Kanal

Sejak 1960-an, Anak-anak Telah Diserbu Kampanye LGBT di Ruang Keluarga

Namun, kabar tentang adanya penolakan Warner Bros soal penggambaran LGBT itu ditepis Audie Harrison, sutradara film baru Scooby-Doo. Kepada National Public Radio (NPR), radio yang berjaringan kuat di seluruh dunia, Harrisson mengatakan,  Warner Bros “Sangat mendukung arah ini untuk karakter Velma sejak hari pertama. Sejujurnya tidak terpikir oleh saya bahwa kami melakukan sesuatu yang begitu inovatif sampai sekarang,” kata Harrison.

Barangkali ini berita ‘kecil’ mengingat kian ‘biasanya’ kabar ini beredar. Namun mempertimbangkan daya rusaknya, sejatinya persoalan ganjil ini tetap saja bukan hal biasa. Lebih dari setengah abad beredar memenuhi ruang keluarga setiap rumah tangga di seluruh dunia, terkuaklah sejelasnya bahwa tokoh Velma Dinkley dalam serial yang tak mungkin terlewatkan setiap mata generasi X, “Scooby-Doo” adalah seorang lesbian.

Kepastian soal lesbiannya Velma itu “dikonfirmasi” sebuah klip yang viral, petikan dari film “Scooby-Doo” terbaru yang dirilis Oktober ini.  Adegan dipotong dari “Trick or Treat Scooby-Doo!” dan beredar di Twitter menyertai rilis film baru tersebut. Dimulai dengan kemunculan Velma, tokoh berambut coklat dengan potongan bob dan poni di dahinya. Tokoh itu makin dibikin special dengan  kacamata hitam serta kaos turtleneck oranye dan rok lipit merah marunnya yang ikonik.

Dalam perjumpaan dengan perancang kostum, Coco Diablo—sang perempuan penjahat dalam film itu–tiba-tiba paras Velma merona merah. Ia tersipu.  Kacamatanya terlihat berkabut.  Sebentar film memperlihatkan ia menghela nafas. Pada adegan selanjutnya Velma berterus terang menyatakan kepada sahabatnya, Daphne Blake, bahwa ia menyukai Diablo.

“Aku sangat senang, Daphne. Apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kukatakan?”

Hanya dalam hitungan menit, klip itu segera direspons banyak penonton. Trinity Wheeler, seorang siswa 18 tahun dari Ontario, Kanada, adalah orang pertama yang membagikan klip tersebut secara online, dengan menambahkan judul berhuruf kapital: “OMG LESBIAN VELMA FINALLY.” Hanya perlu 48 jam, video itu telah diputar lebih dari 5,5 juta kali dan menerima lebih dari 200 ribu “Like”.

Like”? Demikianlah generasi milenial dan Z merespons persoalan LGBT saat ini. Sikap Wheeler bisa menjadi contoh gambling. Menonton klip itu bersama keluarganya usai makan malam pada Senin malam itu, Wheeler (justru) mengaku sangat senang melihat hal yang baru itu: adegan Velma yang menegaskan ketertarikannya pada wanita. Itu yang membuatnya membagikan klip video itu di Twitter, sebagai “bukti” bahwa akhirnya benar dugaan orang pada Velma selama ini.  Tanggapan atas postingnya itu menurut Wheeler,”Sangat positif.”

Bila Wheeler mengaku membagikan klip tersebut hanya untuk memberikan bukti, adegan dalam film terbaru Scooby itu memang sejatinya bisa disebutkan sebagai  ‘verifikasi’ Warner Bros–pemilik waralaba. Sejak lama, para penggemar “Scooby-Doo”, apalagi yang mulai beranjak dari pikiran seorang bocah seiring usia, mencurigai Velma.  Telah lama penonton dari generasi baby-boomers –lahir dari 1946 hingga 1964– menggembar-gemborkan Velma sebagai ikon yang agak ganjil. Entah siapa yang memulai, tetapi profil seperti itu memang lekat dengan Velma sejak awal episode yang tayang di tv.

Produser serial animasi tersebut untuk episode-episode selama 2010-2013, Tony Cervone, mengatakan, figur Velma dengan kecenderungan tersebut sebenarnya telah dicoba digambarkan lebih dari 20 tahun terakhir.

Hal itu diakui James Gunn, penulis dua cerita film “Scooby-Doo” yang telah dirilis. Di Twitter ia menulis bahwa dirinya telah menulis Velma sebagai lesbian itru secara eksplisit dalam naskah awal  yang dia bikin pada 2001. Namun, menurut dia, saat itu dia mendapat penolakan dari Warner Bros. Namun postingan itu kini telah dihapus.

Belakangan, sebelum ‘proklamasi’ berupa dibuatnya bagian adegan Velma-Diablo tersebut, Tony Cervone, yang juga menjadi produser untuk film “Scooby-Doo: Mystery Incorporated,” memposting gambar Velma di depan bendera Pride, lambang LGBT saat ini. “Kami telah membuat segalanya jelas sepuluh tahun lalu,” tulis Cervone menegaskan. Sebagian besar penggemar, pasti tahu. Bagi yang tidak, saya sarankan Anda memperhatikan lebih dekat, ”tulis Cervone.

