Market

PT Pefindo Yakin Perbankan Lebih Pilih Kucurkan Kredit daripada Beli SBN Selama 2024

PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo menilai dampak rencana pemerintah untuk menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak Rp600 triliun tahun 2024 ini tidak akan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas untuk penyaluran kredit perbankan, atau risiko terjadinya crowding-out effect.

“Dengan suku bunga tinggi saat ini, justru perbankan akan lebih mendapatkan insentif jika meningkatkan penyaluran dibandingkan berinvestasi di SBN,” kata Direktur PT Pefindo, Hendro Utomo melalui keterangan resminya Rabu (10/1/2024).

Hal ini bisa dilihat dari perbandingan selisih bunga antara suku bunga dana pihak ketiga (DPK) dengan rata-rata yield obligasi pemerintah maupun dengan suku bunga kredit perbankan.

Berdasarkan data yang Pefindo terima dan olah, rata-rata suku bunga kredit modal kerja per Oktober 2023 sebesar 9,05 persen lebih tinggi daripada yield obligasi pemerintah di periode yang sama (Oktober 2023) sebesar 6,44 persen.

Dengan tingkat suku bunga DPK di atas 12 bulan rata-rata di 5,22 persen, maka perbankan akan mendapatkan selisih bunga yang jauh lebih besar melalui penyaluran kredit. Tren ini bila dibandingkan penempatan di obligasi pemerintah yang risikonya memang lebih rendah.

Walaupun loan to deposit ratio (LDR) perbankan cenderung meningkat akhir-akhir ini, namun angkanya masih di kisaran yang terjaga. Sehingga masih ada ruang bagi perbankan untuk terus melanjutkan ekspansi kreditnya. Peluang ini seiring dengan upaya-upaya meningkatkan porsi dana pihak ketiga.

Back to top button