Market

Punya Fundamental Kuat, Menko Airlangga Yakin Ekonomi RI Tahan Goncangan Konflik Iran-Israel


Menko Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis, fundamental ekonomi Indonesia masih cukup kuat untuk meredam dampak konflik Iran dan Israel yang dimulai pada Sabtu malam (13/4/2024).

Dia memaparkan, pertumbuhan ekonomi masih terjaga di atas 5 persen dengan inflasi yang terkendali. Sampai dengan Februari 2024, neraca perdagangan Indonesia masih mengalami surplus. Cukup aman untuk menopang cadangan devisa (cadev) yang pada posisi Maret 2024 masih kuat.

“Kita harapkan para pelaku pasar untuk tetap tenang dan tidak mengambil langkah spekulatif. Pemerintah akan terus mencermati perkembangan global dan regional yang ada serta akan mengambil langkah-langkah yang kuat dan fokus dalam menjaga stabilitas sistem keuangan,” ujar Airlangga di Jakarta, Selasa (16/4/2024).

Ketum Partai Golkar ini, mengatakan, guna meredam dampak kenaikan harga minyak global akibat konflik geopolitik Iran dan Israel ini, pemerintah terus memantau kondisi APBN agar dapat menjalankan perannya secara optimal sebagai shock absorber.

Saat ini, lanjut Airlangga, pemerintah terus melaksanakan koordinasi lebih lanjut bersama otoritas moneter dan fiskal untuk menghasilkan bauran kebijakan yang tetap menjaga stabilitas ekonomi.

Sebagai informasi, pasca serangan Iran ke Israel pada Sabtu malam (13/4), harga minyak mentah global masih fluktuatif.

Pada perdagangan (15/4/2024), harga minyak mentah jenis Brent melemah 0,18 persen (dtd) ke level 90,29 dolar AS/barel. Naik jika dibandingkan posisi 1 Januari 2024 sebesar 77,4 dolar AS/barel.

Sedangkan minyak mentah jenis WTI turun 0,28 persen ke level 85,42 dolar AS/barel, lebih tinggi dibandingkan posisi 1 Januari 2024 sebesar 71,65 dolar AS/barel.

Adapun sebagai respons atas perkembangan konflik di Timur Tengah, Kemenko Perekonomian mengadakan rapat koordinasi yang melibatkan seluruh unsur kedeputian, bersama Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan sejumlah duta besar pada Senin (15/4/2024).

Turut mengundang Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika (Dirjen Aspasaf), Duta Besar (Dubes) RI Amman, Dubes RI Teheran, dan Perwakilan KBRI di Beirut guna menyampaikan kondisi terkini terkait situasi di Timur Tengah yang akan menjadi latarbelakang langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya.

Dubes RI di Amman (Jordania) Ade Padmo Sarwono menyampaikan harapan kiranya perkembangan ini tidak mengalami eskalasi karena akan berdampak pada ekonomi negara-negara di kawasan dan termasuk berdampak ke Indonesia.

“Berbagai pihak saat ini berupaya untuk meredam eskalasi konflik. Secara umum, ketegangan di kawasan meningkat, namun sejauh ini masih dapat dikelola,” ungkap Ade.

Dubes RI Teheran (Iran), Ronny P Yuliantoro menyampaikan perkembangan politik dalam negeri Iran, dan antisipasi berbagai dampak eskalasi dari serangan Iran ke Israel.

“Kita perlu mengantisipasi dampak ketegangan di kawasan dan disrupsi logistik serta rantai pasok, karena pentingnya posisi dan jalur Selat Hormuz yang mengakomodasi puluhan ribu kapal per tahun,” papar Ronny.

Back to top button