Namun, kabar tentang adanya penolakan Warner Bros soal penggambaran LGBT itu ditepis Audie Harrison, sutradara film baru Scooby-Doo. Kepada National Public Radio (NPR), radio yang berjaringan kuat di seluruh dunia, Harrisson mengatakan,  Warner Bros “Sangat mendukung arah ini untuk karakter Velma sejak hari pertama. Sejujurnya tidak terpikir oleh saya bahwa kami melakukan sesuatu yang begitu inovatif sampai sekarang,” kata Harrison.

**

Keterusterangan Warner Bros itu membuka fakta bahwa sejatinya sejak era 1960-an pun kampanye LGBT telah merasuki film-film kartun Hollywood. Bila Scooby-Doo mulai beredar sejak 1969, artinya hampir semua generasi X—saat ini merupakan 20 persen WNI—menontonnnya.

Fakta itu pun hanya kian memperjelas kita bahwa bahkan kepada film kartun pun kita tak bisa percaya begitu saja dan membiarkan anak-anak kita menontonnya tanpa pendampingan.  Kalau melihat deretan film kartun yang dipersoalkan karena menyertakan konten LGBT seperti di bawah ini, bagaimana mungkin para orang tua akan tenang?

Zootopia” (2016) buatan Disney, misalnya, secara terang-terangan menampilkan karakter LGBT. Di sana ada pasangan sejenis, yakni Pronk dan Bucky Oryx-Antlerson, tetangga dari protagonis filmnya, Judy Hopps.

Beauty and the Beast” (2017), yang bukan kartun, menampilkan karakter sampingan bernama LeFou yang mengagumi sosok Gaston secara romantis. Selain itu, dalam salah satu adegannya, LeFou juga sempat terlihat berdansa dengan sesama laki-laki.

Toy Story 4” (2019) juga demikian. Ada karakter figuran yang tampak pada background pada adegan hari pertama Bonnie sebagai murid TK, yakni dua perempuan yang sedang bersama anak mereka pada sebuah TK. Di AS, adegan itu memancing pemboikotan oleh komunitas One Million Moms, yang menganggap adegan itu “berbahaya”.

Onward” (2020), menampilkan Specter, seorang polisi perempuan, berkata,”Nggak mudah menjadi orang tua baru. Putri istri saya sering menarik rambut saya.” Kata “istri” dalam dialog itu secara tak langsung mengonfirmasi bahwa Specter adalah seorang lesbian.

Cruella” (2021), bikininan Disney, menampilkan tokoh Artie, pemilik toko busana bergaya flamboyan yang sempat Cruella datangi pada salah satu adegannya. Artie merupakan karakter dengan orientasi homoseksual sama.

Turning Red” (2022) juga disebut-sebut menampilkan karakter homoseksual, Priya Mangal, karakter LGBT dengan orientasi seksual queer.

Lightyear” (2022) yang beredar di Disney Plus Hotstar, menampilkan adegan ciuman sesama jenis, manakala Alisha Hawthorne berciuman dengan ‘istri’-nya. Momen ini juga menjadi penanda pertama kalinya film animasi Disney menampilkan adegan ciuman dari karakter LGBT. Anehnya, adegan ciuman LGBT  ittu sempat dihapus. Namun, karena menimbulkan kontroversi pada komunitas LGBT, adegan ciuman Alisha dengan pasangan lesbian-nya akhirnya dimasukkan kembali ke dalam film.

The Simpsons”, yang menampilkan  sepasang karakter kembar, Patty dan Selma Bouvier. Nah, sosok Patty Bouvier itu dalam salah satu episode mengaku sebagai lesbian.

How to Train Your Dragon”, produksi DreamWorks,  yang menampilkan karakter Gobbler the Belch, seorang pejuang Viking veteran yang berorientasi seksual seorang gay.

The Legend of Korra”, dalam animasi ini yang muncul adalah karakter protagonist yang merupakan seorang biseksual.

Tidak hanya itu, yang didapat dengan riset sederhana saja diketahui bahwa “Batman: Bad Blood” (2016), “Attack on Titan”, “BoJack Horseman”, bahkan “Sausage Party”, yang sebenarnya memang benar-benar buat anak-anak. Di sana ada karakter Teresa Del Taco yang merupakan lesbian, hingga Kareem dan Sammy yang menjadi sepasang kekasih homoseksual.

Begitu pula “Adventure Time”, “Superman: Red Son” dan “Peppa Pig”. Cara yang dilakukan kartun “Peppa Pig”—kartun buat anak-anak usia 3-5 tahun, bahkan menohok. Dalam sebuah episode berjudul “Keluarga”, terdapat adegan pendek saat teman sekelas Peppa, Penny Polar Bear, berbicara tentang kelaurganya.

Ia menggambar keluarganya — dua ekor beruang kutub yang masing-=masing memakai gaun. Penny berkata: “Saya Penny Polar Bear. Saya tinggal bersama ibu saya dan ibu saya yang lain. Satu ibu adalah dokter dan satu ibu memasak spageti. Saya suka spageti.”

Oh ya, itu hanya film kartun. Di film-film lainnya, kita btahu, semua itu tak terkira banyaknya. [The New York Times/The Washington Post/ variety.com]

Darmawan Sepriyossa

Back to top button