau Jawa ini berhasil masuk dalam 50 besar desa wisata terbaik pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Selama perjalanan menuju objek wisata, wisatawan disuguhkan dengan panorama alam hamparan sawah berundak-undak, berlatar bukit hijau dan dibalut dengan sejuknya udara pegunungan. Hal itu lantaran berada pada ketinggian 2.300 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Eksotisme bentangan alam lainnya yang bisa dinikmati adalah Puncak Sikunir. Salah satu objek wisata desa Sembungan yang menawarkan keindahan pemandangan matahari terbit. Bahkan disebut sunrise di Puncak Sikunir ini yang terbaik di Asia.

Untuk bisa menikmati sunrise, wisatawan dapat mengunjungi Puncak Sikunir pada musim kemarau, karena cuacanya cenderung lebih cerah dan tidak berkabut.

Menuju Puncak Sikunir, wisatawan disuguhi pemandangan alam lainnya yaitu Telaga Cebong. Diberi nama cebong karena bentuknya menyerupai bayi katak. Telaga ini dulunya bekas kawah purba seluas 18 hektare, tetapi seiring waktu kawah tersebut mati atau menyempit dan tersisa sekitar 12 hektare.

Desa Wisata Sembungan ini juga memiliki daya tarik wisata alam air terjun, yaitu air terjun Sikarim. Aliran air terjun Sikarim ternyata berasal dari Telaga Kecebong.

Selain wisata alam, Desa Wisata Sembungan memiliki daya tarik budaya. Dalam kesempatan itu, Menparekraf Sandiaga disambut oleh tari angguk. Tari angguk adalah tari tradisional kerakyatan yang tumbuh secara turun-temurun dalam lingkungan masyarakat. Disebut angguk karena gerakan tariannya sering menggunakan anggukan kepala.

Desa Sembungan Wonosobo
Dokumentasi Kemenparekraf

Kemudian, ada ruwatan rambut gimbal. Ini merupakan upacara pemotongan cukur rambut pada anak-anak berambut gimbal, untuk membersihkan dari hal-hal buruk. Ritual ruwatan ini biasanya diadakan pada tanggal satu sesuai kalender Jawa suro.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno sangat menikmati dan mengagumi keindahan alam dan budaya yang ditawarkan oleh Desa Wisata Sembungan di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

“Kami ingin mengucapkan selamat kepada Desa Wisata Sembungan yang masuk dalam 50 desa wisata terbaik. Ini adalah suatu kolaborasi wisata alam, budaya yang sangat fantastis,” kata Menparekraf Sandiaga, usai visitasi di Desa Wisata Sembungan, baru-baru ini.

Menparekraf Sandiaga bersama dengan Wakil Bupati Wonosobo, Albar, berkesempatan untuk mengikuti prosesi ritual ruwatan hingga benar-benar terpotong rambutnya.

Produk ekonomi kreatif Desa sembungan

Produk ekonomi kreatif Desa Sembungan juga beragam. Untuk kuliner ada makanan khas carica, terong belanda, dan purwaceng. Sementara untuk fesyen ada topi, syal rajut, batik, hingga kaos. Lalu kriya gantungan kunci, kerajinan kayu dan bambu.

Kelengkapan amenitas Desa Sembungan cukup baik, terdapat toilet, warung makan, camping, dan juga homestay. Untuk biaya sewa homestay per kamar antara Rp250.000 sampai Rp400.000.

Legalitas Desa Wisata Sembungan telah didukung dengan SK Bupati Wonosobo tahun 2020, SK Pokdarwis 2008, SK Kemenkumham 2016 dan SK Pokdarwis 2019, dan SK Pengelola Desa Wisata pada tahun 2020. Sehingga, kelembagaan desanya sudah benar-benar diperkuat.

Pengembangan desa wisata ini menjadi lokomotif dalam menjaga momentum kebangkitan ekonomi pascapandemi. Hal ini dibuktikan dari big data yang diterima Menparekraf bahwa dengan adanya desa wisata, peningkatan ekonomi masyarakat naik hingga 30 persen. Karenanya Menparekraf berkomitmen untuk terus menggelorakan desa-desa wisata yang ada di Indonesia.

“Berdasarkan big data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, kenaikan ekonomi masyarakat dengan adanya desa wisata ini mencapai 30 persen. Ini menjadikan suatu momentum kebangkitan kita. Di tengah pandemi desa wisata menjadi pilihan,” ujar Sandiaga.

Back to top button