Market

Program Kompor Listrik Dinilai sebagai Kebijakan ‘Brutal’

Senin, 26 Sep 2022 – 16:03 WIB

Gas Elpiji, Harga Naik, Gas Elpiji Non Subsidi, inilah.com

Pedagang gas elpiji eceran menyiapkan gas di tokonya di kawasan, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (6/1/2022). (Foto: Inilah.com/Didik Setiawan)

Program pemerintah terkait konversi kompor listrik dari kompor konvensional yang menggunakan elpiji 3 kilogram mendapat kritik keras dari pengamat. Tak tanggung-tanggung, program ini dinilai sebagai kebijakan yang sangat ‘brutal’.

“Kebijakan ini (konversi ke kompor listrik) sama saja dengan menghapus subsidi elpiji bagi rakyat miskin. Kemudian, mereka disuruh konsumsi surplus listrik PLN (Perusahaan Listrik Negara),” kata Anthony Budiawan, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) di Jakarta, Senin (26/9/2022).

Menurut dia, hal itu sama artinya dengan membebankan kesalahan kebijakan di sektor pembangkit listrik  kepada rakyat miskin. “Ini kebijakan yang sangat ‘brutal’,” timpal dia.

Belakangan, pemerintah gencar mengampanyekan konversi penggunaan kompor berbahan bakar elpiji diganti dengan kompor listrik, termasuk kompor induksi. Pemerintah bahkan akan membagi-bagikan secara gratis paket lengkap kompor listrik seharga Rp1,8 juta untuk ratusan ribu kepala keluarga dalam program tersebut.

Jika berhasil, program konversi kompor listrik ini juga diharapkan bisa jadi solusi masalah kerugian PLN. Kerugian itu dipicu oleh kelebihan pasokan atau oversupply listrik PLN, terutama untuk jaringan Jawa-Bali lantaran banyaknya pembangkit baru yang terus dibangun.

Pada saat yang sama, PLN juga giat mengampanyekan konversi kompor listrik. Setelah Solo dan Denpasar, DKI Jakarta akan menjadi sasaran pilot project konversi elpiji 3 kilogram ke kompor induksi berikutnya.

Sebagai informasi, kompor listrik yang dijual di pasaran umumnya membutuhkan konsumsi listrik 800 watt sampai 1.000 watt setiap satu tungkunya. Jika satu kompor memiliki dua tungku dan dinyalakan bersama, tentulah listrik yang dibutuhkan dua kali lipatnya.

Lalu bagaimana jika sambungan listrik di rumah hanya masuk golongan 900 VA, bahkan masih banyak rumah tangga miskin yang jadi sasaran program konversi kompor listrik hanya memiliki tengangan 450 VA?

“Bagi masyarakat yang termasuk golongan pelanggan 450 VA dan 900 VA, tetap bisa memakai kompor listrik hingga 1.000 watt,” kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo kepada salah satu stasiun televisi nasional, Senin (26/9/2022).

Menurut Darmawan, dalam program konversi kompor listrik yang diinisiasi PLN, pihaknya akan menyediakan jalur khusus. Karena itu, tidak akan sampai mengganggu sambungan listrik yang sudah terlanjur terpasang di rumah.

“Meskipun disediakan jalur kabel khusus memasak oleh PLN, daya listrik Keluarga Penerima Manfaat atau KPM  tidak mengalami perubahan. Yang 450 VA tetap 450 VA, yang 900 VA juga tetap 900 VA,” kata Darmawan. Selain itu, ia menegaskan, kalau pelanggan PLN golongan 450 VA maupun 900 VA tidak akan dipaksa untuk menambah daya. “Kami juga memastikan, tidak ada pengalihan daya 450 VA ke 900 VA sebagaimana yang sempat beredar di masyarakat,” ungkap Darmawan.

Back to top button