Market

Rupiah Terangkat oleh Data Ekonomi AS yang ‘Demam’

Transaksi nilai tukar (kurs) rupiah antarbank di Jakarta pada Jumat (3/6/2022) pagi menguat. Rupiah terangkat lantaran data ekonomi AS yang kurang baik alias demam. Terlihat dari data tenaga kerja dan pesanan pabrik negara Paman Sam yang kurang menggembirakan.

Rupiah pagi ini bergerak menguat 39 poin atau 0,27 persen ke posisi Rp14.441 per dolar AS. Level ini ketimbang posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.480 per dolar AS.

“Dolar AS melemah pascarilis data tenaga kerja dan pesanan pabrik yang kurang menggembirakan di AS,” kata analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta, Jumat (3/6/2022).

Dolar AS dalam tekanan di tengah pasar yang mempertimbangkan data ekonomi AS yang kurang baik hasilnya sehingga membuat rupiah terangkat.

Jumlah tenaga kerja baru di sektor swasta AS yang ADP National Employment laporkan menunjukkan pada April hanya bertambah 128.000 tenaga kerja.

Angka tersebut lebih rendah dari estimasi pasar untuk pertumbuhan 300.000 tenaga kerja dan periode sebelumnya 202.000 tenaga kerja.

Data ekonomi lain yang dapat membebani pergerakan dolar AS adalah jumlah pesanan barang-barang yang manufaktur AS produksi. Angkanya meningkat lebih sedikit dari perkiraan pada April.

Departemen Perdagangan AS melaporkan jumlah pesanan pabrik hanya naik 0,3 persen pada April setelah melonjak 1,8 persen pada Maret. Angka tersebut juga lebih rendah dari ekspektasi untuk kenaikan pesanan sebesar 0,7 persen.

Pada Kamis (2/6/2022) lalu, rupiah ditutup menguat 54 poin atau 0,37 persen ke posisi Rp14.480 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.534 per dolar AS.

Back to top button